Jakarta -
Pertanian ramah lingkungan saat ini terus didorong sebagai komitmen keberlanjutan lingkungan dan permanfaatan produk.
Seperti yang dilakukan oleh Krakatau Posco melalui kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, perusahaan terus mendorong pengembangan Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS), yang berasal dari Granulated Blast Furnace Slag (GBFS), menjadi solusi inovatif di sektor pertanian.
GBFS merupakan produk samping dari proses pembuatan baja yang mengandung kalsium oksida (CaO) sebesar 40~47% dan silikon dioksida (SiO₂) sebesar 35~47% dua unsur yang terbukti bermanfaat dalam memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan hasil pertanian. Negara seperti Korea Selatan dan Jepang telah lebih dahulu memanfaatkan material ini sebagai pupuk dalam sistem pertanian mereka, dan kini Indonesia mulai mengikuti jejak tersebut melalui inisiatif Krakatau Posco.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan telah meneken Kontrak Kerja Sama pada bulan Juni 2024 bersama Balai Pengujian Standard Instrument (BPSI) Tanah dan Pupuk di bawah Kementerian Pertanian Republik Indonesia, mengenai penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk GBFS sebagai bahan penyubur tanah seperti pupuk dan pembenah tanah. Pada September 2024 bersama dengan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), serta POSCO sebagai komitmen pengembangan slag baja untuk pertanian ramah lingkungan.
"Inisiatif ini tidak hanya dilakukan di atas kertas, tetapi juga dilengkapi dengan uji lapangan guna memastikan efektivitas GBFS di berbagai jenis tanah dan tanaman," tulis Krakatau Posco dalam keterangannya, Jumat (16/5/2025).
Salah satu mitra utama Krakatau Posco dalam pemanfaatan GBFS adalah PT KRT Green Indonesia, perusahaan yang telah mengantongi KBLI pupuk dan melakukan serangkaian riset agrikultur terhadap GGBFS.
Hasil dari riset ini melahirkan produk pupuk inovatif bernama "PUSAKA HIJAU", yang mendapatkan izin edar sebagai pupuk makro majemuk (Kalsium + Silikat) pada kuartal IV tahun 2024, yang saat ini tengah dikembangkan untuk berbagai jenis tanaman, seperti padi, jagung, dan kelapa sawit-komoditas utama yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan dan ekonomi Indonesia.
Puncak dari upaya kolaboratif ini dibuktikan dengan adanya penandatanganan kontrak komersial antara PT KRT Green Indonesia dengan PT Andalan Chemist Indonesia yang dilaksanakan pada 15 Mei 2025 bertempat di Head Office PT Andalan Chemist Indonesia untuk pasokan 10.000 ton PUSAKA HIJAU selama satu tahun. Kontrak jangka panjang ini menjadi tonggak penting dalam komersialisasi GGBFS sebagai pupuk dan membuka jalan bagi pengembangan pasar yang lebih luas.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi keberlanjutan Krakatau Posco, yang secara konsisten mengusung prinsip "Green with KRAKATAU POSCO" mewujudkan harmoni antara industri dan alam. Pemanfaatan GBFS sebagai pupuk dan pembenah tanah juga memberi kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan, perbaikan kualitas tanah, serta pengurangan ketergantungan terhadap pupuk kimia sintetis.
Dengan adanya dukungan dari berbagai stakeholder, baik pemerintah, mitra industri, hingga pelaku agrikultur, Direktur Technology and Business Development, Alhadis Syamsuddin Krakatau Posco menyatakan bahwa transformasi industri ke arah yang lebih hijau bukanlah sekadar wacana, melainkan aksi nyata yang berkelanjutan.
"Kami percaya bahwa inovasi dan kolaborasi adalah kunci untuk masa depan industri yang ramah lingkungan. GBFS adalah salah satu bentuk nyata bahwa produk samping industri baja pun bisa menjadi berkah bagi sektor pertanian Indonesia," jelas dia.
Simak juga Video 'Belajar Seni Ramah Lingkungan ala Palakali Creative':
(kil/kil)