Kok Bisa Harga Beras Naik Terus Saat Stoknya Berlimpah?

7 hours ago 2

Jakarta -

Harga beras mengalami kenaikan di 163 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kenaikan harga beras paling dirasakan di zona 3 (Maluku-Papua) yang bisa mencapai angka Rp 54.000/kg.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan beras merupakan salah satu komoditas pangan yang perlu menjadi perhatian pemerintah karena harga beras saat ini masih dalam kondisi tinggi. Amalia menyebut beras saat ini mengalami kenaikan harga 163 kabupaten/kota di minggu keempat Juni 2025.

Dalam sebulan terakhir, jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras terus meningkat. Minggu pertama pada Juni 2025, hanya 119 daerah yang mengalami kenaikan harga. Kemudian, jumlahnya makin naik menjadi 133 daerah di minggu kedua Juni 2024. Lalu, minggu ketiga bulan Juni 2025, ada 154 daerah yang mengalami kenaikan harga beras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang perlu kita perhatikan adalah komoditas-komoditas yang mengalami level harga yang saat ini masih dalam kondisi tinggi. Ada dua yang perlu menjadi perhatian, yaitu beras dan minyak goreng," kata Amalia dalam rapat inflasi dikutip dari Youtube Kemendagri, Senin (30/6/2025).

Secara umum, rata-rata harga beras di zona 1 mengalami kenaikan 1,32% dibandingkan dengan periode yang sama Mei 2025. Rata-rata harga beras di zona 1 mencapai Rp 14.211/kg.

Kemudian untuk beras zona 2 mengalami kenaikan sebesar 0,48% dibandingkan dengan periode yang sama Mei 2025. Saat ini rata-rata harga beras di zona 2 mencapai Rp 15.293/kg.

Harga beras di zona 3 pada minggu keempat Juni mengalami kenaikan 0,82% dibandingkan dengan bulan sebelumnya dalam periode yang sama. Rata-rata harga beras di zona 3 sebesar Rp 19.798/kg.

Penyebab Harga Beras Naik, Meski Stok Melimpah

Harga beras yang terus merangkak naik ini terjadi di tengah stok cadangan beras pemerintah melimpah. Stok beras di gudang Perum Bulog saat ini mencapai 4,2 juta ton. Kemudian penyerapan dari hasil panen petani oleh Bulog sebesar 2,6 juta ton setara beras.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan tren kenaikan harga beras ini terjadi lantaran harga gabah di tingkat petani juga naik.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan, hari ini rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mencapai Rp 6.733/kg. Harga tersebut setara 3,58% dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 6.500/kg.

"Harga gabah baik di tingkat petani," kata Arief kepada detikcom, Senin (30/6/2025).

Menurut Arief, kondisi tersebut baik karena harga gabah di tingkat petani bisa di atas Rp 6.500/kg. Dia pun membantah kenaikan harga beras disebabkan kurangnya pasokan di pasaran. Arief menjelaskan saat ini pasokan harga beras di pasaran tetap terjaga.

"Pasokan baik. Bagusnya harga di Petani bisa di atas Rp 6.500," imbuh Arief.

Arief menerangkan pemerintah akan menggelontorkan bantuan pangan sebanyak 20 kg untuk dua bulan sekaligus sebagai bentuk intervensi pemerintah. Bantuan pangan beras tersebut ditujukan untuk 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Berikutnya akan diberikan Bantuan Pangan 2 bulan setiap 10kg (per bulan)," tambah dia.

Dalam rapat inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Gusti Ketut Astawa mengatakan untuk mengendalikan kenaikan harga di tingkat konsumen, pihaknya juga akan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan. Ketut menerangkan penugasan dapat dilakukan apabila anggaran sudah tersedia di Bapanas.

"Tatkala anggaran sudah ada di DIPA Badan Pangan Nasional dan penugasan segera dilaksanakan. Mudah-mudahan di awal bulan Juli ini sudah selesai sehingga pelaksanaan SPHP maupun bantuan pangan bisa segera dirilis oleh Bulog," terang Ketut dikutip dari akun Youtube Kemendagri, Senin (30/6/2025).

Tonton juga "Kala Mentan Endus 'Mafia' di Balik Harga Beras Naik saat Stok Aman" di sini:

(rea/rrd)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial