9 Alat Musik Tradisional dari Sulawesi Barat dan Cara Memainkannya

6 hours ago 4
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Sulawesi Barat tak hanya dikenal sebagai provinsi dengan pantai-pantainya yang cantik. Daerah ini juga memiliki beragam alat musik tradisional.

Sulawesi Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terbentuk pada 2004 hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sama seperti daerah lain di Indonesia, Sulawesi Barat juga kaya akan warisan budaya. Salah satu warisan budaya yang sangat lekat dari wilayah ini adalah alat musik tradisionalnya.

Alat musik tradisional Sulawesi Barat didominasi oleh alat musik dari Suku Mandar. Alat musik tradisional Sulawesi Barat, khususnya dari Suku Mandar, memiliki ciri khas tersendiri dan masih sering dimainkan dalam berbagai acara adat dan seni.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai alat musik tradisional Sulawesi Barat berikut ini.


Macam-macam alat musik Sulawesi Barat

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sejumlah alat musik tradisional khas Sulawesi Barat yang perlu kamu ketahui.

1. Keke atau Pakeke

Keke merupakan salah satu alat musik tradisional dari Suku Mandar, Sulawesi Barat. Bahan untuk membuat alat musik keke adalah bambu yang berukuran kecil sekitar 10 cm.

Bambu diberi lubang tiga sampai enam lubang, pada ujung bambu dililit daun lontar yang bentuknya menyerupai terompet sebagai pembawa efek bunyi khas yang dihasilkan.

Umumnya, alat musik tiup tradisional jenis Keke ini dimainkan di sawah atau di ladang milik warga untuk mengisi kesepian para petani saat menunggui ladang atau sawah mereka.

Sekarang alat musik ini seringkali dimainkan untuk kepentingan seni pertunjukan seperti dalam Tradisi Mandar dan dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lainnya.

Cara memainkan alat musik keke atau pakeke dengan cara ditiup.


2. Kecapi Mandar

Mengutip buku Ensiklopedi Seni dan Budaya karya R Toto Sugiarto (2016), kecapi Mandar berasal dari Poliwali Mandar. Bentuknya sekilas mirip miniatur perahu, dibuat dari kayu, dan memiliki dua dawai.

Awalnya kecapi Mandar dimainkan sebagai pelipur lara untuk individu di rumah-rumah, kemudian berkembang menjadi hiburan untuk acara-acara sunatan dan perkawinan. Kecapi Mandar dimainkan dari rumah ke rumah, lorong ke lorong.

Alat musik ini dimainkan dengan cara memetik senarnya. Pemain kecapi Mandar, yang disebut pakkacaping, menggunakan jari-jari mereka untuk menghasilkan nada dengan memetik senar.


3. Calong

Alat musik tradisional Sulawesi Barat lainnya adalah calong. Nama calong berasal dari dua kata yakni caq dan long. Caq itu bunyi yang dikeluarkan saat pemukul mengenai bilah dan long berasal dari kata tillotillong (suara mendayu-dayu).

Calong terbuat dari buah kelapa tua yang dipotong permukaan atas dan bawah, kemudian pada permukaan atasnya diberi besi dan bambu yang dipotong sebanyak empat potong berukuran 30 cm.

Calong biasa dipadukan dengan alat musik tradisional lainnya untuk mengiringi tarian tradisional Sulawesi Barat. Cara memainkannya yaitu dengan dipukul menggunakan potongan bambu.


4. Gongga Lima

Gongga lima terbuat dari bambu dan termasuk klasifikasi alat musik idiopon. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipukulkan ke tangan.

Jenis gongga lima terdapat di wilayah balanipa hampir sama dengan alat musik parappasa dari Gowa, Sulawesi Selatan. Perbedaannya dapat dilihat dari tampilannya, dalam pembuatannya bambu dibelah-belah kecil yang ukuran bilahannya hampir sama besar dengan pensil sehingga dalam penampilannya menyerupai sapu lidi.

Cara memainkannya pun tidak sama dengan Gongga lima, sebab ketika dimainkan alat ini dibenturkan ke benda lain untuk mendapatkan bunyi.

5. Gimbal

Masyarakat di Polewali Mandar mengenal alat musik tradisional gimbal adalah alat musik perkusi yang terbuat dari kayu dan kulit kerbau. Dahulu gimbal bahannya terbuat dari kayu sumaguri yang besar dan kulit kerbau besar yang dianggap keramat, sehingga alat musik gimbal ini dianggap keramat.

Gimbal digunakan untuk mengiringi tari pallake (tari perang) sebagai bunyi isyarat pembukaan dari iringan musik yang mengiringi dan menjadi tari khas masyarakat Desa Ongko Kecamatan Campalagian Kabupaten Polman.

Fungsi religius gimbal adalah jembatan penghubung dengan leluhur untuk menangkal bala, selanjutnya mendatangkan berkah terhadap anak keturunannya serta ketentraman masyarakat sekitarnya.

Sekarang ini gimbal bagi umat Islam digunakan sebagai alat pemanggil pada saat waktu sholat, sehingga gimbal ditabuh pada saat-saat tertentu.

Dahulu pemilikan gimbal, hanya dapat dimiliki atau dikuasai dan disimpan oleh keturunan dari hadat (bangsawan) yang menjadi penguasa adat di Mandar. Cara memainkannya adalah ditabuh.


6. Kaqdaro

Kaqdaro dimainkan untuk menghibur para pejuang sebelum berperang. Bahan baku alat musik ini yaitu kayu pohon nangka, tempurung, kulit kambing, dawai dari kawat kuningan.

Sebagian terbuat dari tempurung kelapa (kaqdaro) atau kelapa tua (anjoro teraq) yang besar dan bulat memanjang. Penutupnya digunakan kulit kambing dipasang dalam keadaan basah, selanjutnya baru dipasang dawai.

Alat musik ini mirip biola dan menyerupai alat musik Makassar yang disebut keso-keso sinrilik. Cara memainkannya yaitu digesek dengan alat penggeseknya yang terbuat dari bulu ekor kuda.


7. Kolintang

Alat musik ini terbuat dari kayu khusus yang disusun dan dimainkan dengan cara dipukul. Sekilas Kolintang ini hampir sama dengan alat musik dari Jawa, tapi yang membedakan adalah nada yang dihasilkan lebih lengkap dan cara memainkannya berbeda.

Kolintang sering digunakan untuk mengiringi upacara adat, pertunjukan tari, pengiring nyanyian, bahkan pertunjukan musik.

Alat musik kolintang dapat dikenali dari bentuknya yang unik, yakni serangkaian bilah kayu yang disusun di atas sebuah rak dengan ukuran bilah yang semakin menyusut (mengecil). Panjang pendeknya bilah ini menyesuaikan dengan nada yang ingin dihasilkan.

Cara memainkan kolintang adalah dengan dipukul menggunakan tiga stik yang diberi bantalan kain.


8. Rebana atau Rawana

Rebana adalah alat musik tradisional masyarakat Sulawesi Barat yang termasuk dalam jenis alat musik membranopon, yaitu alat musik yang menggunakan kulit sebagai sumber bunyi atau selaput tipis yang direntangkan.

Dalam bahasa Sulbar, rebana disebut dengan rawana. Kehadirannya sebagai alat musik tradisional merupakan penggabungan budaya antara budaya Arab dan Mandar.

Sekitar abad 17, anak pertama dari raja ke II Tomeppayung, Cucu Raja Mandar I Imanyambungi (Todilaling).

Wilayah ini menjadi salah satu target untuk menciptakan sebuah paham yang konon adalah paham melawan animisme atau zaman penyembahan berhala. Cara memainkan rebana adalah ditabuh atau dipukul.


9. Ganrang Mandar

Ganrang atau Gendang Mandar terbuat dari kayu batang kelapa dan kulit kambing. Caranya batang kelapa dilubangi, selanjutnya pada kedua sisinya ditutup oleh kulit kambing yang telah dikeringkan.

Gendang Macca digunakan mengiringi berbagai macam tuddu dan pamacca (pencak silat). Hingga saat ini alat musik ini masih digunakan untuk mengiringi tarian tradisional. Sama seperti rebana, cara memainkan alat musik ini adalah ditabuh.

Itulah 9 alat musik tradisional dari Sulawesi Barat yang bisa kamu ketahui. Semoga membantu.

(pua/fef)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial