Hubungan PDI Perjuangan dan mantan kadernya, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanas. Kedua pihak bersitegang terkait masalah utusan Jokowi untuk merespons pemecatan dari PDIP.
Perseteruan ini bermula dari pernyataan Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus. Dia meyebut, pada 14 Desember 2024, ada utusan yang meminta Hasto Kristiyanto mundur dari jabatannya sebagai Sekjen PDIP. Utusan itu juga disebut meminta PDIP tak memecat Jokowi.
"Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember itu ada utusan yang menemui kami yang memberitahu bahwa Sekjen harus mundur lalu meminta jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar 9 orang dari PDIP Perjuangan yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK," kata Deddy Sitorus, Rabu (12/3).
Jokowi Minta PDIP Buktikan Tudingan
Jokowi. (Tara Wahyu NV/detikcom)
"Nggak ada (utusan), ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?," tegas Jokowi ditemui di rumahnya, Sumber, Banjarsari, Jumat (14/3). Jokowi merespons pertanyaan soal PDIP yang menyebut ada utusan yang datang meminta Hasto mundur dan Jokowi tak dipecat.
Jokowi mengaku tidak memiliki kepentingan menyuruh utusan untuk datang ke PDIP dan meminta agar dirinya tidak dipecat.
"Kepentingannya apa saya mengutus untuk itu kepentingannya apa. Coba logikanya," ujarnya.
Sein Kiri Belok Kanan
Deddy Sitorus. (Taufiq Syarifudin/detikcom)
"Kalau kata netizen +62 biasalah, sein kiri belok kanan," kata Deddy kepada wartawan, Jumat (14/3).
Deddy tak merespons soal ada tidaknya bukti atas tudingannya itu. Dia malah kembali menuding Jokowi yang tak berubah sejak dulu.
"Kan sudah bertahun-tahun kayak begitu," katanya.
Jokowi Ngaku Diam Selama Ini
Jokowi. (Tara Wahyu NV/detikJateng)
"Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho, tapi ada batasnya," terangnya.
Jokowi menjawab santai kala ditanya namanya yang sering disebut oleh PDIP.
"(Masih disangkutkan PDIP) Ya, udah," pungkasnya.
PDIP Tak Percaya Jokowi Diam
Politisi PDIP Guntur Romli. (dok pribadi)
"Saya juga ingin mengomentari penyataan Jokowi yang ngaku diam, tapi tiap hari sepertinya dia tiga kali sehari ngomong ke media, udah kayak minum obat. Bagaimana disebut diam?" ujar Guntur lewat pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (15/3).
Menurutnya, pernyataan Jokowi banyak yang melenceng dari kenyataan. Salah satunya Jokowi yang bilang akan kembali ke Solo dan menjadi rakyat biasa.
"Ternyata masih terus 'blusukan politik' kemana-mana malah mau bikin partai super tbk. Omon-omonnya (soal) Gibran tidak akan jadi cawapres karena baru 2 tahun jadi wali kota, soal usia, tiba-tiba didukung jadi cawapres," sambungnya.
Guntur mengumpamakan pernyataan Jokowi ibarat sein kiri tapi belok kanan. Alias melenceng dari kenyataan.
"Apa yang disampaikan Jokowi tidak perlu dipercaya," jelasnya.
Terkait kabar soal Jokowi mengirim utusan yang meminta agar PDIP tak memecatnya, Guntur tak berkomentar banyak. Ia menegaskan bahwa penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh KPK terkait dengan pemecatan Jokowi beserta keluarganya dari PDIP.
"Tak hanya soal utusan, kami juga sudah diberikan informasi bahwa Sekjen Hasto akan 'digarap' sebelum Kongres. Dan semua informasi itu, terjadi benar," imbuh Guntur.
Relawan-relawan Jokowi Pasang Badan
Jokowi. (Tara Wahyu NV/detikcom)
Salah satu relawan yang merespons keras PDIP yakni Organisasi Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP). Ketumnya, Utje Gustaaf Patty, menyatakan pihaknya membuka peluang akan mendesak Jokowi untuk mengambil langkah hukum ke pihak yang memfitnah.
"Pak Jokowi hampir tidak pernah bereaksi terlebih karena beliau adalah tokoh bangsa. Tapi saat ini beliau tidak lagi menjabat presiden, jadi tidak tertutup kemungkinan kami akan mendesak beliau untuk mengambil langkah hukum terhadap para pemfitnah," kata Utje kepada wartawan, Minggu (16/3).
Selain Bara JP, Kornas Jokowi juga turut buka suara. Sekjen Kornas Jokowi, Akhrom Saleh, mengatakan apa yang disampaikan PDIP berlebihan.
"Apa yang disampaikan PDIP memang hyperball, sangat berlebihan. Toh faktanya 'serangan-serangan' PDIP ke Pak Jokowi tidak pernah dijawab. Kalau pun dijawab itu karena dipertanyakan oleh rekan-rekan media, bukan secara sengaja untuk membalas serangan partai banteng itu," kata Akhrom.
"Jadi saya kira PDIP ibarat sifat seseorang memiliki karakter dendam kesumat, dendam membara, dendam tak berkesudahan. Seperti halnya dengan Partai Demokrat dan Pak SBY. Demikian saya lihat PDIP seperti itu ke Pak Jokowi dan keluarga," lanjut dia.
Kemudian, Projo juga bereaksi keras. Wakil Ketua Umum (Waketum) relawan Pro-Jokowi (Projo), Freddy Damanik, mengingatkan bahwa Jokowi bisa saja menghancurkan PDIP.
"Faktanya selama ini memang beliau selalu diam setiap dicela, dihina, difitnah, tapi semua orang mempunyai batas kesabaran, termasuk seorang Jokowi yang juga merupakan manusia biasa yang mempunyai batas kesabaran," kata Freddy kepada wartawan.
Freddy memandang, jika PDIP kerap menyinggung Jokowi, bukan tidak mungkin, Presiden RI ke-7 itu akan menyerang balik. Projo pun meminta PDIP move on.
"Demikian juga sekarang kalau PDIP terus mengganggu Jokowi bukan tidak mungkin Jokowi juga akan melawan dan akan menghancurkan kembali PDIP dengan cara caranya, walaupun beliau sudah tidak Presiden lagi," kata Freddy.
"Oleh karena itu, kami meminta kepada PDIP agar segera move on dari Jokowi, tidak usah lagi menyerang Jokowi dan keluarganya," tambahnya.
(maa/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu