Iran Pertimbangkan Pindahkan Ibu Kota, Kenapa?

3 days ago 7

Teheran -

Pemerintah Iran mempertimbangkan langkah untuk memindahkan ibu kotanya dari Teheran ke sebuah kota pesisir yang dijuluki 'surga yang hilang", yang terletak di Teluk Oman. Langkah ini merupakan gagasan lama yang dihidupkan kembali oleh Presiden Masoud Pezeshkian.

Langkah tersebut, seperti dilansir AFP, Selasa (18/2/2024), dianggap sejumlah pihak sebagai solusi drastis dalam mengatasi berbagai masalah ibu kota seperti kemacetan lalu lintas dan tenggelamnya permukaan Bumi di wilayah Teheran saat ini.

Gagasan pemindahan ibu kota sebenarnya telah muncul dalam berbagai kesempatan sejak Revolusi Islam tahun 1979 silam. Namun gagasan tersebut berulang kali ditolak karena dianggap tidak realistis karena besarnya hambatan finansial dan logistik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Pezeshkian yang seorang reformis, yang mulai menjabat Presiden Iran sejak Juli tahun lalu, baru-baru ini menghidupkan kembali gagasan tersebut. Alasannya, menurut Pezeshkian, adalah tantangan yang semakin besar di Teheran.

Tantangan yang dimaksud mencakup kemacetan lalu lintas, kekurangan pasokan air, kesalahan pengelolaan sumber daya, polusi udara ekstrem, serta subsidensi -- tenggelamnya daratan secara bertahap akibat proses alam atau aktivitas manusia.

Pada Januari lalu, juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, mengatakan otoritas Iran sedang mempelajari kemungkinan relokasi tersebut.

"Wilayah Makran sedang dipertimbangkan secara serius," sebut Mohajerani, tanpa menyebutkan jangka waktunya.

Simak juga Video 'Iran Pamer Drone Terbesar Mereka 'Gaza', Bisa Bawa Muatan 500 Kg':

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Makran merupakan wilayah pesisir yang sebagian besar belum mengalami pembangunan di tepi Teluk Oman, yang membentang di selatan Iran, mulai dari provinsi miskin Sistan-Baluchistan hingga sebagian provinsi Hormozgan. Makran telah berulang kali disebut-sebut sebagai opsi utama untuk pemindahan ibu kota.

"'Surga yang hilang' di Makran harus diubah menjadi pusat ekonomi masa depan Iran dan kawasan ini," cetus Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam pidatonya pada Minggu (16/2) waktu setempat.

Pada September lalu, Pezeshkian mengatakan "kita tidak memiliki pilihan selain memindahkan pusat ekonomi dan politik negara ke wilayah selatan dan dekat laut". Dia menyebut masalah Teheran "memburuk dengan berlanjutnya kebijakan yang ada".

Gagasan pemindahan ibu kota ini memicu perdebatan, dan banyak pihak yang menyoroti pentingnya sejarah dan posisi strategis Teheran, yang telah menjadi pusat politik administratif dan budaya Iran selama lebih dari dua abad terakhir.

"Ini merupakan langkah yang salah karena Teheran benar-benar mewakili Iran. Kota ini adalah simbol dinasti Qajar... simbol modernitas dan kehidupan perkotaan," ucap seorang warga Teheran, Kamyar Babaei (28).

Seorang profesor tata kota, Ali Khaksar Rafsajani, menekankan "lokasi strategis" Teheran. Dia menyebut Teheran "aman dan cocok dalam situasi darurat dan perang", sedangkan Makran di sisi lain "sangat rentan" karena terletak di Teluk Oman.

Lihat juga Video 'Iran Pamer Drone Terbesar Mereka 'Gaza', Bisa Bawa Muatan 500 Kg':

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial