Jakarta -
Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan kunjungan bersejarah ke Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Fadli Zon menyebut Pulau Penyengat sebagai 'ground zero' bahasa Indonesia, mengingat peran sentral pulau ini dalam tonggak sejarah bahasa persatuan nasional.
"Bahasa Indonesia tidak akan ada tanpa sumbangan besar dari tokoh-tokoh seperti Raja Ali Haji dan Raja Haji Fisabilillah. Bahasa ini mempersatukan bangsa kita dan menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Selasa (11/3/2025).
Fadli Zon mengatakan itu saat berkunjung pada Senin (10/3). Fadli didampingi Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, Wali Kota Tanjung Pinang Lis Darmansyah, serta sejumlah tokoh masyarakat setempat. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau warisan budaya dan sejarah yang tersimpan di pulau yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional tersebut. Fadli menekankan pentingnya menjaga warisan budaya ini agar tidak dianggap remeh oleh generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pulau Penyengat dikenal sebagai pusat peradaban Melayu dan menyimpan banyak situs bersejarah, termasuk makam dua pahlawan nasional, Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji. Kedua tokoh ini memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam pengembangan bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia.
Selain makam pahlawan, Pulau Penyengat juga menyimpan berbagai artefak bersejarah, manuskrip, kitab-kitab kuno, serta masjid bersejarah yang menjadi saksi kejayaan peradaban Melayu. Fadli Zon mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam menjaga dan merawat situs-situs tersebut.
"Pulau Penyengat adalah ekosistem budaya yang unik. Di sini, kehidupan budaya Melayu masih terpelihara dengan baik," tambahnya.
Dalam kunjungan tersebut, Fadli Zon juga menyambut baik rencana pemerintah provinsi untuk membangun Monumen Bahasa Indonesia di Pulau Penyengat. Menurutnya, monumen ini tidak hanya sekadar simbol, tetapi juga harus menjadi pusat kegiatan budaya dan edukasi.
"Kami ingin monumen ini dilengkapi dengan museum, ruang seni, dan ruang ekspresi budaya. Ini akan menjadi destinasi budaya yang penting bagi generasi mendatang," jelasnya.
Monumen Bahasa Indonesia diharapkan menjadi pengingat akan peran penting Pulau Penyengat dalam sejarah bahasa Indonesia. Fadli Zon menegaskan bahwa monumen ini akan menjadi warisan berharga untuk memastikan bahwa generasi muda memahami dan menghargai akar sejarah bahasa persatuan mereka.
Selain sebagai pusat sejarah, Pulau Penyengat juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya dan kuliner. Fadli Zon menyebutkan bahwa pulau ini memiliki daya tarik yang unik, mulai dari situs bersejarah hingga kuliner khas Melayu.
"Pulau Penyengat bisa menjadi platform untuk mempromosikan budaya dan kuliner Melayu. Ini akan menarik minat wisatawan lokal maupun internasional," ungkapnya.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, Pulau Penyengat diharapkan dapat terus berkembang sebagai pusat pelestarian budaya dan sejarah Indonesia. Fadli Zon berharap agar kegiatan budaya dan pelestarian warisan sejarah di Pulau Penyengat semakin meningkat di masa depan.
"Kita harus terus menjaga dan merawat warisan ini agar tidak terlupakan. Pulau Penyengat adalah bukti nyata betapa pentingnya bahasa dan budaya dalam mempersatukan bangsa," pungkasnya.
Tonton juga Video: Kemenbud Rilis Vinyl 8 Versi Lagu Indonesia Raya di Hari Musik Nasional
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu