Jakarta -
Pada hari Kamis pagi (08/05), gencatan senjata sementara selama 72 jam yang diumumkan oleh Rusia mulai berlaku, bertepatan dengan peringatan Hari Kemenangan Perang Dunia II yang digelar di Moskow. Gencatan senjata yang dimulai pada tengah malam waktu Moskow ini memberikan ketenangan sementara di langit Ukraina, yang sebelumnya terus diguncang serangan udara Rusia.
Gencatan senjata ini dijadwalkan akan berlangsung hingga Sabtu tengah malam. Meski demikian, belum dapat dipastikan gencatan senjata ini juga berlaku untuk pertempuran di garis depan antara pasukan Rusia dan Ukraina.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan, setelah gencatan senjata sepihak yang diumumkan Kremlin dimulai, pesawat tempur Rusia melakukan dua kali serangan bom ke wilayah Sumy, yang terletak di Ukraina bagian utara. Namun, tidak ada informasi resmi tentang kerusakan yang terjadi dan belum dapat dipastikan kebenaran serangan tersebut secara independen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukraina belum sepakati gencatan senjata
Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan, Ukraina belum berkomitmen untuk sepakat dengan gencatan senjata yang diajukan oleh Rusia. Ia menyebutnya sebagai strategi Putin untuk menciptakan ilusi perdamaian.
Dalam pidato video yang dirilis pada Rabu (07/05), Zelenskyy menegaskan kembali dukungannya terhadap proposal gencatan senjata selama 30 hari yang didorong oleh Amerika Serikat. Menurutnya gencatan senjata itu dapat memberi peluang bagi diplomasi.
Presiden AS Donald Trump mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari pada bulan Maret dan Ukraina setuju. Rusia menyebutkan, langkah tersebut hanya bisa diterapkan setelah ada mekanisme untuk menegakkan dan memastikan pelaksanaannya.
Pekan ini, Ukraina melancarkan serangan drone berturut-turut ke Moskow, yang memaksa penutupan bandara-bandara di ibu kota Rusia dan pengalihan penerbangan. Seperti dilaporkan Reuters, Zelenskyy tampaknya mengakui serangan-serangan drone untuk menargetkan sejumlah sasaran di Rusia, termasuk ibu kota Moskow. "Sangat adil bahwa langit Rusia, langit dari negara agresor, juga tidak tenang hari ini," kata Zelenskyy pada hari Rabu (07/05).
Drone Ukraina serang Moskow sebelum kedatangan Presiden Cina
Serangan pada Rabu pagi, menjadi hari ketiga Ukraina melancarkan serangan drone ke Moskow dan mengganggu aktivitas penerbangan di ibu kota Rusia tersebut. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa lebih dari 100 penerbangan dibatalkan, sementara puluhan lainnya mengalami keterlambatan.
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin melaporkan, setidaknya 14 drone Ukraina berhasil dihancurkan oleh pertahanan udara Rusia. Bandara-bandara utama Moskow terus meningkatkan keamanan, terutama di tengah persiapan parade militer besar untuk memperingati 80 tahun kekalahan Nazi Jerman pada 9 Mei yang akan dihadiri sejumlah pemimpin negara.
Salah satu bandara utama di Moskow terpaksa menghentikan operasionalnya sementara kurang dari tiga jam sebelum kedatangan presiden Cina Xi Jinping ke Moskow. Kunjungan Xi menjadi sorotan utama mengingat hubungan strategis yang semakin erat antara Cina dan Rusia, terutama dalam sektor energi dan diplomasi.
Xi Jinping mendarat di Moskow Rabu (7/5) dan kan melakukan kunjungan di Rusia selama 4 hari.
Dalam pertemuan antara Xi dan Putin agenda pembahasan utama adalah pembangunan jalur gas kedua ke Cina dan isu global, seperti perang di Ukraina dan perundingan antara AS dan Rusia.
Kedua pemimpin negara itu diperkirakan akan menyepakati front bersama melawan dominasi global AS, dan mendorong tatanan dunia yang multipolar.
Sejumlah kesepakatan antara Rusia dan Cina juga akan ditandatangani selama kunjungan Xi tersebut.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina konferensi pers sebelumnya, menyatakan "prioritas utama" kunjungan Xi k Rusia adalah menghindari eskalasi ketegangan.
Sementara itu, Kremlin menyatakan, serangan Ukraina ke ibu kota Moskow menunjukkan kecenderungan Kyiv untuk melakukan "aksi terorisme", dan layanan intelijen serta militer Rusia sedang melakukan segala langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan acara peringatan berakhirnya Perang Dunia Kedua di Moskow itu.
Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Tezar Aditya
Editor: Agus Setiawan
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini