Jakarta -
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Verrell Bramasta dan Surya Utama (Uya Kuya) menjadi perwakilan Indonesia dalam salah satu sesi agenda Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau konferensi Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Keduanya mendorong aksi solidaritas bagi kemerdekaan Palestina.
Hal ini disampaikan Verrel dan Uya Kuya pada sesi Pertemuan Komite Tetap Khusus Urusan Politik dan Hubungan Luar Negeri atau Meeting of the Specialised Standing Committee on Political Affairs and Foreign Relations PUIC di Gedung Nusantara, Senayan Jakarta, Selasa, (13/5). Sesi pertemuan ini dipimpin oleh Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera.
"Karena sesuai juga dengan forum kali ini, persatuan negara-negara Islam dan prinsip dasar bagi saya yaitu ikhtiar, tawakal dan juga istiqomah," kata Verrell dalam forum itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi niat kita adalah mendukung Palestina untuk segera mendapatkan kemerdekaan dan ini adalah usaha kita untuk ikhtiar tawakal dan istiqomah," tambahnya.
Legislator PAN ini mengatakan Indonesia memiliki 240 juta penduduk, di mana negara ini memiliki kekuatan kolektif. DPR disebut Verrel mampu menyuarakan dukungan besar Indonesia kepada rakyat Palestina melalui forum Parlemen negara OKI.
"Esensi dari parlemen itu kan dari kata parle, berbicara, jadi kita menyuarakan yang baik untuk forum seperti ini, dan sekarang di sosial media sebagai pilar kelima dari demokrasi kita menyuarakan untuk saudara-saudara kita yang ada di Palestina," jelas Verrell.
Di momen yang sama, Uya Kuya mengatakan, Indonesia tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Hal ini menurutnya sejalan dengan cita-cita Proklamator sekaligus Presiden pertama RI, Sukarno.
"Ya memang apa yang kita lakukan sekarang, sikap kita konsisten sejak presiden pertama kita Bapak Sukarno yang memang mendukung kemerdekaan Palestina. Apa yang kita lakukan sekarang tetap konsisten dan kita bersama-sama solidaritas kita untuk tujuan akhirnya kemerdekaan Palestina," ujarnya.
Adapun rangkaian kegiatan PUIC ke-19 sudah dimulai sejak Senin (12/4). Beberapa sesi pertemuan antara lain membahas isu terkait Palestina dan Minoritas Muslim, Dialog Peradaban dan Agama, Ekonomi dan Lingkungan, serta isu Hak Asasi Manusia, Perempuan dan Keluarga.
Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera saat memimpin sesi Pertemuan Komite Tetap Khusus Urusan Politik dan Hubungan Luar Negeri PUIC memberi apresiasi kepada seluruh delegasi. Ia berharap dukungan yang diberikan oleh negara-negara OKI juga dibarengi dengan aksi nyata.
"Kami melihat spirit humanity and solidaritas dalam forum ini. Tapi jangan sampai ini hanya menjadi spirit tapi harus ditransformasikan ke aksi kita. Bukan cuma untuk kelompok muslim tapi non-muslim yang menjadi minoritas. Kita harus ada aksi nyata," ujar Mardani.
Mardani menjelaskan bahwa kesimpulan forum akan dibawa sebagai salah satu rekomendasi resolusi PUIC ke-19 yang akan diberi nama Jakarta Declaration. Pihaknya juga berbicara terkait 10 resolusi tentang minority.
"Jadi komite political and foreign affair ini adalah salah satu inti dari PUIC, kita bahas dari Palestina sampai minority. Yang Palestina ada tiga isu, tentang kondisi Palestina, tentang bantuan kepada Palestina dan juga negara-negara sekitarnya. Ada Jordan, ada Mesir, ada Lebanon yang juga terkena (dampak)," kata Mardani.
"Alhamdulillah dijelaskan kondisinya, dibuatkan road mapnya dan apa langkah diplomasi yang dilakukan tadi. Spirit humanity-nya, kemanusiaan, spirit solidarity-nya sangat nampak dari semua perwakilan yang hadir," imbuhnya.
(dwr/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini