Del Monte Bangkrut Usai 138 Tahun Berdiri, Terlilit Utang Rp162 T

6 hours ago 2

CNN Indonesia

Jumat, 04 Jul 2025 12:20 WIB

Del Monte Foods resmi mengajukan pailit dan tengah mencari pembeli untuk seluruh asetnya. Pengumuman itu disampaikan pada Selasa (2/7) waktu setempat. Del Monte Foods resmi mengajukan kebangkrutan dan tengah mencari pembeli untuk seluruh asetnya. Pengumuman itu disampaikan pada Selasa (2/7) waktu setempat. (REUTERS/Bing Guan).

Jakarta, CNN Indonesia --

Del Monte Foods resmi mengajukan kebangkrutan dan tengah mencari pembeli untuk seluruh asetnya. Pengumuman itu disampaikan pada Selasa (2/7) waktu setempat.

Perusahaan makanan yang telah berdiri selama 138 tahun dan dikenal luas melalui produk buah serta sayuran kaleng itu menyatakan  secara sukarela mengajukan perlindungan kebangkrutan di bawah Bab 11 (Chapter 11) ke pengadilan dan memulai proses penjualan aset perusahaan secara menyeluruh.

"Setelah evaluasi menyeluruh terhadap berbagai opsi, kami menyimpulkan bahwa proses penjualan di bawah pengawasan pengadilan merupakan cara paling efektif untuk mempercepat pemulihan dan membentuk Del Monte Foods yang lebih kuat dan berkelanjutan," kata Presiden dan CEO Del Monte Foods Greg Longstreet dalam pernyataannya, melansir CNN Business.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Del Monte dikenal melalui berbagai merek yang akrab di dapur rumah tangga, termasuk College Inn untuk kaldu, Contadina untuk tomat kaleng, serta merek utama mereka, Del Monte sendiri.

Dalam dokumen pengadilan, Del Monte tercatat memiliki estimasi utang antara US$1 miliar atau setara Rp16,22 triliun (asumsi kurs Rp16.220 per dolar AS) hingga US$10 miliar atau Rp162,22 triliun.

Meski begitu, perusahaan telah mengamankan pendanaan baru senilai US$912,5 juta atau Rp14,80 triliun untuk menjaga operasional tetap berjalan normal selama proses penjualan berlangsung, terutama menjelang musim pengalengan yang menjadi periode puncak produksi mereka.

Longstreet menambahkan perusahaan selama ini menghadapi berbagai tantangan berat, terutama akibat kondisi ekonomi global yang tidak menentu.

Perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu faktor utama, seperti pengurangan belanja dan pergeseran preferensi ke produk private label (merek toko sendiri) yang cenderung lebih murah.

Selain itu, menurut Sarah Foss, Kepala Global Bidang Hukum dan Restrukturisasi di Debtwire, Del Monte mengalami lonjakan biaya karena penurunan permintaan dari konsumen.

Akibatnya, perusahaan harus menanggung biaya tambahan untuk menyimpan kelebihan stok dan melakukan promosi besar-besaran guna mempercepat penjualan.

Ia juga menyebut konsumen kini semakin menghindari makanan kaleng yang mengandung pengawet dan lebih memilih produk yang dianggap lebih sehat.

Del Monte sendiri didirikan pada 1886 dan membangun pabrik pengalengan terkenalnya di San Francisco pada 1907. Hanya dua tahun kemudian, pada 1909, perusahaan ini mengklaim telah mengoperasikan pabrik pengalengan buah dan sayur terbesar di dunia.

Dengan struktur modal yang diperbaiki, posisi keuangan yang lebih kuat, serta kepemilikan baru, Del Monte berharap dapat meraih kesuksesan jangka panjang dan kembali menjadi pemain utama di industri makanan.

[Gambas:Video CNN]

(del/agt)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial