Istana Sebut Video YouTube Gibran Bentuk Komunikasi, Harap Tak Ada Info Bias

15 hours ago 5

Jakarta -

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro, menjelaskan tujuan Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka membuat video monolog yang dipublikasikan lewat tayangan YouTube resminya. Juri menyebut hal ini sebagai bentuk komunikasi Gibran kepada masyarakat.

"Ya ada banyak cara komunikasi para pejabat, Pak Presiden, Pak Wapres, Pak Menteri dan seluruh pejabat yang lain tentu punya kepentingan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui oleh masyarakat," kata Juri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (27/4/2025).

Juri menyebut apa yang dilakukan Gibran sudah baik, termasuk untuk menyampaikan program pemerintah. Dia mengatakan masyarakat jadi mengetahui informasi tersebut secara jelas tanpa perantara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kan, baik mengenai program-program pemerintah maupun terhadap hal-hal yang penting untuk segera disampaikan kepada publik, kepada masyarakat. Tentu caranya macam-macam, modelnya macam-macam. Yang penting pesannya sampai ke masyarakat," ujarnya.

Mantan Ketua KPU 2016-2017 ini berharap video monolog yang diunggah oleh Wapres Gibran bisa diterima langsung oleh masyarakat. Juri berharap tidak ada lagi kabar bias yang sampai kepada masyarakat.

"Dan tentu kita mengharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang lebih benar, lebih langsung dari sumbernya. Masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi-informasi yang sudah di-cloning gitu," kata Juri.

"Sehingga bias informasi dan kadang-kadang informasi yang beredar seringkali sudah bias dan tidak benar. Oleh karena itu, baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang dimiliki, termasuk Pak Wapres," tambahnya.

Sebelumnya, Gibran Rakabuming mengunggah video yang mengulas RI memiliki peluang besar yang perlu dikejar di tengah berbagai tantangan global. Salah satunya puncak bonus demografi di RI yang diprediksi terjadi pada 2030-2045.

"Saat ini, Indonesia berada dalam momen yang sangat menentukan. Berada di tengah beragamnya tantangan global, baik itu ekonomi, perang dagang, geopolitik, maupun perubahan iklim yang membawa perubahan di berbagai sektor. Tapi di sisi lain, Indonesia sebagai negara yang besar, sebagai negara yang menaungi kehidupan 284 juta penduduknya, harus tetap tumbuh, harus tetap lincah, dan adaptif," kata Gibran dalam video unggahan di saluran YouTube resminya dilihat, Minggu (20/4).

"Teman-teman, tantangan ini memang ada, bahkan begitu besar. Tapi yakinlah, peluang kita juga jauh lebih besar. Tentu banyak yang sudah mendengar tentang bonus demografi, kondisi di mana lebih dari separuh penduduk suatu negara berada pada usia produktif. Ya, Indonesia akan mendapatkan puncak Bonus Demografi di tahun 2030 sampai tahun 2045," sambung dia.

Gibran menyebutkan puncak bonus demografi ini hanya terjadi sekali dalam peradaban suatu bangsa. Dia pun menggaungkan semua pihak dapat memanfaatkan peluang besar dengan adanya puncak bonus demografi tersebut.

"Kesempatan ini tidak akan terulang, di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif, di mana generasi produktif, generasi muda, memiliki proporsi yang lebih besar, sehingga memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan arah kemajuan. Ini adalah peluang besar kita, ini adalah kesempatan emas kita untuk mengelola bonus demografi agar bukan menjadi sekadar bonus, bukan menjadi sekadar angka statistik yang fantastis, tapi justru sebagai jawaban untuk masa depan Indonesia, di mana faktor penentunya ada di teman-teman semua," ujar Gibran.

(dwr/wnv)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial