Peringatan 30 Tahun Genosida di Srebrenica

9 hours ago 3

Jakarta -

Tepat 30 tahun lalu pada 11 Juli 1995, pasukan Serbia-Bosnia menyerbu kota kecil Srebrenica di Bosnia timur pada bulan-bulan terakhir perang saudara. Lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia dibunuh. Mayat-mayat korban pembantaian massal ini disebar di kuburan-kuburan massal di sekitar Srebrenica, untuk menyembunyikan bukti kejahatan itu.

Mereka dibunuh secara sistematis oleh tentara Republik Srpska yang dipimpin Jenderal Ratko Mladic. Mahkamah Internasional ICJ di Den Haag telah memutuskan bahwa pembantaian itu adalah genosida. Tiga puluh tahun kemudian, sekitar 1.000 mayat masih belum teridentifikasi.

Pembantaian itu terjadi setelah Srebrenica - sebuah "daerah aman" yang ditetapkan PBB bagi warga sipil dalam perang Bosnia tahun 1992-95, yang terjadi setelah terpecahnya federasi Yugoslavia - dikuasai oleh pasukan nasionalis Serbia Bosnia. Mereka membunuh sekitar 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim pada hari-hari berikutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan tentara Serbia Bosnia Ratko Mladic dan pemimpin politik Radovan Karadzic ditangkap setelah perang, dan dihukum karena genosida oleh pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag, atas peran mereka dalam pembunuhan massal tersebut.

Serbia dan Republika Srpska — entitas Serbia di Bosnia dan Herzegovina — telah mengakui adanya pembantaian di Srebrenica, tetapi tidak mengakui peristiwa itu sebagai genosida.

Konflik meluas setelah perpecahan Yugoslavia

Konflik di Bosnia meletus pada tahun 1992, ketika warga etnis Serbia di Bosnia mengangkat senjata dalam pemberontakan terhadap kemerdekaan Bosnia dari bekas Yugoslavia, dan dengan tujuan untuk mendirikan negara sendiri untuk akhirnya bersatu dengan negara tetangga Serbia. Lebih dari 100.000 orang tewas, dan jutaan orang mengungsi selama perang, sebelum perjanjian damai yang ditengahi AS dicapai pada tahun 1995.

Majelis Umum PBB tahun lalu mengadopsi resolusi untuk memperingati genosida Srebrenica pada 11 Jul. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dunia telah mengecewakan rakyat Srebrenica — zona aman yang dinyatakan PBB selama perang — bukan karena "kecelakaan sejarah" melainkan karena "kebijakan, propaganda, dan ketidakpedulian internasional."

Perpecahan etnis hingga kini tetap menjadi sumber ketegangan di Bosnia dan Herzegovina, yang terbagi menjadi entitas otonom Bosnia-Kroasia dan Serbia berdasarkan perjanjian damai Dayton tahun 1995.

Kekejaman perang terburuk di Eropa setelah PD II

Korban pembantaian Srebrenica yang baru teridentifikasi, setiap tahun dimakamkan kembali setiap tanggal 11 Juli di pemakaman peringatan yang luas dan terus berkembang di luar kota Srebrenica. Ribuan orang diperkirakan akan memperingati hari peringatan tersebut pada hari Jumat (11/7) di kompleks peringatan Potocari dekat Srebrenica.

"Srebrenica adalah proyek yang sangat kompleks, karena sejumlah besar korban telah dikuburkan di banyak lokasi berbeda, di kuburan massal primer dan sekunder tempat jenazah dipotong-potong, sehingga kami tidak dapat menemukan jenazah yang utuh," kata Dragana Vucetic, pakar forensik yang menangani identifikasi korban Srebrenica.

Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia, ICTY, dan Mahkamah Internasional ICJ di Den Haag menyatakan insiden ini sebagai tindakan genosida. Peristiwa ini juga dianggap sebagai kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Editor: Agus Setiawan

(nvc/nvc)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial