Buka-bukaan Prabowo: UU TNI, Komunikasi, hingga Rapor Pemerintahan

20 hours ago 6
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto buka-bukaan soal sejumlah polemik yang terjadi belakangan ini. Buka suara itu yakni soal penolakan UU TNI yang sudah disahkan DPR hingga rapor pemerintahannya sendiri.

Prabowo meminta agar setiap aksi demo yang muncul dilihat secara objektif. Hal ini disampaikan Prabowo saat Blak-blakan bersama 7 jurnalis, seperti dilihat dalam YouTube detikcom, Senin (7/4/2025).

Prabowo saat itu turut ditanya terkait penanganan aksi demo yang dianggap masih abusive. Dia menghormati berbagai macam demo yang terus bermunculan dan meminta tetap damai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalah demo adalah biasa. Dalam negara sebesar kita, kan kita sudah sepakat berdemonstrasi, orang berdemo itu dijamin Undang-Undang Dasar. Kalau ada abusive, ya, kita harus investigasi, proses secara hukum kalau abusive. Tapi coba perhatikan secara objektif dan jujur. Apakah demo-demo itu murni atau ada yang bayar. Harus objektif, dong," kata Prabowo.

"Pertama, ada demo melawan efisiensi. Demo katanya dana pendidikan akan dikurangi. Jadi harus objektif, kita juga kita bukan anak kecil. Kita hormati hak untuk berdemo, asal demonya damai tidak mau menyulut kerusuhan. Nah kalau bakar-bakar ban, itu bukan damai," tambahnya.

Prabowo lalu menceritakan pengalaman petugas yang berjaga demo kerap kali dilempari plastik berisi air kencing bahkan kotoran manusia. Untuk itu, dia selalu mewaspadai adanya kekuatan asing yang ingin mengadu domba lewat aksi demonstrasi.

"Dan kenapa abusive? Kita punya pengalaman, saya mantan petugas keamanan juga. Kadang-kadang petugas dilempar plastik kencing, kadang-kadang petugas dilempar plastik isinya kotoran manusia. Jadi selalu dalam pengelolaan suatu negara kita waspada apakah ada kelompok-kelompok atau kekuatan-kekuatan asing yang ingin adu domba," ucapnya.

Soal UU TNI

Prabowo Subianto Foto: YouTube Sekretariat Presiden

Prabowo turut menjawab soal urgensi UU TNI yang sudah disahkan. Prabowo mengungkap alasan UU TNI dipercepat.

"RUU TNI dipercepat karena kita mengalami suatu fenomena dalam berapa tahun itu. Panglima TNI satu tahun ganti, KSAD satu tahun ganti, kan usianya habis, waktu dia untuk karirnya begitu mau dipakai usia habis. Gimana kita bisa punya suatu organisasi yang pemimpinnya ganti tiap tahun," ucapnya.

Untuk itu, Prabowo menilai UU TNI perlu segera direvisi. Namun dia ingin revisi berfokus pada usia pensiun perwira tinggi bukan untuk membentuk dwifungsi TNI.

"Nah di situ saya sebetulnya mengatakan saya bilang ini kalau tidak ini berapa Jenderal kita harus kita ganti sekarang. Jadi saya mohon kalau bisa inti dari RUU TNI ini sebetulnya hanya memperpanjang usia pensiun beberapa perwira tinggi. Nggak ada niat TNI mau dwifungsi lagi, come on, ya kan," jelasnya.

Prabowo menegaskan perlu melihat kondisi saat ini. Dia mengatakan pejabat tentara yang akan masuk jabatan sipil harus pensiun dini.

"Saya masih ingat, saya masih kecil dari Jakarta mau ke Puncak, Bogor, dihentikan di tengah jalan. Mereka minta makan, minta ini, jadi kondisi zaman berbeda-beda. Jadi menurut saya Undang-Undang TNI is a non issue, nggak ada niat, semua pejabat tentara yang akan masuk jabatan-jabatan sipil, pensiun dini. Hanya ada beberapa lembaga yang memang diizinkan. Intelijen, bencana alam, Basarnas, dari dulu, kan ini hanya mengformalkan," ucap Prabowo.

"Kemudian yang katanya Kejaksaan kenapa, Kejaksaan ada Jaksa Pidana Militer, kemudian hakim agung, ada hakim agung kamar militer dan kalau dilihat semua ada reasoning-nya, jadi menurut saya is non issue, rakyat juga tahu, kok," sambungnya.

Soal Kepala PCO Ucap 'Kepala Babi Dimasak Saja'

Prabowo Subianto pimpin sidang kabinet, Jumat (21/3). Foto: Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden

Prabowo Subianto juga berbbicara terkait Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi yang sempat memberikan pernyataan terkait teror kepala babi ke kantor Tempo untuk 'dimasak saja'. Prabowo mengakui pernyataan Hasan Nasbi teledor dan ia meminta maaf untuk itu.

Prabowo menjawab hal itu setelah ditanyakan langkah yang akan dilakukan terkait komunikasi jajarannya yang kurang baik, termasuk pernyataan Hasan Nasbi merespons teror kepala babi ke kantor Tempo. Merespons itu, Prabowo mulanya mengakui itu kesalahan dirinya.

"Saya ingin jawab ya, benar sekali, saya akui bahwa 150 hari saya sendiri, menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah sebetulnya," kata Prabowo ketika bertemu dengan para pemimpin redaksi, seperti disiarkan detikcom di YouTube detikcom, Senin (7/4).

Prabowo menjelaskan alasan dirinya yang salah terkait komunikasi jajaran yang kurang baik. Dia mengaku fokus bekerja langsung menyelesaikan persoalan rakyat.

"Kenapa? Karena begitu kita dapat mandat, fokus saya, antusiasme saya, semangat saya, adalah bagaimana bisa dalam waktu yang sesingkat-singkatnya delivered, orang lapar nggak bisa nunggu, anak-anak lapar nggak bisa nunggu, jadi fokus kita kerja, mungkin ada yang ngejek, tapi saya paham, etos. Saya bukan selalu bela Pak Jokowi, banyak orang yang jelek-jelekin, saya nggak tahu ya, pasti ada orang baik, ada orang yang tidak baik, ada kekurangan, tapi etos ya kita ingin kerja, kita ingin buktikan, kita ingin selesaikan," jelas Prabowo.

"'Oh ada El Nino, ada La Nina, kekeringan, waspada, nanti gimana air', cari air, bikin tim, cari ahli, that's our focus on the first day, gimana kita menghemat, Menteri Keuangan, pelajari lagi pelajari lagi pelajari lagi, itu akhirnya tim saya semua kurang. Makanya kita waktu itu yakin, kalau kita bisa deliver dengan baik, cepet, kendalikan harga, ini, ini, ini, rakyat merasakan, mereka akan percaya sama kita," lanjut Prabowo.

Prabowo mengakui ternyata itu berdampak berkurangnya komunikasi jajarannya ke publik. Dia juga mengaku pendekatannya hanya sekadar kerja dan bukti.

"Nah ternyata itu makanya saya anggap salah saya, saya tidak terlalu, kalau anda perhatikan, ke mana-mana saya pergi nggak ada wartawan yang embed sama saya, dan sebagainya, karena pendekatan saya waktu itu adalah kerja dan evidence. Kalau saya bisa bikin ini pasti orang bisa menilai objektif. Ternyata tidak seperti itu. Politik adalah persepsi. Ya kadang-kadang kekuatan tertentu, apapun yang kita buat pasti dinarasi tidak baik. Karena itu saya mau perbaiki itu," tutur dia.

Prabowo kemudian membahas terkait pernyataan Hasan Nasbi terkait teror kepada media Tempo. Dia menduga ada beberapa jajarannya yang kurang hati-hati dalam memberi pernyataan.

"Masalah salah ucap, tim saya kan orang orang baru dalam pemerintahan, banyak orang baru di pemerintahan. Sebagian menteri-menteri yang senior ada yang dari kabinet lama, tapi banyak yang baru, jadi mungkin kurang waspada, kurang hati-hati dalam mengucap," ujar Prabowo.

Prabowo mengaku kaget dan juga belum sempat menemui Hasan Nasbi. Namun, dia mengakui pernyataan Hasan Nasbi teledor.

"Ya saya nanti, saya belum ketemu sih sebetulnya setelah, saya juga kaget masalah kepala babi dan apa ya, itu juga saya kira gaya-gaya apa, taktik teknik gitu-gitu, bagi saya, saya kira yang lakukan ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana tidak baik. Menurut saya itu, tetapi benar itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru, saya kira beliau menyesal. Tapi ini alasan yang saya bisa kasih adalah mungkin karena baru dalam posisi, pemerintahan yang selalu disorot, jadi kadang-kadang orang yang dari dunia perencana, atau dunia survei, atau dunia akademis, muncul di panggung publik, kurang cepat menyesuaikan. Menurut saya itu," sebut Prabowo.

Soal Rapor Pemerintahan

 Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden. Foto: Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri retret kepala daerah di Akmil Magelang. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden.

Presiden Prabowo Subianto memberi nilai untuk pemerintahannya yang sudah berjalan hampir 6 bulan. Prabowo menilai dirinya 6 dari 10.

"Anda minta saya kasih nilai untuk diri saya dalam 5 bulan, terus terang saja saya bangga sekarang ini saya kasih nilai diri saya 6," kata Prabowo dalam diskusi dengan pemred media nasional, seperti disiarkan YouTube detikcom, Senin (7/4/2025).

Prabowo mengaku bangga dengan nilai tersebut. Dia juga berkelakar nilai itu sudah lolos nilai minimal.

"Passing grade, tidak her. Saya tidak her," imbuhnya sambil tertawa.

Meski begitu, Prabowo hanya menilai dirinya 6 lantaran ingin bekerja lebih cepat. Namun, ia mengakui menghadapi tantangan.

"Dalam arti saya ingin lebih cepat, tapi sekarang aja saya sudah dibilang cowboy kok, sekarang saya dibilang politik komando, ya kan? Benar nggak? Kasihan menteri-menteri saya jam 12 malam saya telepon. Ini saya ingin kita memang harus bergerak cepat," ucap dia.

(azh/azh)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial