Jakarta -
Brigadir Riefky Al Idrus menggagas program 1 day 1 egg, yakni bagi-bagi telur untuk anak penderita stunting dan anak bergejala stunting sejak awal tahun 2023. Perjuangan Brigadir Riefky untuk menurunkan angka stunting di Desa Salletto, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), perlahan membuahkan hasil.
Karena peran Brigadir Riefky, Bhabinkamtibmas Desa Salletto itu diusulkan dalam Hoegeng Awards 2025 oleh warga Desa Salletto bernama Darma Saputra. Darma menyebut program 1 day 1 egg kerap dijalankan Riefky minimal sebulan sekali di desa binaannya tersebut.
"Kegiatannya (1 day 1 egg) sudah berjalan kurang lebih 2 tahun ya, kegiatannya itu dia lakukan kalo ndak salah itu 2-3 kali dalam 1 bulan dengan biaya pribadinya beliau," kata Darma saat dihubungi detikcom, Kamis (13/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darma menyebut Desa Salletto merupakan desa terpencil di Mamuju. Menurut Darma, Brigadir Riefky merangkul petugas di puskesmas untuk menjalankan programnya tersebut.
"Dia ajak ibu-ibu yang bekerja di puskesmas, dia minta data di sana berapa anak-anak terkait stunting, dia salurkan bantuan telur," ucapnya.
Darma merasakan dampak positif dari program 1 day 1 egg yang dijalankan oleh Brigadir Riefky. Menurutnya, masyarakat merasa terbantu karena angka stunting di desanya semakin berkurang dan anak-anak menjadi lebih sehat.
"Alhamdulillah di beberapa desa ada pengurangan stunting karena ibu-ibu di sana atau masyarakat di sana itu sadar bahwa kandungan protein yang ada di telur itu sangat baik untuk kebutuhan balita," ujar Darma.
Brigadir Riefky Foto: dok. istimewa
Dia berharap program penanganan stunting di Desa Salletto bisa mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Sebab, Darma menilai demi keberlangsungan program itu tak bisa hanya mengandalkan kedermawanan Brigadir Riefky.
"Harapan saya, Pak Riefky punya program stunting ini tetap berjalan tapi pemerintah daerah, provinsi dan pusat itu melihat ada program yang baik untuk mengurangi stunting, artinya disupport lah, bisa dijadikan program rutin," kata Darma.
"Kalau cuma dermawan yang kita harap, kan mereka juga punya keluarga kan. Semoga pemerintah itu dapat mensupport program-program yang baik ini," imbuhnya.
Cerita Brigadir Riefky
Dihubungi terpisah, Brigadir Riefky menceritakan dirinya menggagas program 1 day 1 egg berawal dari kekprihatinannya karena Desa Salletto berstatus locus stunting pada 2022. Kegiatan bagi-bagi telur ini masih rutin dilakukan, meski Desa Salletto sudah berhasil keluar dari status locus stunting.
"Alhamdulillah sampai sekarang masih berlanjut, dan ada perubahan. Walaupun kurang signifikan setidaknya kami berupaya bagaimana supaya desa ini bisa dan alhamdulillah memang sudah keluar dari locus stunting," ucap Riefky.
Brigadir Riefky menyebut sebelum ada program 1 day 1 egg, anak di Desa Salletto penderita stunting itu berjumlah 81 orang. Sementara anak yang bergejalan stunting ada sekitar 160 orang.
"Dari 81, sekarang sisa 66. Untuk pra-stuntingnya itu sekitar 160, sekarang mungkin sisa 98 dalam 2 tahun lebih," ucapnya.
Hingga kini, dia mengandalkan uang dari menyisihkan gaji bulanannya sebagai polisi untuk menjalankan program tersebut, artinya tidak menerima dana dari donatur. Brigadir Riefky kerap merogoh kocek Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta untuk membeli telur dan dibagikan.
"Saya niatnya memang bersedekah tapi di sisi lain, memang saya juga mau bagaimana ini desa binaan bisa ya keluar dari situasi ini," tegasnya.
Brigadir Riefky mengatakan dirinya mengajak para orang tua yang memiliki anak balita untuk ke Posyandu. Di situ, Brigadir Riefky membagikan telur-telur kepada anak-anak penderita stunting. Selain itu, ia juga kerap mengantarkan langsung ke rumah warga.
"Di desa kami ada lima bangunan Posyandu, wilayah pegunungan. Desa kami terdiri dari 15 dusun, jadi anak-anak balita ini tersebar di dusun-dusun. Saya ajak orang tua mereka untuk bawa anaknya ke Posyandu, karena mereka sebenarnya jarang ke Posyandu," jelas Riefky.
"Jadi mereka ke Posyandu karena anggapnya, 'Oh Pak Bhabin mau bagi-bagi sembako telur'. Tiap anak saya bagi 10 butir masing-masing dengan harapan orang tuanya setiap hari memberi dia satu telur, kan telurnya dititipkan ke orang tuanya," tambahnya.
Brigadir Riefky membagikan 10 butir telur pada tiap anak yang gejala stunting dan ibu hamil sejak awal 2023. Foto: dok. istimewa
Riefky menerangkan meskipun tema programnya 1 Day 1 Egg, dia tak bisa setiap hari memberikan telur kepada seluruh balita yang mengarah ke kondisi stunting. Kendalanya karena biaya yang terbatas.
Riefky mengatakan anak kategori rawan stunting ada 5 kelompok, di mana satu kelompok berisi 25 sampai 30 anak. Sementara Gerakan 1 Day 1 Egg akhirnya juga menyasar ibu-ibu hamil dengan jumlah 12 orang dalam 3 kelompok.
"Karena keterbatasan biaya, jadi saya gilir bagi-bagi telurnya ke 8 posyandu itu. Awal-awal bisa sampai keluar 1,5 juta karena ada 5 kegiatan posyandu sebulan. Tapi sekarang paling keluar Rp 470.000, 500.000. 1 Posyandu itu Alhamdulillah semakin ke sini telurnya sisa, artinya jumlah anak terancam stunting berkurang. Dulu-dulu satu posyandu, saya habis bisa sampai 6 rak telur," imbuhnya.
(fas/hri)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu