Jakarta, CNN Indonesia --
Seorang turis viral setelah mengungkapkan pengalamannya lewat postingan di media sosial usai mengaku terkena infeksi kulit pasca menerima pijat di Thailand.
Video yang beredar di TikTok itu menunjukkan kaki seorang laki-laki dipenuhi benjolan berisi nanah sehari setelah ia dipijat oleh wanita tua di sebuah lokasi di Thailand.
Dalam keterangan video, turis laki-laki itu disebut menerima pijatan seharga US$5 atau sekitar Rp81 ribu. Awalnya, ia baik-baik saja usai dipijat. Namun, keesokan harinya, muncul benjolan berisi nanah di sekujur kakinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika pijatan seharga US$5 dapat gratis infeksi," komentar Joe Whittington, seorang dokter ruang gawat darurat di Amerika Serikat, menanggapi video viral tersebut.
Dilansir dari VN Express, Whittington mengatakan kondisi kulit turis laki-laki tersebut kemungkinan adalah folikulitis. Folikulitis adalah infeksi pada folikel rambut yang biasanya mengakibatkan jerawat merah, gatal, atau benjolan berisi nanah.
"Folikulitis terjadi ketika bakteri dan keputusan buruk bekerja sama," ucap Whittington.
Whittington menjelaskan infeksi kulit yang dialami sang turis kemungkinan besar disebabkan oleh Staphylococcus aureus, bakteri yang menyebar melalui kontak kulit langsung atau barang-barang yang terkontaminasi seperti handuk atau minyak pijat.
Ia memperingatkan sanitasi yang buruk dalam prosedur pijat dapat menimbulkan masalah medis yang serius.
Masalah pijat murah di Thailand telah menjadi perdebatan di kalangan publik. Banyak wisatawan yang melaporkan masalah kesehatan akibat layanan ini.
Menurut Asosiasi Pelestarian Pijat Thailand (Asosiasi Charawi), pijat tradisional Thailand, yang dikenal sebagai Nuad Thai, diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2019.
Meskipun ada puluhan ribu tempat pijat di seluruh Thailand, hanya sekitar 25 persen yang berlisensi resmi.
Praktik ilegal, terutama yang dilakukan oleh orang asing, tersebar luas di Thailand, terutama di kota-kota besar seperti Bangkok. Ibu kota Thailand itu diperkirakan memiliki sekitar 50 ribu pekerja asing yang beroperasi secara ilegal di industri pijat.
Pada 10 Juli lalu, seorang turis asal Australia tewas di sebuah panti pijat di Pulau Koh Samui. Staf mendapati pria 43 tahun itu meninggal dunia setelah mendengkur ketika tidur usai sesi pijat.
Para staf mencoba membangunkan sang turis, namun mereka justru menemukan yang bersangkutan telah tewas. Turis itu membayar 400 baht (sekitar Rp200 ribu) untuk pijat dengan minyak tradisional selama satu jam tepat setelah tengah malam.
Pada Desember 2024, seorang turis asal Singapura juga meninggal dunia setelah mengalami kesulitan bernapas usai dipijat di Pantai Patong.
(blq/wiw)