Jakarta, CNN Indonesia --
Monash University, Indonesia memperkuat komitmennya dalam mengembangkan ekosistem pendidikan tinggi Indonesia melalui program kolaborasi yang melibatkan universitas-universitas lokal, baik negeri maupun swasta. Langkah strategis ini diambil sebagai upaya meningkatkan kualitas dosen dan pengajar di seluruh Indonesia.
Vice-Chancellor and President of Monash University, Prof. Sharon Pickering, menekankan bahwa komitmen Monash di Indonesia adalah memberikan kontribusi dalam pengembangan kapabilitas sumber daya manusia.
"Terdapat 3,2 juta guru di seluruh Indonesia. Kami ingin memastikan bahwa pengembangan profesional dengan pengalaman yang kami miliki di bidang AI, manajemen kelas, konseling, dan area lainnya termasuk pengembangan kepemimpinan, dapat ditawarkan kepada seluruh guru dalam berbagai konteks," ujarnya di Jakarta, Sabtu (19/7).
Lebih jauh ia memaparkan, Monash University telah memiliki hubungan yang panjang dengan Indonesia, dimulai sejak pembukaan kampus pada 1961. Sejak kampus pertama kali di buka, mahasiswa Indonesia telah menjadi bagian inti dari Monash sejak awal berdirinya universitas.
Hingga kini, Pickering melanjutkan, Monash telah meluluskan lebih dari 10.000 alumni Indonesia, lebih banyak dari universitas mana pun di luar Indonesia.
"Alumni kami di Indonesia sangat senior, sangat sukses, dan sangat terhubung satu sama lain dan dengan universitas. Mahasiswa yang datang kepada kami sekarang bergabung dengan jaringan alumni yang luar biasa," ungkap dia.
Inovasi dan Kolaborasi
Salah satu inovasi terdepan yang diperkenalkan adalah pengembangan microstudio, sebuah fasilitas berteknologi tinggi yang baru diresmikan oleh Prof. Pickering. Fasilitas ini dirancang khusus untuk mendukung pengembangan konten pembelajaran yang lebih mutakhir dan interaktif.
Pro Vice-Chancellor & President (Indonesia), Prof. Matthew Nicholson, menimpali bahwa microstudio ini bukan hanya diperuntukkan bagi dosen Monash University, Indonesia, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh dosen dari universitas lain yang berkolaborasi dengan Monash University, Indonesia.
"Microstudio ini ibarat laboratorium untuk pengajar, di mana mereka dapat berkreasi dan mengembangkan konten yang lebih mutakhir, sehingga pengajaran menjadi lebih interaktif dan efektif," terang dia.
Konsep pembelajaran di Monash University, Indonesia sendiri menerapkan sistem blended learning yang menggabungkan pembelajaran asinkronis dan sinkronis, memungkinkan mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengikuti pembelajaran di kelas.
Program unggulan lain dari Monash adalah 'Eduvate', yang telah diselenggarakan tahun lalu dan akan berlanjut tahun ini. Program ini mengundang para pendidik dari berbagai universitas untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam pengajaran.
"Kami percaya bahwa peningkatan kualitas pendidikan hanya dapat dicapai ketika kita bekerja sama menuju tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan," ujar Nicholson.
Di sisi lain, Monash University, Indonesia juga telah menjalin kemitraan strategis dengan 10 universitas swasta di Indonesia. Program kemitraan ini memberikan kesempatan kepada setiap universitas mitra untuk mengirimkan satu staf pengajar mereka setiap tahunnya untuk menempuh program PhD di Monash University, Indonesia.
"Kami berkomitmen penuh untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan pendidikan akademisi di universitas-universitas Indonesia," jelas Nicholson.
Di samping kampus swasta, Monash juga aktif menjalin komunikasi dengan perguruan tinggi negeri dan institusi keagamaan. Pembahasan kerja sama telah dilakukan dengan Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung.
Bahkan, Monash juga telah menandatangani MoU dengan Muhammadiyah pada 2018 dan 2021. Program kolaborasi ini juga melibatkan Kementerian Agama untuk membangun kemitraan dengan universitas Islam negeri.
"Kami melihat diri kami sebagai kolaborator terdepan. Kami tidak menginginkan kompetisi antara universitas negeri dan swasta, atau antara universitas domestik dan internasional," tegas Nicholson.
Investasi Masa Depan
Sebagai bagian dari komitmen global, Monash University baru-baru ini mengumumkan investasi sebesar AU$60 juta dollar Australia untuk superkomputer AI yang akan menjadi salah satu yang terbesar dan tercepat di Australia.
Investasi ini menjadikan Monash sebagai salah satu pemimpin dunia dalam pengembangan dan pelatihan AI. Pickering meyakini bahwa keahlian ini dapat dimanfaatkan dalam kemitraan dengan Indonesia.
"Untuk AI, Anda perlu menyebarkan penggunaan AI di seluruh masyarakat agar ekonomi dan masyarakat dapat memperoleh manfaat dari perkembangan teknologi tersebut. Kami percaya pengembangan profesional guru sangat penting untuk penyebaran ini," jelasnya.
Dengan berbagai program kolaborasi dan inovasi yang terus dikembangkan, Monash University, Indonesia memosisikan diri sebagai mitra strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan tenaga pendidik yang siap menghadapi tantangan era digital dan kecerdasan buatan.
(rir)