Museum Nasional Indonesia Gelar Pameran SUNTING, Tunjukkan Perjuangan Perempuan

5 hours ago 3

Jakarta -

Menteri Kebudayaan (Menbud RI) Fadli Zon resmi membuka pameran bertajuk 'SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan'. Pameran ini digelar di Museum Nasional Indonesia hingga Juli 2025, dan terbuka untuk umum.

Masyarakat diundang untuk datang ke pameran 'SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan', untuk belajar dan merayakan jejak perjuangan tokoh perempuan Indonesia penggerak perubahan.

Dalam sambutannya, Fadli Zon mengatakan pameran yang dibuka bertepatan dengan Peringatan Hari Kartini ini merupakan bagian dari upaya reflektif dan partisipatif dalam menelusuri kontribusi perempuan Indonesia dalam sejarah, budaya, dan masa depan bangsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pameran ini membawa kita menelusuri perjalanan reflektif, perjalanan memahami peran penting perempuan dalam membentuk sejarah bangsa melalui suara, ekspresi, dan karya," ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).

Kementerian Kebudayaan, kata dia, siap memperkuat perempuan dalam pembangunan nasional yang dinamis, inklusif, dan berkeadilan.

"Kementerian Kebudayaan berkomitmen mendukung berbagai macam inisiatif memperkuat posisi perempuan dalam pembangunan nasional, serta menjaga warisan budaya bangsa yang inklusif, progresif, berkeadilan," tegasnya.

Fadli Zon pun berharap pameran 'SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan' dapat semakin meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya kesetaraan, keberagaman, dan keadilan. Di samping itu membangkitkan semangat untuk terus memberdayakan dan merayakan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya.

Menurutnya, momen ini mengingatkan besarnya semangat perjuangan yang diwariskan para tokoh perempuan bangsa yang memiliki jejak panjang.

"Mari jadikan momentum ini sebagai pengingat bahwa kemajuan bangsa tak dapat dilepaskan dari penguatan peran dan kontribusi perempuan di segala bidang. Semoga semangat perjuangan yang telah diwariskan oleh para tokoh perempuan bangsa ini dapat membuat peran perempuan Indonesia masa kini semakin menyala dan menjadi sumber inspirasi dalam menuntun langkah kita bersama menghadapi tantangan zaman," tuturnya.

Untuk diketahui, pameran 'SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan' dikurasi oleh Citra Smara Dewi, seorang seniman yang juga Wakil Rektor Bidang Pendidikan Institut Kesenian Jakarta, bersama kurator independen Sabila Duhita Drijono. Penelitian dalam pameran ini dilaksanakan oleh tim Departemen Sejarah Universitas Indonesia.

Pameran SUNTING terbagi ke dalam tiga zona utama, yaitu:

Zona 1: Perempuan, Kekuasaan, dan Perlawanan, menampilkan 14 tokoh perempuan pemimpin dan pejuang.

Zona 2: Perempuan, Penggerak Sejarah, menghadirkan 29 tokoh yang berperan dalam dinamika sosial-politik Indonesia.

Zona 3: Perempuan, Pembangun Peradaban, menyuguhkan 53 tokoh perempuan yang berjasa dalam bidang pendidikan, seni, kesehatan, diplomasi, hingga teknologi.

Tak hanya itu, sebanyak 17 organisasi perempuan juga mendapat sorotan sebagai elemen penting dalam perjuangan kolektif perempuan Indonesia sepanjang sejarah yang ditampilkan.

Dalam pameran ini ditampilkan artefak lintas budaya dan lintas waktu yang mencakup arsip, karya sastra, tekstil, artefak etnografi, karya seni, panji, karya visual, karya performance, dan dokumentasi. Seluruhnya merefleksikan rekam jejak perjuangan, identitas, dan kontribusi perempuan dalam berbagai ranah kehidupan serta lintas periode sejarah Indonesia.

Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya, Indira Nurjadin menambahkan pameran ini dirancang bukan sekadar sebagai ruang pamer, melainkan ruang dialog dan refleksi bagi publik.

"Kami ingin agar publik tidak hanya menjadi penonton, tetapi turut menjadi bagian dalam percakapan yang lebih besar tentang masa depan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia," ujarnya.

Dia menjelaskan 'Sunting' dalam tradisi Nusantara memiliki arti sebagai hiasan kepala perempuan yang melambangkan martabat dan identitas.

"Pameran ini merupakan bentuk penghormatan terhadap peran penting perempuan dalam membentuk sejarah, budaya, dan arah masa depan bangsa, juga sebagai metafora untuk menyusun ulang narasi sejarah dari sudut pandang perempuan, " ucapnya.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial