Sejak Jumat (13/12/2024), warga di pesisir utara Jakarta menghadapi banjir rob yang menggenangi kawasan permukiman. (Pradita Utama/detikcom)
Kondisi ini dipicu oleh pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase bulan baru, menyebabkan ketinggian pasang air laut meningkat signifikan. (Pradita Utama/detikcom)
Fenomena ini tidak hanya membawa dampak serius bagi aktivitas warga, tetapi juga menjadi bukti nyata dari dua masalah lingkungan besar: penurunan tanah dan perubahan iklim global. (ANTARA FOTO/Idlan Dziqri Mahmudi)
Siswanto, Peneliti Cuaca dan Iklim Ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menjelaskan bahwa meskipun penurunan tanah di Jakarta Utara memainkan peran penting, perubahan iklim adalah penyebab utama di balik intensitas banjir rob yang semakin parah. (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta Utara mengalami penurunan tanah yang signifikan, dengan rata-rata penurunan mencapai beberapa sentimeter setiap tahunnya. Hal ini diperparah oleh eksploitasi air tanah yang terus berlanjut, menyebabkan tanah kehilangan stabilitas dan semakin mudah tenggelam. (Ari Saputra/detikcom)
Namun, menurut Siswanto, perubahan iklim adalah faktor dominan dalam meningkatkan intensitas banjir rob. Kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global telah memperburuk situasi, membuat kawasan pesisir lebih rentan terhadap luapan air laut, bahkan saat tidak terjadi hujan. (Ari Saputra/detikcom)
Banjir rob ini tidak hanya merendam jalanan, rumah, dan fasilitas umum, tetapi juga mengganggu perekonomian dan kesehatan masyarakat. (Pradita Utama/detikcom)
Warga harus menghadapi genangan air setinggi pinggang hingga dada, sementara air yang bercampur limbah menciptakan risiko penyakit. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Sektor ekonomi, terutama usaha kecil yang bergantung pada aktivitas di darat, juga mengalami kerugian besar. Infrastruktur yang tidak memadai memperparah kondisi, membuat evakuasi dan distribusi bantuan menjadi sulit. (Pradita Utama/detikcom)
Pemerintah dan warga terus berupaya mengatasi dampaknya, meski sejumlah tantangan masih membayangi. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)