Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menggugat kantor berita The Wall Street Journal (WSJ) buntut berita mengenai surat Trump kepada Jeffrey Epstein.
Dalam unggahan di Truth Social, Kamis (17/7), Trump mengatakan pemimpin redaksi WSJ Emma Tucker telah diberi tahu oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dan oleh dirinya sendiri, bahwa surat yang diperoleh WSJ palsu.
Namun, alih-alih berhenti melaporkan, WSJ justru membuat artikel mengenai surat tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ia sudah diberi tahu langsung oleh Karoline Leavitt dan oleh Presiden Trump bahwa surat itu PALSU. Bukannya berhenti, mereka malah membuat berita palsu, jahat, dan fitnah," kata Trump, seperti dikutip AFP.
"Presiden Trump akan segera menggugat The Wall Street Journal, News Corp (perusahaan induk WSJ), dan (Ketua Eksekutif News Corp Rupert) Murdoch. Pers harus belajar untuk jujur, dan tidak mengandalkan sumber yang bahkan mungkin tidak ada," lanjut dia.
WSJ sebelumnya mempublikasi berita mengenai surat yang diduga dikirim oleh Trump kepada Epstein, menampilkan sketsa seorang perempuan tanpa busana dengan tanda tangan Trump yang menyerupai rambut kemaluan di bagian bawah pinggangnya.
WSJ menyebut surat itu adalah bagian dari hadiah ulang tahun Epstein yang ke-50 pada 2003.
"Surat itu menyatakan: 'Selamat ulang tahun, dan semoga setiap hari menjadi rahasia indah lainnya.'" tulis WSJ.
WSJ mengaku telah meninjau surat tersebut, namun mereka tidak menampilkan suratnya.
Berita ini dipublikasi WSJ pada 17 Juli di saat pemerintahan Trump disorot karena dinilai tak transparan dalam menangani kasus Epstein. Mantan pemodal itu terjerat kasus perdagangan seks.
Publik curiga bahwa pemerintahan Trump sengaja mau menyelesaikan kasus Epstein diam-diam guna melindungi konglomerat dan tokoh-tokoh berkuasa.
Epstein sendiri telah meninggal dunia usai bunuh diri di penjara New York pada 2019. Insiden itu terjadi setelah ia didakwa atas perdagangan seks dalam skema di mana dia diduga mempersiapkan perempuan muda dan di bawah umur untuk dijual ke taipan.
Epstein sebelumnya juga diminta mengaku sebagai pelaku kejahatan seksual di Florida setelah dia mengaku bersalah atas dua dakwaan terkait prostitusi.
Terkait laporan WSJ, media AS tersebut sebelumnya sudah memberitakan bantahan Trump terkait surat yang diduga ditulisnya. Trump menegaskan ia tak pernah menggambar, apalagi menggambar perempuan.
"Ini bukan [surat] saya. Ini palsu," kata Trump di laporan WSJ yang lain.
Mengenai kritik publik atas penanganan kasus Epstein, Trump pada Kamis (17/7) akhirnya meminta Jaksa Agung Pam Bondi untuk merilis kesaksian dewan juri dalam kasus tersebut.
Publik sejak lama curiga bahwa ada daftar klien Epstein yang masih dirahasiakan otoritas dalam kasus ini. Publik juga menduga bahwa kematian Epstein di penjara adalah bagian dari upaya menutup-nutupi.
Kecurigaan ini telah dibantah oleh Departemen Kehakiman dan Biro Investigasi Federal (FBI). Meski begitu, publik tetap yakin ada yang tak beres dan mendesak diungkapnya kesaksian atau bukti dari dewan juri.
(blq/dna)