Cerita 2 Prajurit TNI saat Selamatkan Diri dari Tembakan Tank Israel

4 hours ago 4

Jakarta -

Sebanyak 1.087 prajurit Satuan Tugas (Satgas) Kontingen Garuda telah melaksanakan misi perdamaian United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Dua prajurit TNI menceritakan saat menyelamatkan diri dari tembakan merkava (tank) Israel di Lebanon.

Pratu Marinir Egy Arifianto, sebagai penembak senapan regu 1 menceritakan dirinya bersama Praka Nofrian Syahputra, sebagai penembak senapan regu 3 melaksanakan dinas jaga di Tugu Pengamatan atau Tower Pengamatan 14 di sektor Naqoura.

Pada 10 Oktober 2024 tengah terjadi eskalasi yang meningkat di wilayah tersebut. Pukul 09.00 waktu setempat, mereka melihat atau memantau 2 pergerakan dari merkava (tank) yang keluar dari tembok Blue Line yang pada saat itu sebelumnya sudah dijebol oleh Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah 2 merkava tersebut keluar dari Israel, dari tembok Blue Line tersebut, kami melaporkan kepada satuan atas. Dari satuan atas agar kami tetap memonitoring dari pergerakan Merkava tersebut," kata Egy kepada wartawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (24/4/2025).

Pratu Marinir Egy Arifianto dan Praka Nofrian Syahputra (Devi Puspitasari/detikcom)Pratu Marinir Egy Arifianto dan Praka Nofrian Syahputra (Devi Puspitasari/detikcom)

Pukul 13.00, mereka mendapat airstrike (serangan udara) dari jarak 400 meter. Saat melaporkan hal tersebut ke satuan, mereka tetap harus menjaga sektor tersebut dan mengawasi batas-batas UNIFIL agar tidak terjadi pelanggaran.

"Setelah itu kami melaksanakan dan memonitoring. Kemudian jam 1 siang 2 merkava kembali keluar dari tembok Blue Line yang sudah dijebol. Total 4 merkava stand by di depan tembok Blue Line tersebut," jelasnya.

Merkava itu terus melakukan pergerakan hingga mendekat ke arah mereka berjaga. Kemudian pukul 17.00, intensitas serangan semakin panas dan semakin tinggi disusul dengan tembakan artileri dan airstrike dari Israel.

"Kemudian dari Hezbollah melaksanakan membalas dengan tembakan artileri ataupun tembakan ringan sebagainya. Setelah itu kami tetap monitoring dan melaksanakan perkembangan agar tidak terjadi pelanggaran di wilayah sektor Naqoura," ucapnya.

Lalu, pada pukul 00.00, sektor yang mereka jaga terkena imbas serangan tersebut dari jarak 200 meter. Namun mereka tetap menjaga sektor sampai pukul 04.00 WIB hingga Israel kemudian meluncurkan laser yang membidik ke arah mereka.

Tak lama, dua merkava dari Israel itu mendekat hingga menembak ke arah tower yang tengah dijaga dua prajurit TNI. Mereka kemudian terpental hingga tak sadarkan diri dari serangan tersebut.

"Kami melaksanakan dinas jaga di lantai 4 kemudian kami terpental ke atas kemudian kami sekejap tidak sadarkan diri. Kemudian kami tetap berusaha untuk melaksanakan mengevakuasi diri untuk turun dari OP (pos pengamatan) tersebut," jelasnya.

Disambung, Nofriansyah mengatakan usai kejadian itu ia menuruni tangga dari lantai 4 ke lantai 3. Namun sempat terhenti dari lantai 3 ke lantai 2 karena efek ledakan menyebabkan runtuhnya tower.

"Pratu Eggy melompat dari lantai 3 ke lantai 2 karena tidak ada tangga lagi. Lalu dia langsung melompat dari lantai 2 ke lantai 1, dan saya masih berada di lantai 3 dan saya turun ke bawah ke lantai 2," ujar Nofriansyah.

Dia sempat sulit menemukan celah untuk turun akibat asap dari efek ledakan dan nafas yang semakin menyesak. Namun ia diberitahu Pratu Egy untuk turun menggunakan lubang bekas ledakan yang bisa menjadi celah untuk turun.

"Lalu saya melompat ke lantai bawah dan saya bertemu dengan rekan saya Pratu Eggy dan kami berdua bersyukur bisa selamat dalam keadaan sehat walfiat. Setelah itu, dengan nafas yang terengah-engah dan kaki yang sakit, kami berusaha mencari banker terdekat untuk mengamankan diri. Sebelum kami mencapai banker terdekat, tim evakuasi telah datang menjemput kami dengan menggunakan kendaraan lapis baja," ungkapnya.

Imbas kejadian tersebut Pratu Egy mengalami luka kaki kiri, lurut, siku, lengakan kanan dan dada kanan sobek. Serta di bagian dalam mengalami mata rabun, telinga berdengung, dan sesak nafas.

Kemudian Praka Nofriansyah mengalami luka di bagian lengan kanan, kaki kanan. Kemudian didapati dalam paru-parunya banyak mengandung debu-debu mesiu dan kepala pusing karena efek dari benturan.

Lanjut, Pratu Egy mengatakan keluarga sempat syok atas apa yang dialaminya. Namun ia mengucapkan rasa syukur bisa selamat dari serangan tersebut.

"Setelah 2 hari kami mulai bisa berkomunikasi dengan orang tua kami dan kami mengucapkan sangat-sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT karena kami masih diberikan nyawa atau kesempatan untuk hidup seperti itu," tuturnya.

Meski mengalami trauma, kedua prajurit TNI tersebut mengatakan tetap akan menjalankan tugas apabila diberi tuhas kembali.

"Untuk trauma itu pasti akan terjadi karena dari efek ledakan itu. Karena secara langsung ledakan itu ke kita tapi kita sudah menetralisasi dengan kita berbaur ke apa ke teman-teman dan teman-teman memberi support kepada kita dan salah satunya juga kita selalu berdoa," ucapnya.

"Dan apabila kita diberi tugas lagi untuk menjalankan tugas perdamaian lagi dan kita akan siap melaksanakannya. Sebagau prajurit TNI kami siap untuk ebrtugas kembali karena kami sudah disumpah jiwa dan raga kami untuk negara ini dan untuk TNI," tutupnya.

(rdp/rdp)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial