Kejahatan Berat Israel terhadap Anak, Bunuh 17 Ribu dan 1 Juta Kelaparan

13 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Hari ini, Selasa (23/7), diperingati sebagai Hari Anak Nasional 2025.

Hari perayaan ini menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat akan pentingnya melindungi dan memenuhi hak-hak anak, sebagaimana diamanatkan dalam berbagai konvensi nasional maupun internasional.

Namun di tengah peringatan ini, dunia dihadapkan pada kenyataan tragis. Banyak anak yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis oleh Israel, terutama di wilayah Gaza, Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak mulainya agresi pada Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan di Gaza, sekitar 17.000 anak kehilangan nyawa akibat agresi militer Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Situasi ini diperparah dengan blokade kemanusiaan yang menyebabkan krisis pangan dan gizi parah di wilayah tersebut.

Berdasarkan data dari rumah sakit di Gaza, sebanyak 80 anak termasuk di antara 101 warga Palestina yang meninggal akibat kelaparan atau malnutrisi sejak perang dimulai.

Kondisi ini mencerminkan kehancuran sistem kemanusiaan dan gizi yang menimpa jutaan warga, termasuk anak-anak yang paling mudah terpengaruh.

Ini ditandai dari krisis kelaparan di Gaza makin memburuk.

Dalam 24 jam terakhir, 15 orang termasuk 4 anak meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Di antara korban terdapat seorang anak dari Khan Younis dan seorang bayi berusia 40 hari dari Gaza utara.

Laporan dari Al Jazeera menyebut bahwa dalam tiga hari terakhir, 21 anak meninggal akibat kelaparan.

Sebagian besar korban tercatat di rumah sakit al-Shifa (Gaza City), Al-Aqsa Martyrs Hospital (Deir el-Balah), dan Nasser Hospital (Khan Younis).

UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, menyebut lebih dari satu juta anak di Gaza kini mengalami kelaparan.

Direktur kemanusiaan Save the Children, Rachel Cummings, menggambarkan kondisi di Gaza sebagai "bencana terbesar".

Berbicara dari Deir el-Balah, Cummings menyatakan bahwa pasokan makanan sangat tidak mencukupi, pasar-pasar kosong, dan sanitasi air tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dua juta penduduk yang berada di kondisi kelaparan.

"Kami melihat anak-anak membawa mangkuk kosong, mencari makanan dan air," ucapnya.

Ia juga mengungkapkan lonjakan jumlah anak yang datang ke klinik dan pusat gizi dalam kondisi malnutrisi.

Tak hanya anak-anak, ibu hamil yang menyusui juga mengalami kekurangan gizi yang parah. "Semua orang di Gaza kini kelaparan," tegasnya.

Bersambung ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial