Menbud Luncurkan Buku-Pameran Kartu Pos & Prangko, Angkat Sejarah Bogor

12 hours ago 3

Jakarta -

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon membuka Peluncuran Buku & Pameran Filateli bertajuk 'Buitenzorg pada Sekeping Kartu Pos' di Museum Balai Kirti, Bogor. Acara ini diinisiasi oleh Perkumpulan Penggemar Filateli Indonesia (PFI) didukung oleh Kementerian Kebudayaan, dan Kementerian Komunikasi dan Digital RI.

"Buku Kartu Pos Buitenzorg berkisah tentang Bogor pada masa kolonial Hindia Belanda dengan menggunakan kartu pos sebagai mediumnya. Ada 179 kartu pos koleksi penulisnya yang termuat dalam buku setebal 166 halaman," ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Jumat (14/3/2025).

Menurutnya prangko dan kartu pos bukan hanya sebatas alat komunikasi, lebih jauh bisa menjadi media dalam diplomasi budaya. Ketua Umum PFI ini menilai adanya pameran tersebut tidak hanya sekadar untuk memamerkan koleksi kartu pos, tetapi juga merupakan jendela sejarah yang memperlihatkan wajah Bogor dari masa ke masa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui gambar-gambar yang tertuang dalam kartu pos ini, kata dia, masyarakat dapat melihat perkembangan kota, keindahan alam, serta warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas Bogor.

"Mencermati gambar pada kartu pos yang termuat dalam buku ini membawa kita ke masa silam, mendapati dan menjelajahi jejak-jejak sejarah kota Bogor pada masa Hindia Belanda. Sebuah perjalanan lorong waktu yang mengasyikkan," ujarnya.

Kartu pos-kartu pos tersebut pun telah menjelma menjadi artefak budaya yang mendokumentasikan perkembangan peradaban kota Bogor pada suatu masa, khususnya pada 1890-1930.

Fadli Zon menegaskan Kementerian Kebudayaan mendukung upaya pelestarian dan pemanfaatan prangko serta kartu pos sebagai bagian dari diplomasi budaya. Melalui penerbitan prangko bertema budaya, tokoh nasional, cagar budaya, serta seni tradisional, diharapkan dapat memperkenalkan warisan bangsa kepada dunia dalam bentuk yang unik dan berharga. Demikian pula dengan kartu pos, yang tak hanya menjadi koleksi bernilai sejarah, tetapi juga sarana mempererat hubungan antarbangsa melalui filateli.

"Diplomasi budaya melalui prangko dan kartu pos dapat membangun narasi positif tentang Indonesia. Setiap gambar dan desain yang tercetak di dalamnya menceritakan kisah keberagaman dan kekayaan budaya kita. Kementerian Kebudayaan terus mendorong kolaborasi antara pemerintah, filatelis, seniman, serta komunitas pencinta sejarah untuk menjaga dan mempromosikan warisan ini," ungkap Fadli Zon.

Diketahui, agenda peluncuran buku diikuti dengan pameran filateli yang menampilkan 10 koleksi benda-benda filateli dari anggota PFI se- Indonesia. Pameran berlangsung sejak 13 hingga tanggal 19 Maret 2025 di ruang utama Museum Balai Kirti, serta terbuka untuk umum. Selama Pameran juga digelar workshop tentang filateli bagi para siswa.

Adanya kegiatan pameran tersebut diharapkan dapat mengenalkan aktivitas mengoleksi prangko dan benda filateli lainnya kepada generasi muda. Terlebih saat ini kegiatan mengoleksi prangko dan kartu pos saat ini sudah jarang ditemui. Padahal kegiatan demikian sangat positif bagi pembentukan karakter bangsa.

"Melalui langkah ini, kita tak hanya melestarikan tradisi korespondensi dan dokumentasi sejarah, tetapi juga menguatkan posisi Indonesia dalam kancah budaya global. Mari bersama-sama menjadikan prangko dan kartu pos sebagai jembatan diplomasi budaya yang memperkenalkan keindahan Indonesia kepada dunia," tutup Fadli Zon.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial