Anggota DPR Merasa Difitnah soal Terima Amplop di Rapat Pertamina: Itu SPPD!

10 hours ago 2

Jakarta -

Potongan video rapat Komisi VI DPR bersama PT Pertamina yang menampilkan seorang anggota DPR berbatik kuning menerima amplop cokelat kini menjadi perbincangan di media sosial. Komisi VI DPR menegaskan narasi yang menyertai video tersebut merupakan fitnah.

Klip rapat Komisi VI DPR dan Pertamina yang dibumbui narasi mempertanyakan apakah amplop tersebut uang sogokan itu viral di media sosial X. Rapat yang dimaksud berlangsung pada 11 Maret 2025 atau Selasa kemarin.

Pengunggah cuplikan rapat ini menyoroti anggota DPR berbatik kuning yang menandatangani dokumen lalu menyimpan amplop cokelat ke bawah mejanya. Di sebelah anggota DPR berbatik kuning itu, ada koleganya di Komisi VI DPR, Darmadi Durianto, yang tengah menyampaikan pendapatnya dalam rapat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rupanya, pria berbatik kuning yang dimaksud dalam potongan video tersebut ialah anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron dari Fraksi Partai Demokrat. Hari ini, Rabu (12/3/2025), Herman Khaeron memberikan klarifikasi langsung di rapat Komisi VI DPR bersama Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk beserta anak perusahaan dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi beserta anak perusahaan.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Andre Rosiade yang meminta Herman Khaeron memberikan klarifikasi soal amplop cokelat tersebut. Andre--pemimpin rapat hari ini--menyebut, klarifikasi ini penting demi menghindari fitnah.

"Sebagai pimpinan Komisi VI Bapak dan Ibu sekalian, kami ingin mengklarifikasi bahwa kemarin itu viral di media sosial seakan-akan ada narasi sesat ya, bahwa dalam rapat Komisi VI dengan Pertamina kemarin ada pembagian amplop ya, waktu Pak Darmadi bicara," ujar Andre.

"Waktu Pak Darmadi bicara di pojok kiri, ada bapak batik warna kuning terima amplop warna cokelat. Kan kemarin itu viral. Dan narasi ini adalah narasi sesat yang seakan-akan dibangun opininya bahwa rapat dengan Pertamina kemarin bahwa anggota Komisi VI nerima amplop," imbuh dia.

Andre menyebut amplop cokelat yang diterima Herman Khaeron merupakan uang Surat Perintah Perjalanan Dinas atau SPPD. Herman Khaeron disebut belum mengambil uang perjalanan dinas.

"Di mana bapak batik kuning itu menandatangani SPPD itu soal perjalanan dinas. Kebetulan amplopnya belum diambil. Minggu lalu perjalanan dinasnya, baru kemarin ditandatangani dan diambil. Untuk itu saya berikan kesempatan bapak yang pakai batik warna kuning untuk mengklarifikasi langsung supaya jangan ada fitnah, opini yang menyesatkan," ujar Andre.

Herman Khaeron kemudian memberikan klarifikasi dengan menyinggung upaya mengganggu perjuangan melawan mafia migas. Herman menegaskan amplop cokelat yang diterimanya saat rapat bersama Pertamina masih berlangsung merupakan uang SPPD.

"Memang ada sekretariat karena saya belum mengambil SPPD di minggu lalu, saya tidak sempat karena saya pimpinan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN DPR) yang saya juga harus bertugas di sana," ujar Herman.

"Maka ya saya tidak pernah ada pemikiran jelek, tidak pernah ada berpikir apapun, saya menandatangani di sini (ruang Komisi VI) dan saya terima SPPD saya di meja sini dengan batik baju kuning," imbuh dia.

Herman menyebut narasi sesat terhadap anggota Dewan yang melawan mafia migas bisa saja dimunculkan 'proxy' tertentu. Dia menyebut pihaknya tetap berjuang melawan mafia migas untuk memperbaiki bangsa dan negara.

"Jadi kalau kemudian muncul tiba-tiba di medsos dibuatkan seolah-olah terjadi rapat dengan sesuatu hal yang disebutkan oleh mereka itu, menurut saya itu adalah fitnah yang keji. Itulah menurut saya perlawanan-perlawanan proxy terhadap kekuatan kita yang ingin memperbaiki bangsa dan negara, terutama Pertamina pada waktu kemarin kita rapat dengan mereka," ujar Herman Khaeron yang juga mengomentari langsung unggahan di X itu.

(gbr/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial