Soroti Warisan Budaya Bawah Air Kepulauan Riau, Menbud: Ini Potensi Besar

4 days ago 10

Jakarta -

Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, hari ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya pelestarian dan pemanfaatan warisan budaya, termasuk cagar budaya bawah air.

Fadli juga menyoroti kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa, terutama di Kepulauan Riau, yang menjadi tempat lahirnya Bahasa Indonesia dan Melayu.

"Pulau Penyengat adalah pusat gravitasi budaya Melayu dan Bahasa Indonesia. Di sinilah Raja Ali Haji, pahlawan nasional kita, melahirkan karya-karya monumental yang menjadi fondasi bahasa persatuan kita," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Senin (10/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Fadli mengungkapkan kunjungannya ke Pulau Penyengat merupakan langkah penting untuk memberikan perhatian lebih terhadap pelestarian warisan budaya di wilayah tersebut.

"Pulau Penyengat menyimpan banyak naskah kuno, masjid bersejarah, dan peninggalan Kesultanan Riau Lingga yang perlu kita jaga dan kembangkan," sambungnya.

Selain itu, Fadli juga menyinggung potensi besar Kepulauan Riau dalam hal cagar budaya bawah air. Menurut catatan, sekitar 50-60% benda muatan kapal tenggelam di Indonesia berada di perairan Kepulauan Riau.

"Ini adalah potensi besar yang harus kita kelola bersama, tidak hanya untuk pelestarian tetapi juga untuk mendukung ekonomi budaya dan industri kreatif," jelasnya.

Dalam kunjungan tersebut, Fadli juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian untuk mengoptimalkan pemanfaatan warisan budaya bawah air.

"Kita perlu memikirkan bagaimana benda-benda bersejarah ini bisa diselamatkan sekaligus dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi, seperti pariwisata budaya dan industri kreatif," lanjutnya.

Ia juga menyoroti perlunya peningkatan jumlah cagar budaya yang terdaftar. Adapun saat ini, Indonesia memiliki 228 cagar budaya, sementara warisan budaya tak benda mencapai 2.213.

"Di Kepulauan Riau, baru dua cagar budaya yang terdaftar. Padahal, potensinya sangat besar," ungkapnya.

Dalam pidatonya, Fadli juga mengapresiasi peran bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa.

"Bahasa Indonesia adalah salah satu mukjizat kita sebagai bangsa yang beragam. Tanpa bahasa ini, sulit membayangkan bagaimana kita bisa bersatu," katanya.

Ia pun menceritakan pengalamannya saat menjadi anggota DPR dan terlibat dalam pendirian Asosiasi Parlemen Berbahasa Indonesia-Melayu bersama Malaysia, Brunei, Thailand, dan Singapura.

"Ini adalah bukti bahwa Bahasa Indonesia memiliki pengaruh global," ungkapnya.

Tak hanya itu, Fadli juga menekankan pentingnya adaptasi budaya di era digital. Ia pun mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas, dan pelaku budaya, untuk bekerja sama memajukan kebudayaan Indonesia.

"Budaya digital akan menjadi gaya hidup dunia ke depan. Kita harus memastikan bahwa ekspresi budaya kita, baik yang tradisional maupun kontemporer, dapat diakses dan dinikmati oleh generasi muda melalui platform digital," ucapnya.

Fadi berharap kunjungannya dapat memperkuat komitmen bersama dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia, terutama di wilayah Kepulauan Riau.

"Kita memiliki tanggung jawab besar untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya kita agar tetap relevan di masa depan," tutupnya.

(anl/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial