Kota Depok -
Dugaan pelecehan seksual terhadap sejumlah siswi di sekolah dasar (SD) swasta di Cimanggis, Depok, oleh oknum guru viral di media sosial (medsos). Polisi menyelidiki kasus tersebut.
"Jadi kalau LP (laporan polisi) dari korban belum ada sampai saat ini," Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Bambang Prakoso saat dihubungi wartawan, Senin (14/4/2025).
Polisi masih meminta klarifikasi ke pihak sekolah untuk memastikan benar atau tidaknya dugaan pelecehan seksual tersebut. Klarifikasi ke pihak lain juga masih akan dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, berangkat dari keterangan saksi yang kami dapat Sabtu malam itu, hari ini PPA lagi klarifikasi di sekolah ketemu kepala sekolah, komite sekolah, terus ke orang tua korban. Nah klarifikasinya masih berlangsung," jelasnya.
"Iya, dari informasi yang kami dapat dari seorang saksi, apakah betul apa enggak keterangannya," tutupnya.
Sebelumnya, dugaan pelecehan seksual terhadap sejumlah siswi di SD swasta di daerah Cimanggis, Depok, viral di medsos. Pelecehan seksual tersebut diduga dilakukan oknum guru. Pihak sekolah pun buka suara.
Narasi yang beredar di medsos, pelecehan seksual tersebut dilakukan oleh oknum guru dengan cara meraba anggota tubuh para siswi.
Orang tua korban, pihak sekolah, dan oknum guru sempat menggelar mediasi terkait kasus tersebut. Namun oknum guru tak menganggap perbuatannya sebagai pelecehan seksual.
Seorang mantan guru SD berinisial MWR mengungkapkan dugaan pelecehan itu terjadi pada Agustus 2024. Dia mengatakan ada 14 siswi kelas VI yang diduga mengalami pelecehan seksual oleh oknum guru.
"Pada saat itu ada 14 korban sesungguhnya dari kelas 6, tapi yang berani mengaku hanya 11. Nah dari 11 anak ini merasa bahwa si guru ini meraba," kata MWR kepada wartawan, Kamis (10/4).
MWR mengatakan 11 siswi tersebut kemudian melaporkan perlakuan oknum guru ke orang tua. Orang tua pun melaporkan hal tersebut ke sekolah.
"Nah oleh sekolah akhirnya dia dapat pertemuan antara sekolah, yayasan, orang tua, dan komite untuk menyelesaikan kasus ini," jelasnya.
MWR menyayangkan pihak sekolah tak mengeluarkan surat peringatan (SP) kepada oknum guru di saat kasus dugaan pelecehan seksual ini mencuat kembali.
MWR mengatakan akan melaporkan dugaan peristiwa pelecehan seksual tersebut ke pihak kepolisian. Dia mengklaim dirinya adalah saksi yang melihat langsung peristiwa pelecehan seksual tersebut.
Pihak Sekolah Buka Suara
Sementara itu, perwakilan pihak yayasan sekolah, Margareth, membantah adanya dugaan pelecehan seksual oleh guru inisial S.
"Terutama kami membicarakan untuk yang 14 siswa tadi itu hoaks banget," kata Margareth kepada wartawan.
Menurutnya, persoalan tersebut adalah masalah lama yang sudah selesai. Ia juga menyebutkan bahwa pihak sekolah sudah mengambil tindakan terkait kejadian lalu itu.
"Ini masalah lama yang sudah selesai, tapi diangkat di tahun ini, diangkat lagi gitu. Sudah selesai, sudah ada tindakan," ujar Margareth.
Namun Margareth tidak menjelaskan seperti apa 'kasus lama' yang sudah dianggap selesai itu. Karena menurutnya, ada beberapa kasus lain yang terjadi.
"Ya banyak sih kasus-kasus, karena untuk yang naik media nggak cuma ini ya," katanya.
Lihat juga Video 'Langkah KemenPPPA Dampingi Korban Kekerasan Seks Dokter Residen RSHS':
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini