Puluhan Ribu Jemaah Syiah Kutuk AS-Israel di Peringatan Asyura Karbala

6 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Puluhan ribu jemaah Syiah dari berbagai negara memadati Kota Karbala, Irak, pada Minggu (6/7) untuk memperingati hari suci Asyura.

Seluruh jemaah melontarkan kutukan terhadap Israel hingga Amerika Serikat yang sempat menyerang Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini adalah momen bersejarah yang menandai gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Hussein, dalam Pertempuran Karbala tahun 680 Masehi.

Peringatan Asyura menjadi salah satu ziarah tahunan terbesar di dunia Syiah dan memiliki makna mendalam sebagai simbol perlawanan terhadap tirani dan ketidakadilan.

Imam Hussein dianggap syahid setelah menolak janji kepada kekhalifahan Umayyah, yang kemudian memperkuat perpecahan antara Sunni dan Syiah.

Tahun ini, peringatan Asyura berlangsung di tengah ketegangan regional yang meningkat, usai perang Israel-Iran, tumbangnya Presiden Suriah Bashar Al Assad, sekutu dekat Iran, pada Desember lalu, serta terbunuhnya pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah.

Pantauan di lokasi menunjukkan jalanan Karbala dipenuhi karpet merah dan posko-posko yang menyediakan makanan serta air minum gratis bagi para jemaah.

Ribuan jemaah berpakaian serba hitam, termasuk dari Iran, negara-negara Teluk, Lebanon, dan Pakistan, berkumpul di sekitar makam Imam Husein dan saudaranya Abbas untuk melaksanakan tradisi ratapan, membaca elegi, dan memukul dada sebagai bentuk duka.

Meski dalam peringatan keagamaan, beberapa peserta aksi juga melontarkan slogan-slogan anti-Israel dan Amerika Serikat.

Sejumlah spanduk turut menunjukkan dukungan terhadap "Poros Perlawanan", jaringan kelompok dan pemerintahan yang didukung Iran di kawasan.

Menteri Dalam Negeri Irak Abdul Amir al-Shammari hadir di Karbala sehari sebelumnya untuk memimpin rapat bersama pejabat keamanan dan intelijen, serta perwakilan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), koalisi milisi Syiah yang berada di bawah komando militer Irak.

Kementerian menyatakan pengamanan diperketat melalui pemeriksaan di pintu masuk kota dan operasi intelijen untuk memastikan keselamatan para jemaah.

Sejumlah kelompok ekstremis Sunni, termasuk ISIS, diketahui pernah menyerang peringatan Asyura di masa lalu karena menganggap Syiah sebagai kelompok sesat.

"Senjata perlawanan adalah yang melindungi Irak, dan tidak akan kami serahkan, apa pun tekanan dari dalam atau luar negeri," kata juru bicara milisi Kataib Hizbullah, Abu Ali al-Askari, dalam pernyataan yang disampaikan selama peringatan, seperti dikutip AP news.

Pernyataan itu muncul di tengah perdebatan nasional soal peran kelompok bersenjata di Irak, terutama setelah eskalasi konflik kawasan belakangan ini.

Sementara itu, pemerintah wilayah otonomi Kurdi di Irak utara melaporkan jatuhnya sebuah drone di dekat ibu kota regional Irbil.

Mereka menuding kelompok-kelompok terkait PMF sebagai pelaku serangan, dengan tujuan menciptakan kekacauan.

Pemerintah Kurdi pun mendesak pemerintah pusat di Baghdad untuk menindak tegas para pelaku.

Namun, militer Irak membantah tudingan tersebut dan menyebutnya "tidak berdasar dan berpotensi dimanfaatkan pihak asing untuk mengganggu stabilitas nasional.

(zdm/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial