Fadli Zon Dorong Tata Kelola Museum yang Inklusif & Ramah Generasi Muda

5 hours ago 4

Jakarta -

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon meresmikan Pameran Temporer Tosan Aji di Museum Akademi Kepolisian (Akpol). Acara tersebut digelar bersamaan dengan Seminar Tata Kelola Museum yang juga diselenggarakan di Museum Akpol, Kota Semarang.

Mengusung tema 'Memperkuat Tata Kelola Museum: Menjaga Warisan, Membangun Peradaban', Fadli menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Seminar Tata Kelola Museum yang digelar di Akpol dan Museum Akpol, Semarang.

Ia menegaskan museum merupakan institusi kepercayaan publik (public trust institution) yang memikul tanggung jawab ilmiah, sosial, dan etis. Hal ini sejalan dengan definisi museum versi Majelis Umum ICOM (International Council of Museums) pada 24 Agustus 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seminar ini menjadi ruang diskusi strategis sekaligus momentum penguatan komitmen bersama dalam memajukan museum sebagai pilar penting kebudayaan, pendidikan, dan kemajuan masyarakat. Sejarah panjang museum, mulai dari Ashmolean Museum di Oxford, British Museum, hingga Bataviaasch Genootschap di Jakarta, menunjukkan bahwa museum lahir dari kebutuhan manusia untuk memahami identitas budaya, memelihara warisan, dan memperluas pengetahuan lintas generasi," ucap Fadli, dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/5/2025).

Lebih lanjut, Fadli memaparkan kekayaan dan keragaman kebudayaan di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote. 1.340 kelompok etnis dan 718 bahasa daerah, serta memiliki posisi penting dalam peta peradaban dunia.

Terkait tata kelola museum, Fadli menyampaikan bahwa Indonesia saat ini memiliki sekitar 469 museum. Kemenbud juga telah membentuk Direktorat Sejarah dan Permuseuman dengan mandat khusus untuk mendorong standardisasi tata kelola kelembagaan yang profesional dan akuntabel; revitalisasi dan digitalisasi koleksi serta infrastruktur permuseuman, penguatan kerja sama dan inovasi, dan distribusi Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik secara lebih tepat sasaran.

Fadli juga menyoroti sejumlah tantangan pengelolaan museum saat ini, antara lain keterbatasan tenaga profesional, kesenjangan kapasitas antarwilayah, keterbatasan pendanaan, serta rendahnya keterlibatan publik.

Menurut Fadli, museum Indonesia perlu merespons tuntutan zaman dengan meningkatkan inklusivitas, mengintegrasikan teknologi digital, dan menjadi ruang publik yang relevan bagi generasi muda.

Sebagai contoh praktik baik, Fadli menyampaikan model tata kelola di Museum Nasional melalui BLU Museum dan Cagar Budaya telah menunjukkan kemajuan, seperti pengembangan layanan edukasi dan konservasi, pembentukan Dewan Penyantun, serta penyelenggaraan eksibisi temporer dan inovasi digital dengan teknologi AI dan AR.

Kemenbud berharap praktik baik tersebut dapat direplikasi di museum-museum lain di seluruh Indonesia agar ekosistem permuseuman nasional menjadi lebih maju dan berdaya saing.

Menutup pidatonya, Fadli mendorong pengelola museum untuk membangun jejaring kerja sama, baik nasional melalui Asosiasi Museum Indonesia (AMI), maupun internasional, seperti ICOM dan INTERCOM.

Program-program semacam residensi kuratorial, riset kolaboratif, serta pengembangan koleksi bersama di situs-situs budaya seperti Sangiran, Borobudur, dan Muaro Jambi juga menjadi bagian dari strategi pemajuan.

"Di tengah era disrupsi, museum harus agile. Mengadopsi inovasi, memperkuat profesionalisme, dan membangun jejaring kolaborasi," kata Fadli.

"Museum Indonesia harus menjadi rumah pengetahuan, benteng keberagaman, dan agen transformasi sosial," sambungnya.

Temuan arkeologi dan fosil manusia purba di wilayah Nusantara turut mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu episentrum penting dalam studi evolusi manusia. Gubernur Akpol Irjen Pol Midi Siswoko Wau menyebutkan momen peresmian Pameran Temporer Tosan Aji Museum Akpol dan Seminar Tata Kelola Museum merupakan momen pengembangan peran maksimal dalam bidang permuseuman.

"Dikaitkan dengan peran Akpol dalam mendidik para calon perwira Polri, Museum Akpol dapat semakin optimal dalam perannya dalam menyalurkan informasi sejarah terkait dan Polri, serta berperan dalam pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang tidak hanya dapat dirasakan oleh Taruna Akpol, tapi juga masyarakat umum," ujar Irjen Pol Midi.

Sebagai informasi, Seminar Tata Kelola Museum turut dihadiri oleh Gubernur Akpol Irjen Pol Midi Siswoko Wau, Wagub Akpol Brigjen Pol M Taslim Chaeruddin, Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya Basuki Teguh Yuwono, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan Anindita Kusuma Listya, Direktur Sejarah dan Permuseuman Agus Mulyana, dan para dosen, mahasiswa, civitas Akpol, perwakilan museum di Indonesia dengan jumlah peserta tak kurang dari 100 orang.

(anl/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial