Korut Uji Coba Rudal Antipesawat, Diawasi Kim Jong Un

1 week ago 14

Pyongyang -

Korea Utara (Korut) menggelar uji coba untuk sistem rudal antipesawat terbaru buatannya. Uji coba itu dilakukan dengan diawasi langsung oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un.

Laporan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir AFP, Jumat (21/3/2/2025), mengklaim uji coba itu membuktikan "respons tempur cepat" dari sistem rudal antipesawat terbaru itu.

Pernyataan KCNA soal uji coba rudal ini dirilis sehari setelah Korea Selatan (Korsel) menyelesaikan latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai "Freedom Shield" dan digelar setiap tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korut telah sejak lama marah dan mengecam latihan militer gabungan semacam itu, yang disebutnya sebagai latihan untuk menginvasi wilayahnya.

Kim Jong Un, menurut laporan KCNA, memuji sistem rudal antipesawat terbaru itu, dengan mengatakan bahwa militer Korut akan "dilengkapi dengan sistem senjata pertahanan utama lainnya dengan kemampuan tempur yang patut dipuji".

Tidak disebutkan secara spesifik oleh KCNA soal di lokasi mana uji coba itu digelar.

Korsel, pekan lalu, mengatakan Korut menembakkan "beberapa rudal balistik tak teridentifikasi" dari wilayahnya, setelah dimulainya latihan gabungan yang melibatkan tentara-tentara AS yang ditempatkan di wilayah Korsel.

Lihat juga Video: Kim Jong Un Pantau Uji Coba Peluncuran Rudal Jelajah Strategis

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Dalam pernyataan terpisah pada Kamis (20/3) waktu setempat, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korut, yang tidak disebut namanya, mengecam latihan militer gabungan AS-Korsel sebagai "tidak lebih dari sekadar latihan perang agresi".

Pyongyang juga melakukan uji coba peluncuran rudal jelajah strategis di Laut Kuning pada akhir Februari, yang diklaim memamerkan "kemampuan serangan balik".

Latihan "Freedom Shield" terbaru menampilkan latihan kolaboratif yang difokuskan pada penanggulangan senjata pemusnah massal, khususnya yang menargetkan ancaman nuklir, kimia, biologi, dan radioaktif.

Hubungan antara Korut dan Korsel berada pada salah satu titik terendah selama bertahun-tahun, dengan Pyongyang meluncurkan rentetan rudal balistik tahun lalu yang melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Badan intelijen Seoul dan negara-negara Barat lainnya menyebut lebih dari 10.000 tentara Korut dikirim ke Rusia tahun lalu untuk membantu melawan pasukan Ukraina di wilayah perbatasan Kursk. Laporan terbaru menyebut Pyongyang terus "memasok senjata, amunisi dan dukungan militer lainnya" ke Rusia.

Seorang pembelot Korut yang kini menjadi peneliti pada Institut Dunia untuk Studi Korut, Ahn Chan Il, mengatakan kepada AFP bahwa peluncuran terbaru Korut tampaknya merupakan "pengujian senjata untuk diekspor ke Rusia untuk digunakan di Ukraina".

Lihat juga Video: Kim Jong Un Pantau Uji Coba Peluncuran Rudal Jelajah Strategis

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial