BNPB Minta Pemkab Waspada Cuaca Ekstrem di Sukabumi Pekan Depan

13 hours ago 4

Jakarta -

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi terdampak bencana di Kecamatan Simpenan dan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Suharyanto meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pascabencana banjir dan longsor di wilayah Sukabumi.

Suharyanto mengingatkan potensi cuaca ekstrem pada 10-20 Maret nanti. Suharyanto berharap hal tersebut dapat diantisipasi dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) sejak dini sehingga bencana banjir dan longsor (bansor) di Sukabumi tidak terulang kembali.

"Karena Sukabumi sangat khusus, kalau nanti akan dilakukan OMC dan Bupati berkeinginan. Saya akan meminta BMKG untuk menganalisis khusus Sukabumi, wilayah mana yang bahaya," ujar Suharyanto kepada Bupati Sukabumi Asep Japar dalam keterangan pers tertulisnya, dikutip Minggu (9/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini disiagakan 4 pesawat untuk melakukan OMC di wilayah Jabodetabek. OMC akan dilakukan untuk mengantisipasi potensi bahaya banjir longsor merujuk prakiraan cuaca pada periode waktu 10-20 Maret nanti.

Selain pembahasan potensi cuaca ekstrem, Suharyanto juga menyampaikan beberapa poin masukan kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam penanganan banjir dan longsor.

Suharyanto menyebut operasi pencarian dilakukan selama 7 hari, namun apabila ada permintaan warga, ini dapat diperpanjang dalam beberapa hari. Suharyanto meminta pihak Kodim untuk berkomunikasi dengan warga yang anggota keluarganya masih hilang.

"Apabila warga sudah mengikhlaskan, operasi pencarian dapat dihentikan," ujar Suharyanto.

Dia meminta Kodim untuk mengerahkan personel di lapangan untuk membantu BPBD dan unsur terkait dalam pembersihan sampah banjir. Apabila masih terjadi genangan, Suharyanto meminta petugas untuk memompa air agar cepat surut.

Terkait dengan bantuan makanan, Suharyanto memberikan masukan kepada pemerintah setempat untuk mengkaji teknis operasional antara dapur umum atau distribusi paket sembako kepada warga terdampak. Hal tersebut sesuai arahan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka setelah meninjau lokasi bencana di Kampung Gumelar dan Desa Loji.

Pada tahap pemulihan, Suharyanto menyampaikan kepada pemda untuk mendata jumlah keluarga yang rumahnya rusak. Suharyanto menegaskan lahan harus disiapkan oleh pemda, sedangkan rumah warga yang rusak sedang dan ringan, dana stimulan akan diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Untuk jembatan Cidadap yang menghubungkan Desa Cidadap dan Loji, Suharyanto mengatakan, jembatan darurat atau bailey akan dibangun terlebih dahulu. Baru setelah lebaran, Kementerian PU akan membangun jembatan permanen.

Data per 7 Maret 2025, pukul 18.00 WIB, BNPB mencatat sebanyak 155 rumah terdampak banjir, sedangkan 1 rumah rusak berat. Sedangkan tanah longsor, rumah mengalami rusak berat 6 unit, rusak sedang 8, rusak ringan 9 dan terdampak 18.

Di samping tempat tinggal, kerusakan juga terjadi pada jembatan dengan rusak berat 3 unit, rusak sedang 3. Pantauan di lapangan juga menyebutkan rumah terancam 26 unit. Dalam penanganan darurat banjir dan longsor Sukabumi, Kepala BNPB menugaskan pejabat dan personel untuk memberikan pendampingan kepada BPBD setempat.

(whn/whn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial