Terkuak! Ini Alasan di Balik Rencana Divestasi Tol Cimanggis-Cibitung

1 day ago 2

Jakarta -

Rencana PT Waskita Karya (Persero) Tbk, melalui entitas usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR), melepaskan kepemilikan (divestasi) sahamnya pada Tol Cimanggis-Cibitung sempat mendapat sorotan sejumlah pihak. Aksi korporasi ini ditargetkan bisa rampung pada tahun 2025 ini.

Tol Cimanggis-Cibitung sendiri berada si bawah pengelolaan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT). Adapun pemegang sahamnya saat ini antara lain PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (55%), PT Waskita Toll Road (35%), PT Bakrie & Brothers Tbk (5%), dan PT Bakrie Toll Indonesia (5%).

Direktur Teknik dan Operasi 2 PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT) Y. Widi Suharyanto membenarkan adanya aksi korporasi divestasi tersebut. Meski mengaku belum dapat berbicara banyak menyangkut prosesnya, Widi menjelaskan bahwa ada perubahan konsentrasi portofolio investasi yang ingin dilakukan sejumlah pemilik saham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak banyak bisa mengatakan soal aksi korporasi divestasi ini," kata Widi kepada detikcom dalam wawancara khusus, ditulis Kamis (3/7/2025).

Widi menjelaskan, secara kepemilikan, pemegang saham nomor satu di CCT ialah PT SMI yang aktivitas utamanya bergerak di bidang pembiayaan dan investasi infrastruktur. Menurutnya, masuknya SMI ke dalam CCT sendiri juga didorong oleh unsur penugasan pemerintah.

SMI mulai masuk ke CCT pada Januari 2022 silam, dengan membeli 55% saham yang sebelumnya dimiliki oleh WTR. Transaksi tersebut bernilai Rp 1,76 triliun yang terdiri atas Rp 339 miliar atas 55% kepemilikan WTR pada CCT, serta adanya pengambilalihan 55% Shareholder Loan (SHL) oleh SMI senilai Rp 1,4 triliun.

"Menurut saya mereka juga ada unsur penugasan dari pemerintah. Setelah selesai penugasannya, mereka akan berkonsentrasi di kegiatan lain," ujarnya.

Ia juga membenarkan adanya rencana Waskita untuk kembali menjual kepemilikan sahamnya di pengelolaan Tol Cimanggis-Cibitung ini. Namun ia tak bisa banyak berbicara karena saat ini prosesnya masih terus berlangsung.

"Memang akan ada proses divestasi, tapi saat ini belum selesai sehingga saya belum bisa share juga. Kalau sudah deal nanti saya share," kata dia.

WTR sendiri menyasar Bakrie Group untuk diberi tawaran 35% saham miliknya itu. Adapun Bakrie Group sendiri saat ini sudah memiliki porsi kepemilikan saham sekitar 10% di CCT, terdiri atas 5% saham PT Bakrie & Brothers Tbk dan 5% PT Bakrie Toll Indonesia.

Dengan demikian, apabila Bakrie Group positif membeli saham WTR di CCT, maka perusahaan milik salah satu konglomerat RI itu akan memiliki sebanyak 45% saham. Bakrie Group akan menjadi pemegang saham kedua terbesarnya.

Widi sendiri menilai, prospek bisnis jalan tol saat ini terbilang masih cukup menjanjikan, khususnya di Pula Jawa dan kawasan Jabodetabek itu sendiri. Jalan Tol Cimanggis-Cibitung sendiri dalam 1 tahun pengoperasiannya berhasil mencatat Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) cukup tinggi, sekitar 39.000 kendaraan, dengan rekor pernah menembus 55.000 kendaraan.

Posisi Tol Cimanggis-Cibitung juga terbilang cukup strategis, di mana tol ini merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2. Prospek baik ini didukung dengan tingginya lalu lintas Seksi 1 dan 2A, Cimanggis sampai Nagrak, di mana jalan tol ini menjadi alternatif masyarakat yang mau bepergian dari perumahan di kawasan Cibubur.

"Seputaran Jakarta menurut saya tetap memerlukan jalan tol. Cikampek meski ada Cikampek 2 sekarang, barangkali suatu saat ada Cikampek 3, kita nggak tahu juga kan. Memang lahan dan sebagainya itu soal lain. Tapi menurut saya di seputaran Jakarta masih memerlukan, meskipun sudah penuh. Kejenuhan itu belum," ujar Widi.

"Jalan tol masih menjadi menurut saya bisnis yang cukup menjanjikan, terutama di Jawa dan di seputaran kota-kota besar seperti di seputaran Surabaya, Jakarta itu masih memerlukan jalan tol. Misalnya Cirebon ke Cilacap misalnya, Purwokerto ke Cilacap, Semarang ke Jogja, terus mungkin yang lain-lain kan perlu feeder-feeder yang juga mendukung pergerakan masyarakat," sambungnya.

(shc/eds)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial