Golkar Dukung Gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden Soeharto

6 hours ago 5

Jakarta -

Rencana pemerintah memberikan Gelar Pahlawan Nasional ke Presiden Soeharto mendapat beragam reaksi. Namun hal tersebut merupakan fenomena yang wajar, seiring dengan demokratisasi dan juga kemajuan teknologi informasi sekarang ini. Justru dengan melihat banyaknya pandangan, akan memperkaya khazanah kita tarkait suatu isu.

Meski begitu, sebagai anak bangsa, kita harus menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dalam arti bahwa kebencian tidak boleh mengkangkangi hak dan prestasi seseorang, serta usulan pihak lainnya.

-Usulan Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Nasional bukan kali ini (2025) saja. Jauh sebelumnya, 2010, Pemprov Jawa Tengah sudah mengusulkan pemberian Gelar Pahlawan terhadap Pak Harto.
-Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) bentukan Kemensos pun menilai Soeharto layak menyandang gelar tersebut, merujuk pada rekam jejaknya dalam sejarah perjuangan bangsa. Namanya tercatat memimpin perebutan senjata Jepang di Yogyakarta pada 1945, memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949, hingga menjabat Panglima Komando Trikora dalam operasi pembebasan Irian Barat.
-Bahkan sebelumnya, pada 2009, Menteri Agama, Maftuh Basyuni menegaskan bahwa Pak Harto bukan hanya berhak atas gelar tersebut, namun sangat pantas bila generasi saat ini membaca lengkap jasanya pada Republik. Dikatakan Basyuni, Pak Harto bukan sembarang prajurit, yang mulai dikenal luas saat Serangan 1 Maret. Lebih dari itu, ia tak ada cacat sebagai Pejuang. Nasionalisme Pak Harto tak perlu diragukan lagi, di mana ia berjuang mempertaruhkan semuanya.
-Saat menjabat Presiden, Pak Harto tak hanya membangun fisik, melainkan juga meng-arus utamakan pembangunan spiritual melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP). Buktinya terlihat melalui pembangunan masjid untuk kepentingan umat, yang jumlahnya mencapai 999 + 1 Masjid Raya At-Tin. Di tangan Pak Harto, salah satu fungsi utama masjid yang dibangunnya adalah sebagai tempat pembelajaran dan penguatan kepedulian terhadap nasib bangsa.
-Succes story Pak Harto dalam memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta. Serangan ini-mengutip berbagai buku sejarah-sangat terencana, dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III / GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan Pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman. Untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI berarti juga Republik Indonesia masih ada dan cukup kuat.
-Dalam kondisi pemerintahan yang terpuruk, Letkol Soeharto merancang dan melancarkan serangan umum ke sejumlah markas dan pos pertahanan tentara
Belanda di dalam kota Yogya, tanggal 1 Maret 1949. Dihantam dalam serangan dadakan, pasukan Belanda pimpinan Kolonel Van Langen, kocar-kacir. Mereka hanya bisa bertahan, meminta bala bantuan ke Magelang dan Semarang.
-Namun pemerintah saat itu tidak bisa meloloskan usulan Gelar Pahlawan untuk Pak Harto karena adanya ganjalan berupa Ketetapan (Tap) MPR Nomor 11 Tahun 1998. Namun handicap ini sudah dicabut oleh MPR pada September tahun lalu. Proses pencabutan itu juga mendapat persetujuan dari seluruh fraksi di MPR, dan juga mendengar pandangan keluarga preasiden lainnya. Dengan demikian secara hukum, Presiden Soeharto tidak memiliki kendala apapun untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat menjabat Presiden selama Orde Baru, banyak prestasi dicatatkan Pak Harto. Dunia mengakui prestasi beliau, sehingga tak ada alasan bagi kita untuk menafikannya. Beberapa prestasi penting antara lain:
-Pertama, Swasembada Pangan 1984, di mana Pak Harto mendapat pengakuan dan kehormatan untuk berpidato dalam Konferensi ke-23 Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, November 1985.
-Kedua, Pak Harto lekat dengan julukan sebagai Bapak Pembangunan. Prestasi pembangunan yang telah ditorehkan Presiden Soeharto telah secara nyata
mengarahkan Indonesia untuk melaju dalam track terwujudnya tinggal landas dalam dua tahap pembangunan jangka panjang.
-Ketiga, kurs Dolar AS terkendali dan pertumbuhan ekonomi tinggi. Kisaran nilai tukar USD terhadap rupiah hanya Rp378 pada tahun 1971 hingga Rp2,500 di 1997. Sementara rata-rata pertumbuhan ekonomi selama Orba di kisaran 7,2% per tahun.
-Keempat, Indonesia menjadi negara penting di ASEAN, dan negara pertama di Asia Tenggara yang berhasil meluncurkan Satelit, yaitu Satelit Palapa A1, 8 Juli 1976.
-Kelima, ratifikasi Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) di tahun 1982 dalam perjanjian United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Itu merupakan prestasi diplomasi penting yang membuat seluruh laut di antara pulau-pulau di Nusantara menjadi milik kita.

Terkait dengan adanya kesalahan Presiden Soeharto selama memimpin, itu merupakan catatan sejarah yang harus menjadi pelajaran bagi generasi mendatang. Tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga berlaku bagi mantan presiden lainnya. Meski begitu, tidak seharusnya hal tersebut meminggirkan semua capaian beliau selama 32 tahun. Bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa para pemimpinnya. Dalam hal ini, Pak Harto adalah pemimpin yang kinerjanya diakui-tidak hanya di dalam negeri-bahkan juga di kawasan dan dunia.

Sebagaimana pengakuan PM Malaysia, Mahathir Muhammad, bahwa Presiden Soeharto sangat disegani di ASEAN. Indonesia pun mendapat julukan sebagai Big Brother, di mana kita sering memainkan peran sebagai penengah konflik antar negara. Misalnya perdamaian antara Vietnam dan Kamboja (1988-1989), yang dapat diselesaikan di Bogor dan Jakarta.

Ahmad Doli Kurnia Tandjung. Wakil Ketua Umum Partai Golkar.

(rdp/rdp)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial