Dedi Mulyadi Ajak Kepala Daerah Se-Jabar Tobat Ekologi untuk Cegah Banjir

1 week ago 8

Jakarta -

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengajak kepala daerah se-Jawa Barat untuk melakukan tobat ekologis. Dedi mengatakan tobat ekologi perlu agar bencana alam seperti banjir besar pada Selasa (4/3/2025) tidak terulang.

Hal itu disampaikan Dedi setelah memimpin rapat penanganan banjir yang dihadiri Bupati Bogor Rudy Susmanto, Bupati Bekasi Ade Kuswara, Wali Kota Depok Supian Suri, dan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto di Kantor Wali Kota Bekasi, Bekasi, Jumat (7/3). Menurut Dedi, dari bencana banjir juga dapat diambil hikmah mengenai pentingnya kesadaran ekologi.

"Menurut saya, banjir saat ini, dibanding musibah juga ada hikmah. Hikmahnya kita menyadari bahwa satu ya, ini penting, ini kita ini semua para kepala daerah di Provinsi Jawa Barat akan melakukan tobat ekologi," kata Dedi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi mengungkap salah satu bentuk tobat ekologi. Menurut dia, tobat ekologi adalah dengan merevisi berbagai aturan mengenai tata ruang yang mengakibatkan bencana alam.

"Tobat ekologi itu merasa bahwa kebijakan-kebijakan tata ruang yang dilaksanakan selama ini itu tidak terkendali, yang keduanya, karena orang tobat itu harus segera merevisi, memperbaiki, sehingga tata ruangnya akan kita perbaiki," ujarnya.

Dia juga menyoroti perizinan secara terpusat sehingga mengabaikan pertimbangan teknis di daerah. Menurut dia, daerah perlu memiliki kewenangan memberikan pertimbangan teknis sehingga izin yang diberikan tidak menyalahi tata ruang dan daya dukung lingkungan.

"Izin itu tidak di kabupaten atau kota, tapi izin itu di OSS, di pusat, nah pusat itu melihat persyaratan, kalau persyaratannya sudah terpenuhi dan itu sesuai dengan tata ruang izinnya dikeluarkan. Nah ini yang akan kita sampaikan karena keadaannya sekarang seperti ini, tata ruangnya salah, sehingga pemberian izinnya menjadi keputusannya salah, semoga pemberian izin yang terpusat ini segera dievaluasi dan kemudian tetap nanti meminta pertimbangan teknis pada kita," ucapnya.

Dedi juga meminta aliran tiga sungai yang menyebabkan banjir besar di Bekasi segera dikeruk. Aliran sungai itu meliputi Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas, dan Kali Bekasi.

"Jadi tadi berdasarkan pengetahuan kita dengan tim SDA bahwa ada problem di muara sungai Cikeas, yaitu pertemuan antara sungai Cikeas, Cileungsi, kemudian Kali Bekasi ya," ujarnya.

"Dan action-nya mulai hari Senin, kita sudah menurunkan alat untuk melakukan pengerukan di muara Kali Bekasi, Kali Cileungsi, kemudian Kali Cikeas, dilakukan pengerukan dan pelebaran sehingga airnya tidak langsung lari ke sini, tapi tertampung di situ," katanya.

Lebih lanjut, Dedi juga menyampaikan pentingnya kerja sama antardaerah dalam penyelesaian masalah banjir di Jabodebek. Dedi mengatakan akan menelepon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk duduk bersama dalam menyelesaikan masalah banjir.

"Ya, dan semua ini bukan hanya kepentingan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berkepentingan, karena penyelesaian masalah ini akan berdampak pada DKI Jakarta," ujarnya.

"Untuk itu nanti saya akan telepon Gubernur DKI Jakarta untuk sama-sama bergotong royong menangani masalah ini secara bersama, karena ini wilayah aglomerasi, jadi inilah cara kita bekerja bersama, bergotong royong, menyelesaikan masalah secara bersama-sama," jelasnya.

(dek/dek)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial