Pemimpin Junta Myanmar Bertemu Putin di Moskow

4 hours ago 2

Jakarta -

Pimpinan junta Myanmar, Min Aung Hlaing, dikabarkan telah berangkat menuju Rusia pada Senin 3 Maret 2025 untuk melakukan pertemuan dengan sekutu utamanya, Presiden Putin.

Min Aung Hlaing, merebut kekuasaan tertinggi di negara tersebut melalui kudeta militer di bulan Februari 2021, menggulingkan pemimpin terpilih saat itu, Aung San Suu Kyi. Pasca Kudeta, Junta militer berusaha terus meredam perlawanan keras kaum oposisi dan minoritas terhadap pemerintahan militer.

Sanksi-sanksi negara barat diberlakukan terhadap Myanmar setelah kudeta disertai penindasan terhadap oposisi terjadi di tahun 2021. Hal ini turut yang menyebabkan konflik bersenjata yang meluas dan menyebabkan kematian terhadap ribuan warga sipil. Sanksi barat turut diberlakukan terhadap Rusia setelah invasi negara tersebut terhadap Ukraina di tahun 2022. Kedua negara berusaha mempererat hubungan bilateralnya untuk mengimbangi dampak sanksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dukungan Militer Rusia

Menurut layanan informasi junta Myanmar, Min Aung Hlaing, dikabarkan telah meninggalkan ibu kota Naypyidaw pada Hari Senin dengan rombongan pejabat tinggi militernya dan dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Putin pada hari Selasa 4 Maret.

Rusia adalah sekutu utama dan pemasok persenjataan Myanmar. Junta Militer dikabarkan telah kehilangan wilayah teritorial secara signifikan akibat serangan pemberontak di akhir tahun 2023. Para analis mengatakan dukungan Moskow sangatlah penting bagi junta militer Myanmar, terutama terkait pertahanan udara dalam memerangi pemberontakan berbagai kelompok bersenjata etnis minoritas dan gerilyawan pro-demokrasi di berbagai wilayah.

"Rusia sangat berharga dalam membantu junta militer menjaga pertahanan udara mereka," jelas Morgan Michaels, peneliti di lembaga International Institute for Strategic Studies, kepada AFP, "Dugaan kami, Rusia telah membantu Angkatan Udara Myanmar untuk mempertahankan tempo operasi."

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

"Kedua belah pihak akan membahas prospek pengembangan lebih lanjut kerja sama Rusia-Myanmar yang saling menguntungkan, serta isu-isu internasional yang sedang hangat," menurut informasi yang dirilis Kremlin. Pertemuan ini adalah pertemuan kedua pimpinan negara tersebut dalam dua tahun terakhir. Setelah pertemuan sebelumnya dilakukan di sela-sela Eastern Economic Forum yang diselenggarakan di Vladivostok, Rusia Timur, September 2022 lalu.

Rusia dan Myanmar juga telah mengadakan latihan militer bersama dan menandatangani pakta mengembangkan tenaga nuklir. Pemerintah militer Myanmar berencana untuk mendorong lebih banyak tenaga kerjanya untuk bekerja di Rusia. Namun, pertukaran tidak terbatas pada ekonomi dan pertahanan. Pada bulan Januari 2025, menurut kantor berita pemerintah Rusia, TASS, Myanmar menghadiahkan enam ekor gajah kepada Sirkus Besar Moskow "sebagai tanda persahabatan".

slc/hp (AFP/AP)

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial