Jakarta -
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengunjungi Kantor PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) di Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). Dalam kunjungannya, Pramono meminta agar kemacetan yang terjadi pada 17-18 April 2025 tidak terulang kembali.
"Intinya saya meminta kerja sama dengan Pelindo, jangan sampai kemacetan yang horor itu terulang kembali," kata Pramono di Kantor Pelindo, Jakarta Utara, Jumat (16/5/2025).
Di sisi lain, Pramono menekankan pentingnya upaya preventif untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas muat di pelabuhan. Salah satu langkah yang diusulkan adalah integrasi jalan tol Cibitung-Cilincing agar kendaraan berat tidak langsung memasuki jalan arteri yang menjadi sumber kemacetan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah DKI akan memberikan support sepenuhnya untuk itu, karena itu akan memberikan dampak yang sangat positif, supaya begitu keluar tidak langsung ke jalan arteri. Inilah yang menyebabkan salah satu kemacetan yang selama ini terjadi di daerah Priok ini," ungkapnya.
Selain masalah kemacetan, Pramono juga menyinggung permasalahan lama terkait tukar guling aset antara Pelindo dan Pemprov Jakarta yang belum terselesaikan selama 30 tahun. Ia berkomitmen untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Pak Dirut, PR 30 tahun kita yang belum selesai, yaitu tukar guling antara Pelindo dengan Pemda DKI. Saya akan segera selesaikan, mudah-mudahan, apa yang menjadi komitmen DKI segera bisa dilakukan, dan demikian juga dengan komitmen dari Pelindo," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengakui adanya kelemahan dalam perencanaan operasi di salah satu terminal di Tanjung Priok yang menyebabkan kemacetan parah pada April lalu.
"Memang ada salah satu terminal di Tanjung Priok, agak sedikit ceroboh dalam melakukan perencanaan operasi. Tapi dengan kenyataan tersebut, kami melakukan pembelajaran bahwa saat ini di terminal ini, di tempat ini, dilakukan traffic and control," ungkap Arif.
Menurut Arif, Pelindo kini mengembangkan sistem traffic control berbasis perencanaan mingguan. Setiap terminal diwajibkan melaporkan radar kegiatan untuk mendeteksi potensi kemacetan dan segera berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk KSOP, kepolisian, dan Pemprov DKI.
Selain itu, Pelindo juga akan mengimplementasikan kembali sistem terminal booking agar kedatangan truk dapat lebih terjadwal dan tidak menumpuk di jam-jam tertentu.
"Kami juga mohon dukungan dari Pak Gubernur terkait integrasi jalan tol Cibitung-Cilincing dan Cikampek. Mengingat 60 persen kargo ke Tanjung Priok berasal dari timur, maka integrasi ini sangat penting agar lalu lintas di arteri lebih lancar," imbuhnya.
Sebelumnya, Kemacetan horor di Jakarta terjadi akibat antrean bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Para sopir truk yang terjebak macet selama berjam-jam mengungkapkan keluh kesahnya.
Sebagaimana diketahui, kemacetan tersebut terjadi sejak Kamis (17/4) dini hari. Beberapa ruas jalan di kawasan Jakarta Utara, antara lain Jalan Yos Sudarso, Marunda, Enggano, Plumpang, dan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok itu sendiri mengalami macet hingga berjam-jam.
Hingga Kamis (17/4) malam, lalu lintas di beberapa titik masih macet. Lalu lintas mulai mencair menjelang Jumat (18/4) dini hari tadi setelah pihak kepolisian melakukan pelbagai upaya rekayasa lalu lintas.
(bel/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini