Jakarta -
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon meresmikan Rumah Budaya Tabuik Pasa sebagai Museum Budaya Kota Pariaman yang juga museum pertama di Kota Pariaman. Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Fadli di teras utama museum.
Adapun penandatanganan ini juga menjadi simbol komitmen pemerintah dalam mendukung pelestarian warisan budaya tabuik dan budaya Pariaman secara umum. Dalam sambutannya, Fadli mengapresiasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kota Pariaman yang telah menginisiasi Rumah Budaya Tabuik Pasa sebagai Museum Budaya Kota Pariaman.
"Kita sangat mengapresiasi atas apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kota yang telah menjadikan tempat ini sebagai museum. Museum memang bukan tempat akhir, namun justru pusat edukasi, literasi, narasi, bahkan art space," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Senin (7/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan ini, Fadli juga berharap adanya dukungan Kementerian Kebudayaan terkait revitalisasi museum. Pasalnya, revitalisasi akan berdampak pada grade sebuah museum.
"Museum ini harus kita upgrade, baik tata pamer, koleksi, artefak, linimasa, dan berbagai macam informasi di dalamnya agar dapat bermanfaat bagi para pengunjung," katanya.
Dalam hal ini, Kementerian Kebudayaan melakukan grading standarisasi museum untuk menentukan angka bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK). Misalnya, bagi museum dengan grade A maka DAK yang bisa diberikan sebesar Rp 2 miliar, grade B senilai Rp 1,5 miliar, dan grade C sejumlah Rp 1 miliar.
Fadli menjelaskan Museum Budaya Kota Pariaman berbentuk rumah panggung kayu mengikuti gaya tradisional arsitektur masyarakat pesisir Pariaman. Pada tanggal 1-10 Muharram, rumah ini dipergunakan untuk membuat tabuik, representasi burak yang membawa jasad Husein bin Ali, cucu dari Nabi Muhammad SAW, terbang ke angkasa.
Fadli pun menekankan tabuik sebagai Warisan Budaya Takbenda yang penting. Menurutnya, tabuik tak hanya menjadi sebuah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan dan sejarah, tetapi juga ruang ekspresi kolektif, memperkuat identitas budaya bangsa, serta daya tarik pariwisata budaya.
"Kita akan pelajari apakah ada semacam tabuik di negara lain, agar kita bisa lakukan pendaftaran ke UNESCO melalui joint nomination. Jika bisa, tabuik ini juga dapat dienkripsi UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda yang diakui oleh dunia," jelasnya.
Lebih lanjut, Fadli mengungkapkan Rumah Budaya Tabuik Pasa yang kini resmi menjadi Museum Budaya Kota Pariaman menyimpan dokumentasi pelaksanaan tabuik bertahun-tahun silam. Di dalamnya tersimpan potret pelaksanaan tabuik dari masa ke masa serta diorama yang menggambarkan prosesi acara tabuik dilengkapi penggambaran prosesnya secara detail.
"Kalau kita lihat tadi dari gambar-gambarnya, bahkan di zaman Hindia-Belanda sudah ada gambar atau foto tentang festival tabuik yang diselenggarakan di tahun 1887," tuai Fadli.
Sesuai amanat konstitusi, Kemenbud akan mendukung Museum Budaya Kota Pariaman. Ia berharap budaya tabuik juga dapat mendatangkan banyak pendatang turis domestik maupun internasional.
"Sekali lagi selamat dan mudah-mudahan kehadiran Museum Budaya Kota Pariaman atau Museum Budaya Tabuik bisa menjadi enklaf kebudayaan yang penting di Pariaman," lanjut Fadli.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, dalam sambutannya turut menegaskan banyaknya hal-hal fundamental budaya dari Sumatera Barat, khususnya Kota Pariaman.
"Kota Pariaman adalah kota yang mendunia, dimanapun negaranya pasti ada diaspora Kota Pariaman juga sejarah tabuik di Pariaman ini memang sudah sangat mendunia," tuturnya.
Ia juga mengapresiasi dukungan Fadli dalam pelestarian budaya lokal, khususnya melalui museum. "Kita beruntung dengan kehadiran Menteri Kebudayaan yang melirik budaya Pariaman. Kita buat museum ini fungsional, bisa dimanfaatkan anak muda dalam menggali ilmu dan budaya," ungkapnya.
Apresiasi serupa disampaikan oleh Wali Kota Pariaman, Yota Balad. Ia berharap Museum Budaya Kota Pariaman dapat menjadi garda terdepan, sumber inspirasi, kebanggaan, serta menjadi daya tarik bagi wisatawan dan ruang edukasi.
"Saya atas nama pribadi mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kebudayaan atas kehadiran dan bantuan Bapak, Kota Pariaman akhirnya memiliki museum untuk pertama kalinya setelah berdiri selama 23 tahun," pungkasnya.
Sebagai informasi, peresmian ini turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi; Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayudha; Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan, Syaifullah Agam; Direktur Sarana dan Prasarana Kementerian Kebudayaan, Feri Arlius; Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat, Nurmatias.
Hadir pula Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita Sumatera Barat, Dianita Maulini; perwakilan DPRD Pariaman; Ketua LKAAM dan Bundo Kanduang Kota Pariaman; Ketua Asosiasi Museum Indonesia Daerah Sumatera Barat, Noviyanty; anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sumatera Barat dan Kota Pariaman; pejabat daerah serta tokoh agama dan pelaku seni.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini