AS-Houthi Gencatan Senjata, Mampukah Akhiri Konflik di Laut Merah?

3 hours ago 5

Jakarta -

Pada Selasa malam (6/5), Menteri Luar Negeri Oman Badr al-Busaidi mengejutkan publik ketika mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat dan kelompok milisi Houthi.

Dalam unggahannya di platform X, al-Busaidi menyebutkan, hasil dari upaya deeskalasi terakhir telah menghasilkan perjanjian di mana kedua pihak sepakat untuk tidak saling menyerang demi menjamin kebebasan pelayaran dan perdagangan internasional di Laut Merah.

Pengumuman ini muncul hanya beberapa jam setelah serangan udara Israel menghancurkan Bandara Internasional Sanaa, serta sehari setelah militer Israel mengklaim menyerang puluhan target di sepanjang pantai Yaman, termasuk fasilitas pelabuhan di Hudeida, sebagai balasan atas serangan roket Houthi terhadap Bandara Tel Aviv.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa "Houthi telah menyerah" dan mengaku "tidak ingin melanjutkan perang", seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat memilih untuk mempercayai pernyataan mereka. Tapi tidak seorangpun, termasuk Kemenlu Oman, yang membenarkan adanya kaitan antara kesepakatan damai dengan serangan Israel.

Terpisah jarak geografis

Pernyataan Trump dibantah langsung oleh pihak Houthi. Kepala juru runding Mohammed Abdulsalam mengatakan kepada Reuters, pihaknya tidak melakukan pembicaraan langsung dengan AS dan menegaskan peran Oman sebagai mediator. Dia juga menekankan, kesepakatan tersebut tidak mencakup tindakan terhadap Israel. "Gencatan senjata ini sama sekali tidak mencakup serangan ke Israel," ujar Abdulsalam.

Konflik antara Israel dan Houthi pun diperkirakan belum akan mereda. Rabu (7/5) pagi, Reuters melaporkan adanya upaya serangan roket lanjutan dari Houthi ke Israel, meskipun gagal mengenai sasaran. Dengan jarak sekitar 2.000 kilometer antara Yaman dan Israel, konflik ini menjadi tantangan tersendiri bagi strategi militer Israel.

Menurut Constantin Grund, Kepala Kantor Yayasan Friedrich-Ebert-Stiftung Jerman di Aden, Israel memang mencatat keberhasilan terbatas dalam beberapa serangan sebelumnya, termasuk penghancuran ribuan ton cadangan minyak di Pelabuhan Hudeida. Namun, dia mencatat bahwa serangan tersebut belum berdampak secara jangka panjang terhadap kemampuan tempur Houthi.

Serangan darat sebagai "misi bunuh diri"

Serangan Israel selama ini difokuskan untuk memutus rantai pasokan senjata dan bahan bakar dari Iran ke Houthi. Namun, menurut analisis militer Fabian Hinz dari International Institute for Strategic Studies (IISS), dampaknya terhadap kemampuan serangan Houthi tergolong minim. Bahkan setelah operasi gabungan AS-Inggris "Poseidon Archer" yang melancarkan 226 serangan pada Januari 2024, intensitas serangan Houthi hanya turun sementara sebelum kembali meningkat.

Kesulitan lain datang dari faktor geografis. Houthi kini mengandalkan peluncuran rudal dari wilayah pegunungan pedalaman yang sulit dijangkau dan dilindungi dari pengawasan musuh. Mereka juga meminimalkan penggunaan komunikasi digital, membuat pelacakan atau penyadapan hampir mustahil, menurut analisis dari Sanaa Center for Strategic Studies.

Analis politik Israel, Nachum Shiloh menyatakan, Houthi memahami Israel menghadapi kesulitan besar dalam menjadikan Yaman sebagai target militer yang bernilai, mengingat kondisi ekonomi dan infrastruktur Yaman yang sangat terbatas. Gagasan tentang kemungkinan invasi darat Israel ke Yaman dinilai tidak realistis, terutama jika merujuk pada pengalaman buruk Arab Saudi dalam konflik bersenjata selama 2015–2023.

"Koalisi pimpinan Saudi nyatanya telah gagal menembus pertahanan Houthi di wilayah pegunungan," ujar Grund. Dia menyebut potensi operasi darat Israel di Yaman sebagai "misi bunuh diri" yang bisa berakhir seperti kegagalan militer di Afghanistan. "Itulah skenario yang ingin dihindari Washington, Berlin, dan Brussel. Karena itu, saya yakin Israel tidak akan menempuh jalur tersebut," pungkasnya.

Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jerman

Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha

Editor: Agus Setiawan

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial