Hamas Siap Bebaskan Sandera AS-Israel, Netanyahu Tolak Gencatan Senjata

3 hours ago 1

Jakarta -

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan rencana pembebasan sandera AS-Israel, Edan Alexander, yang diumumkan Hamas tidak akan mengarah pada gencatan senjata di Gaza. Dia juga menyebut tidak akan membebaskan tahanan Palestina.

"Negosiasi untuk kemungkinan kesepakatan guna mengamankan pembebasan semua sandera di Gaza akan terus berlanjut di bawah tekanan, selama persiapan untuk mengintensifkan pertempuran", kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya, dilansir AFP Senin (12/5/2025).

Sebelumnya, Hamas mengatakan akan membebaskan Edan Alexander, seorang tentara AS-Israel yang ditahan di Gaza. Kelompok Hamas mengungkapkan bahwa mereka terlibat dalam pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat untuk mencapai gencatan senjata di wilayah yang dilanda perang itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum diketahui tanggal pembebasan sandera Israel-AS tersebut, namun keluarga Alexander mengaku telah diinformasikan bahwa kemungkinan akan dibebaskan dalam beberapa hari mendatang.

Netanyahu mengaku tidak berkomitmen melakukan gencatan senjata untuk melakukan pembebasan tahanannya. Namun, ia berkomitmen menyediakan koridor yang aman dalam rangka pembebasan WN Israel-AS tersebut.

"Israel tidak berkomitmen untuk gencatan senjata dalam bentuk apa pun atau pembebasan teroris, tetapi hanya berkomitmen untuk koridor aman yang akan memungkinkan pembebasan Edan," kata Netanyahu.

Ia mengungkap pembebasan WN Israel-AS tersebut tercapai melalui tekanan militer di Gaza.

"Janji pembebasan Alexander telah tercapai melalui tekanan militer di Jalur Gaza," kata Netanyahu.

"Kita berada di tengah-tengah hari-hari kritis di mana Hamas telah diberikan kesepakatan yang akan memungkinkan pembebasan sandera-sandera kita," tambahnya.

Sebelumnya, dua pejabat Hamas mengatakan bahwa pembicaraan sedang berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, dengan Amerika Serikat dan melaporkan "kemajuan" telah dibuat.

Sementara itu, serangan Israel terus berlanjut. Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan udara Israel semalam di sebuah sekolah yang menampung orang-orang terlantar.

"Sedikitnya 10 (tewas), termasuk beberapa wanita dan anak-anak, serta puluhan yang terluka, diangkut setelah serangan udara Israel di sekolah Fatima Bint Asad, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2.000 orang terlantar di kota Jabalia," kata juru bicara Pertahanan Sipil Mahmud Bassal kepada AFP.

Hamas Bakal Bebaskan Sandera AS-Israel

Sebelumnya, Hamas mengatakan pihaknya akan membebaskan sandera AS-Israel yang ditawan di Gaza. Pernyataan itu disampaikan saat Hamas terlibat dalam perundingan genatan senjata dengan Amerika Serikat.

"Tentara Israel Edan Alexander, yang memiliki kewarganegaraan ganda AS, akan dibebaskan sebagai bagian dari upaya untuk mencapai gencatan senjata dan pembukaan kembali jalur penyeberangan bantuan," kata kelompok militan Palestina itu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Senin (12/5/2025).

Sementara itu dilansir CNN, Hamas menyatakan akan membebaskan Alexander sebagai bagian dari langkah menuju gencatan senjata yang akan membuka penyeberangan ke Gaza dan membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza setelah blokade Israel yang telah berlangsung lebih dari dua bulan.

"Gerakan ini menegaskan kesiapannya untuk segera memulai perundingan intensif, dan melakukan upaya serius untuk mencapai kesepakatan akhir guna menghentikan perang, menukar tahanan dengan cara yang disepakati, dan mengelola Jalur Gaza oleh badan profesional yang independen," kata Kepala tim negosiator Hamas,Khalil Al-Hayya dalam sebuah pernyataan.

(yld/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial