AQUA Jadi Pelopor Unit Bisnis Daur Ulang & Pemanfaatan PET Pertama di RI

4 hours ago 6

Jakarta -

Penerapan ekonomi sirkular kian vital di masa kini. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan tingginya tingkat eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan.

Menurut Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Medrilzam, manusia saat ini sudah hidup dalam era yang melampaui batas (the overshoot era). Adapun ekonomi sirkular adalah prinsip ekonomi yang bertujuan meminimalkan penggunaan SDA (sumber daya alam).

"Gampangnya, suatu produk harus didesain memiliki daya guna selama mungkin, dan mengembalikan sisa proses produksi dan konsumsi ke dalam rantai nilai. Konsep ini lebih dari sekadar pengelolaan sampah, tapi menekankan pada efisiensi sumber daya, dan kita harus melihat keseluruhan rantai nilai," terang Medrilzam dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya berfokus pada daur ulang sampah, konsep ekonomi sirkular juga turut berperan dalam memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada sehingga bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Konsep ini pun melibatkan berbagai pihak sehingga menciptakan keberlangsungan ekonomi yang sirkular. Sayangnya, belum banyak produsen yang menerapkan sistem ini.

Salah satu produsen yang sudah menerapkan dan menjadi pelopor ekonomi sirkular adalah AQUA, perusahaan AMDK (air minum dalam kemasan) yang selama puluhan tahun berhasil menguasai pasar. AQUA diketahui telah menerapkan keberlangsungan ekonomi sirkular dari hulu ke hilir secara berkelanjutan hingga sekarang.

Sustainable Development Director AQUA, Karyanto Wibowo menyampaikan sejumlah inisiasi AQUA dalam mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk menanggulangi sampah plastik demi keberlangsungan ekonomi sirkular. Secara konsisten AQUA berfokus pada 3 poin utama yaitu, pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah plastik, edukasi konsumen dan inovasi atas kemasan yang digunakan, termasuk kemasan galon guna ulang.

"Saat ini, 70% bisnis AQUA merupakan produksi air minum dengan kemasan galon guna ulang yang praktiknya telah sepenuhnya sirkular," jelas Karyanto.

Bahkan, sudah lebih dari 10 tahun AQUA menghilangkan tutup plastik bening pelapis tutup botol karena dianggap tidak penting dan sulit didaur ulang. Meski begitu, air minumnya tetap terjaga keamanannya dan justru semakin optimal karena tidak menambah timbulan sampah.

Beranggapan sama, Peneliti Ekonomi Lingkungan Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Bisuk Abraham Sisungkunon juga mengungkap salah satu kendala mandeknya proses ekonomi sirkular lantaran berbagai industri menggunakan jenis plastik berbeda yang minim nilai ekonomis.

"Mungkin kita sama-sama paham bahwa sampah plastik dapat didaur ulang, namun butuh waktu dan biaya tambahan dalam proses pengumpulan dan penyortiran. Ini karena industri menggunakan plastik yang berbeda saat membuat kemasan sehingga pengepul perlu memisahkan kemasan sekali pakai, label, dan juga tutupnya," terang Bisuk.

Salah satu langkah konkret AQUA menjadi pelopor ekonomi sirkular dibuktikan melalui komitmennya untuk terus menggunakan kemasan galon guna ulang sebagai bagian dari upaya untuk tidak menambah sampah kemasan plastik.

Dukung Ekonomi Sirkular melalui Pengembangan Teknologi

Inovasi teknologi juga berperan penting bagi perkembangan ekonomi sirkular di Indonesia. Dalam hal ini, yang menjadi fokus utama adalah pengembangan teknologi daur ulang dan pengolahan limbah.

Teknologi seperti pemilahan otomatis, proses daur ulang yang efisien, dan penggunaan energi terbarukan dapat membantu meningkatkan efektivitas ekonomi sirkular.

AQUA juga memperkenalkan program Inclusive Recycling Indonesia (IRI) dengan #BijakBerplastik. IRI merupakan program yang diinisiasi oleh Danone Ecosystem, Danone- AQUA, Veolia Services Indonesia, dan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII). Gerakan #BijakBerplastik melalui IRI bertujuan untuk menciptakan siklus hidup kedua dari botol plastik bekas jenis PET.

Sementara itu, Veolia Services Indonesia bertugas dalam mengolah dan memproduksi biji palet plastik yang
selanjutnya diolah kembali menjadi kemasan botol plastik. Kontribusi Mitra Pengumpulan ini menyentuh angka hingga 31,19% sepanjang tahun 2022 dari total 6,3 ton botol PET yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia.

Ini merupakan pabrik daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET) terbesar dan termutakhir di Indonesia. Di mana bangunannya sendiri berdiri di atas lahan seluas 22.000 m2 dengan luas bangunan 7.000 m2.

Pabrik yang sudah beroperasi sejak bulan Maret 2019 tersebut memiliki kapasitas daur ulang 25.000 ton per tahun hingga recycled PET (rPET) telah memenuhi standar keamanan pangan serta sertifikasi halal.

Kemitraan yang dibangun AQUA bersama Veolia Services Indonesia ini akan dapat meningkatkan volume plastik PET daur ulang atau rPET yang digunakan di seluruh kemasan botol AQUA hingga tiga kali lipat dibandingkan pemakaian saat ini.

Kini, seluruh kemasan botol plastik AQUA mengandung material daur ulang hingga 25%. Pada tahun 2019 lalu, AQUA meluncurkan AQUA Life, yakni botol air minum pertama di Indonesia yang terbuat dari 100% plastik PET daur ulang.

Dengan berbagai langkah konkret mengurangi sampah plastik melalui penerapan ekonomi sirkular, tak heran apabila AQUA menerima berbagai apresiasi dari pemerintah daerah.

Selain bank sampah, AQUA juga 6 kali berturut-berturut mendapatkan Anugerah Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper) kategori Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada PT Tirta Investama, pabrik Mambal (AQUA Mambal), NTB pada tahun 2023 lalu.

Selain kategori Emas yang diterima pabrik AQUA Mambal, 12 pabrik lainnya yaitu AQUA Mekarsari, Babakanpari, Klaten, Airmadidi, Cianjur, Ciherang, Citeureup, Pandaan, Solok, Subang, Wonosobo, dan Tanggamus juga menerima anugerah Proper Hijau yang diserahkan Menteri LHK.

Pada tahun lalu, sebanyak 5 pabrik yaitu AQUA Mambal, Klaten, Subang, Cianjur, dan Ciherang sempat menjadi kandidat Emas dan menjalani proses penilaian ketat dari Dewan Proper, sebelum akhirnya AQUA Mambal yang lolos menerima Proper Emas untuk keenam kalinya.

(akn/ega)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial