Jakarta -
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai ada niat jahat Presiden Amerika Serikat Donald Trump dibalik upaya merelokasi warga Palestina dan membangun kembali Gaza di bawah kepemilikan AS. Bahkan, Anwar menilai bukan hal mustahil Timur Tengah akan menjadi kuburan ketiga bagi AS.
"Rencana jahat Donald Trump tersebut sangat tampak dalam ucapannya sendiri yang mengatakan bahwa warga Palestina tidak akan memiliki hak lagi untuk kembali ke Jalur Gaza. Untuk menyukseskan rencananya tersebut, Amerika Serikat kata Donald Trump akan mengambil alih pengendalian wilayah Gaza sepenuhnya dari tangan Israel," kata Anwar dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (12/2/2025).
Anwar menjelaskan, setidaknya ada 2 juta rakyat Palestina yang ingin direlokasi Trump ke negara lain dengan dalih memperlancar pembangunan negeri yang hancur lebur imbas perang. Bahkan, sempat mencuat usulan memindahkan warga Palestina ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak orang di negeri ini dengan alasan kemanusiaan menerima gagasan tersebut, apalagi bangsa Indonesia selama ini sudah dikenal sebagai bangsa yang sangat gigih dan konsisten dalam membela hak-hak rakyat Palestina. Tetapi banyak juga orang di negeri ini yang menolaknya karena mereka tahu di balik gagasan tersebut ada niat jahat dari Donald Trump itu sendiri," ujarnya.
Menurutnya, pihak yang menolak keras ide Trump karena tahu AS pendukung berat Israel. Bahkan, jelasnya, Donald Trump mendukung berdirinya negara Israel Raya yang wilayahnya terbentang dari Sungai Nil di Mesir sampai Sungai Eufrat di Irak, di mana wilayahnya meliputi Palestina.
Kemudian, Lebanon Selatan sampai ke Sidon dan Sungai Litani, Dataran Tinggi Golan Suriah, dataran Hauran dan Deraa, Jalur Kereta Api Hejaz dari Deraa ke Amman, Yordania serta Teluk Aqaba.
"Oleh karena itu bagi mewujudkan cita-cita Israel Raya tersebut Donald Trump melihat perlunya dilakukan relokasi penduduk Gaza ke negara lain agar niat Israel untuk mendirikan negara Israel raya seperti yang dimimpikan para zionis dapat terwujud," tegasnya.
"Jadi gagasan Donald Trump bagi memindahkan rakyat Gaza ke negara lain adalah untuk membuat rakyat Gaza benar-benar angkat kaki dari daerah mereka sendiri sehingga Gaza bisa dikendalikan sepenuhnya oleh Israel dan dijadikan bagian dari negara Israel Raya," lanjutnya.
Anwar lantas bertanya-banyak mengenai sikap rakyat Palestina atas ide Trump. Menurutnya, pernyataan tersebut bisa memicu warga Palestina mendeklarasikan perang melawan AS.
"Kira-kira bagaimana sikap rakyat Palestina dalam menghadapi rencana Donald Trump tersebut? Jika hal itu memang terjadi maka rakyat Palestina sudah siap untuk mendeklarasikan perang melawan Amerika Serikat dan tampak-tampaknya Timur Tengah tidak mustahil akan bisa menjadi kuburan ketiga bagi Amerika serikat setelah Vietnam dan Afganistan. Kita tunggu saja," ucapnya.
Seperti diketahui, Trump mengejutkan dunia dengan mencetuskan gagasan kontroversial pekan lalu agar AS "mengambil alih" Gaza, dan bahkan mengusulkan "kepemilikan" atas Gaza. Dia membayangkan AS akan membangun kembali secara ekonomi wilayah yang hancur akibat perang itu.
Namun rencana Trump itu hanya dilakukan setelah merelokasi warga Gaza ke negara-negara lainnya, seperti Yordania dan Mesir, tanpa ada rencana bagi mereka untuk kembali tinggal di sana.
Menyikapi hal tersebut, Raja Yordania Abdullah II bertemu langsung dengan Trump di Gedung Putih pada Selasa (11/2) waktu setempat. Dalam pertemuan itu, Abdullah II dengan tegas menolak gagasan Trump.
"Saya menegaskan kembali posisi teguh Yordania terhadap pemindahan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Ini adalah posisi Arab yang bersatu," tegas Raja Abdullah II dalam pernyataannya via media sosial setelah melakukan pembicaraan dengan Trump.
(taa/aud)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu