Jakarta -
Bhabinkamtimas Desa Paweden, Polsek Buaran, Pakalongan, Jawa Tengah, Aipda Deny Eko Widyantoro, membantu warganya dalam pembangunan musala. Aipda Deny menyumbang dana pribadi hingga penggalangan dana melalui media sosial.
Aipda Deny Eko diusulkan untuk Hoegeng Awards 2025 atas aksinya itu. Aipda Deny membantu pembangunan musala itu usai mendengar keluhan dari warga.
"Pada awalnya kan di tempat kami ada pembangunan musala, membutuhkan biaya yang cukup besar kira-kira Rp 1 M, kita kesulitan mencari dana, kebetulan lokasi musala dekat dengan Balai Desa, nah Pak Bhabin melihat," kata pengurus musala, Sajidin, kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sajidin mengatakan Aipda Deny membuat konten terkait pembangunan musala itu dan diunggah di media sosial. Dia menyebut usai viral, banyak donasi masuk ke rekening musala.
"Pak Bhabin secara spontanitas memfoto-foto, dimasukkan ke media sosialnya video ke TikTok, dari situ teman-teman Pak Bhabin pada support," jelasnya.
Sajidin yang merupakan salah satu panitia renovasi musala, menyebut bahwa pembangunan menghabiskan dana sekitar Rp 956 juta. Dana tersebut terkumpul dari donasi, swadaya masyarakat serta sumbangan yang diberikan oleh Aipda Deny. Dia menyebut Aipda Deny terus memantau agar proyek renovasi masala berjalan lancar.
"Dia ikut mengamati tukang, terus tanya-tanya sambil lihat kondisi, 'ini kurangnya apa?', dia setiap hari ikut memantau, misalnya kan siang itu disempatkan nengok," jelasnya.
Aipda Deny Eko dalang dana untuk pembangunan musala di Pekalongan Foto: dok. Istimewa
Warga melakukan renovasi musala karena tempat sangat kecil dan terbatas. Musala itu dibangun sejak tahun 1980-an. Kini kapasitas musala menjadi besar usai renovasi.
"Perbedaannya sangat signifikan, dulu itu kan musala zaman dulu tahun '80-an kira-kira, musalanya kecil, tidak pakai cor, terus bangunannya terkesan klasik, cuma karena semakin bertambah penduduk sehingga tidak muat dan perlu renovasi dan pelebaran. Akhirnya dibikin lantai dua dengan cor, kayak bangunan masa kini, itu yang membuat dananya menjadi melambung," jelas dia.
Sajidin mengatakan ukuran musala yang sudah direnovasi menyamai ukuran masjid. Akan tetapi, status tetap dipertahankan menjadi musala.
"Karena wakafnya kan ke musala, dan sudah ada masjid jadi tidak boleh ada masjid lagi. Namanya wakaf musala tetap musala," tutur dia.
Sajidin menyebut para warga dan jemaah terharu dengan bantuan Aipda Deny. Dia menyebut, musala itu tidak hanya digunakan untuk ibadah, akan tetapi bisa bermanfaat untuk kegiatan keagamaan lainnya.
"Ini sangat strategis sekali, karena kan bangunannya baru, tempatnya luas, jadi bisa untuk masyarakat ikut acara-acara. Dengan adanya Pak Bhabin kan masyarakat jadi terharu, kita sebagai tokoh yang ada di situ mengucapkan terima kasih, kita merasa senang," tutur dia.
Bangun 2 Musala Lewat Donasi di TikTok
Aipda Deny mengatakan ada 2 musala yang sudah dibangunnya lewat penggalangan dana dengan konten di TikTok. Terbaru adalah pembangunan musala Al Barokah, Desa Paweden, Pekalongan. Pembangunan ini dimulai pada September 2024 dan saat ini telah selesai.
"Awal mulanya itu musala masih kecil sekali, warga itu bercerita, sebelumnya saya dengan keahlian saya di medsos karena viral saya bisa menggalang dana," jelas Aipda Deny kepada detikcom.
Aipda Deny Eko dalang dana untuk pembangunan musala di Pekalongan Foto: dok. Istimewa
Deny kemudian menyampaikan niatnya untuk melakukan penggalangan dana itu kepada tokoh agama setempat. Usulannya pun diterima.
"Saya minta izin dulu ke tokoh agama, saya tanya ke habib, 'Saya izin, saya punya keahlian seperti ini, untuk renovasi ini saya galang dana melalui keahlian saya ini bagaimana' 'Oh silakan, yang penting dari kami bisa merenovasi dan kami senang sekali'," jelasnya.
Aipda Deny pun membuat konten mengenai pembangunan musala di TikTok miliknya. Konten TikTok itu kemudian viral hingga para donatur berdatangan mentransfer ke rekening musala.
"Akhirnya terkumpul, ternyata kemarin terkumpul banyak. Karena dari awal saya mengusulkan nomor rekening jangan perorangan, saya mengusulkan rekening musala Al Barokah itu, kemudian banyak yang percaya, terus dipegang sama bendahara, alhamdulillah tergalang banyak," tutur dia.
Aipda Deny tidak mengetahui total biaya yang terkumpul dari penggalangan dana tersebut. Namun, dia menyebut pembangunan musala itu menghabiskan dana lebih dari Rp 900 juta.
"Jadi lantai dua, sebenarnya ini kalau dilihat sketsanya masjid, akhirnya terbentuk musala yang lebih besar seperti masjid. Sudah jadi alhamdulillah, lantai dua, ada tempat wudunya depan dan belakang," tutur dia.
Aipda Deny ikut menyisihkan 10% dari gajinya untuk pembangunan musala ini. Dia ingin masyarakat lebih nyaman dalam beribadah.
Pada tahun 2017 lalu, Aipda Deny pernah merenovasi musala dengan teknik yang sama. Dia mengunggah konten pembangunan masjid di media sosial hingga viral dan mendapatkan para donatur.
Musala ini berlokasi di Kelurahan Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara. Aipda Deny menyebut daerah ini rawan banjir rob, sehingga warga kesulitan ke musala saat banjir terjadi.
"Itu nggak sengaja, dari awal saya viral ada salah satu jemaah prihatin, itu bilang ke saya ada satu musala yang ingin direnovasi, 'bagaimana, Pak, caranya kalau menyumbangkan dana sedikit?' dari situ saya buat konten, kemudian mengajak menggalang dana akhirnya Alhamdulillah banyak juga," tutur dia.
Aipda Deny menyebut awalnya musala itu sepi karena akses ke sana sudah jika air laut pasang. Dari hasil penggalangan dana tersebut akhirnya bangunan musala ditinggikan serta akses jalan diperbaiki.
"Karena rob jadinya sepi, akhirnya saya bantu seperti itu sudah tinggi sekarang, jadi sekaligus jalannya, jalan sampai musala itu tinggi. Karena direnovasi dibuat agak luas, itu satu lantai," tutur dia.
(lir/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini