Mantan Perdana Menteri Korea Selatan, Han Duck-soo, secara resmi mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 3 Juni 2025. Keputusan ini diambil sehari setelah ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden sementara, menyusul pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol akibat upaya pemberlakuan darurat militer yang kontroversial. (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Han, seorang teknokrat berusia 75 tahun dengan pengalaman lebih dari empat dekade di pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Keuangan dan Duta Besar untuk Amerika Serikat, menyatakan niatnya untuk mereformasi sistem pemerintahan. Ia berkomitmen untuk mengurangi kekuasaan eksekutif dan memperkuat keseimbangan kekuasaan dengan legislatif, serta berjanji akan mengamandemen konstitusi guna menyelaraskan pemilihan presiden dan parlemen. (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Dalam pernyataannya, Han menegaskan bahwa jika terpilih, ia hanya akan menjabat selama tiga tahun dari masa jabatan lima tahun yang ditetapkan, untuk memberikan waktu bagi pelaksanaan pemilihan umum serentak sesuai konstitusi yang telah diamandemen. Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk mengakhiri ketegangan politik dan memperkuat demokrasi di Korea Selatan. (REUTERS/YONHAP NEWS AGENCY)
Meskipun Han belum secara resmi diusung oleh partai politik manapun, ia dipandang sebagai calon potensial dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang saat ini mengalami krisis internal pasca pemakzulan Yoon. Namun, beberapa pihak mengkritik Han karena dianggap meninggalkan peran pentingnya sebagai pemimpin sementara di tengah situasi politik yang tidak stabil. (REUTERS/JEON HEON-KYUN)
Sementara itu, pesaing utama Han, Lee Jae-myung dari Partai Demokrat, menghadapi tantangan hukum setelah Mahkamah Agung memutuskan untuk mengulang persidangan atas tuduhan pelanggaran hukum pemilu. Meskipun demikian, Lee tetap memimpin dalam jajak pendapat dengan dukungan sekitar 42%, dibandingkan dengan Han yang memperoleh 13%. (REUTERS/JEON HEON-KYUN)
Pemilihan presiden mendatang dianggap krusial bagi masa depan politik Korea Selatan, terutama setelah serangkaian krisis kepemimpinan dan ketidakstabilan yang melanda negara tersebut. Dengan latar belakang sebagai birokrat berpengalaman dan pendekatan moderat, Han berharap dapat menawarkan alternatif yang stabil dan reformis bagi pemilih yang menginginkan perubahan. (REUTERS/JEON HEON-KYUN)
