75 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Thailand, Menbud Terima Kitab Tipitaka

3 hours ago 1

Jakarta -

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menerima hadiah The World Tipitaka Saj-jhā-ya Phonetic Recitation (set 80 volume) dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Thailand, pada Selasa (7/5). Adapun hadiah ini nantinya akan disimpan di Perpustakaan Nasional Indonesia.

Edisi 2016 World Tipitaka Saj-jhā-ya Phonetic Recitation merupakan inisiatif dari World Tipitaka Foundation untuk menjaga ketepatan pengucapan bahasa Pali di era sekarang, serta menyediakan representasi fonetik yang komprehensif dan andal.

Kitab ini juga bertujuan untuk memastikan pengucapan teks Pali yang benar sesuai era Sang Buddha, baik untuk studi akademis maupun praktik Buddhis sehari-hari. Kitab ini terdiri atas dua bagian, menampilkan Edisi Raja Bhumibol Adulyadej (40 volume) dengan referensi fonetik Pāļi dan Edisi Ratu Sirikit (40 volume) dengan Notasi Musik Monoton Pāļi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sambutannya, Fadli mengatakan acara hari ini merupakan suatu kehormatan dan keistimewaan. Menurutnya serah terima The World Tipiṭaka Saj-jhā-ya Phonetic Recitation- King Bhumibol Adulyadej dan Queen Sirikit Commemorative 2016 Edition merupakan hadiah yang luar biasa dari Kerajaan Thailand untuk rakyat Indonesia.

"Koleksi 80 jilid yang luar biasa ini lebih dari sekadar harta karun ilmiah. Koleksi ini merupakan simbol kemurahan hati Thailand dan jembatan budaya, yang menyatukan kedua negara dalam nilai-nilai perdamaian, kebijaksanaan, dan warisan spiritual yang sama," ungkap Fadli dalam keterangan tertulis, Kamis (8/5/2025).

Hal ini disampaikannya saat serah terima The World Tipitaka Saj-jhā-ya Phonetic Recitation di Gedung Perpustakaan Nasional. Selain merayakan hubungan diplomatik Indonesia-Thailand, kegiatan ini sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap ulang tahun ke-6 Yang Mulia Raja Maha Vajiralongkorn Phra Vajiraklaochaoyuhua.

Fadli mengungkapkan Indonesia merasa terhormat untuk menjadi penjaga koleksi Tipiṭaka. Ia berharap koleksi Tipiṭaka ini dapat menginspirasi kolaborasi akademis baru, studi Buddhis, filosofi perbandingan, dan dialog spiritual, terutama di antara kaum muda dan komunitas agama.

Lebih lanjut, Fadli menjelaskan acara penyerahan hari ini merupakan diplomasi budaya. Menurutnya, diplomasi tidak hanya terbatas pada perjanjian atau kesepakatan ekonomi, namun juga hidup dalam pertukaran pengetahuan, nilai-nilai, tradisi spiritual, dan komitmen bersama terhadap martabat manusia.

"Pada saat dunia menghadapi tantangan yang besar, kita membutuhkan gerakan perdamaian seperti itu. Marilah kita mengambil momen ini untuk berkomitmen kembali pada diri kita sendiri untuk melestarikan kekayaan budaya umat manusia, dan untuk memastikan bahwa perdamaian dan kebijaksanaan, seperti Tipiṭaka tidak hanya dibicarakan, tetapi juga dipraktikkan, dihayati, dan dibagikan secara luas," harap Fadli.

Sementara itu Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Prapan Disyatat berterima kasih kepada Fadli karena telah memberi penghormatan atas kehadirannya dan menyambut baik penyelenggaraan serah terima ini.

"Kami merasa sangat tersanjung dapat mempersembahkan koleksi ini sebagai hadiah perdamaian dan kebijaksanaan dari masyarakat Thailand kepada sahabat-sahabat kami yang terkasih di Indonesia, sebuah persembahan warisan budaya dan nilai kebersamaan," pungkasnya.

Sebagai informasi, turut hadir pada kegiatan ini antara lain, Duta Besar Prapan Disyatat dan para anggota Korps Diplomatik, Gubernur Provinsi Gerejawi Surin (Dhammayut), Kepala Biara Wat Burapharam, Yang Mulia Phra-Tham Wa-Chi-Ra-Yan-Go-Sol Ha-Rue-Thai-Ta-Won. Kemudian, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Prof. E. Aminudin Aziz, perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, perwakilan Kementerian Agama, serta diaspora Thailand di Indonesia dan komunitas Buddhis di Indonesia.

(akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial