Anggota DPR Diviralkan Terima Amplop Ultimatum Pembuat Video Hapus Konten

8 hours ago 1

Jakarta -

Anggota Komisi VI DPR Fraksi Demokrat Herman Khaeron diviralkan menerima amplop di rapat Komisi VI DPR bersama Pertamina. Herman mengultimatum pengunggah untuk menghapus potongan video yang bernarasi menerima amplop.

"Saya itu membacanya geli, karena saya kemarin memang agak mengkritisi terhadap proxy-proxy. Saya katakan bahwa kalau ada oknum yang mereka melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum dan korup, setuju untuk ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum dan berikan sanksi seberat-beratnya supaya ada unsur efek jera. Itulah hukum," kata Herman dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT Perusahaan Gas Negara dan PT Pertamina Hulu Energi di Komisi VI DPR kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Herman menyebut rapat dengan Pertamina pada Selasa (11/3) membahas penyelamatan terhadap badan usaha milik negara tersebut. Jangan sampai, kata dia, justru di internal Pertamina sendiri yang menghancurkan citra perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada momen inilah, Herman menyebut salah satu sekretariat DPR menyodorkan dokumen untuk penandatanganan SPPD, perjalanan dinas. Herman menyebut dana SPPD itu semestinya diambil minggu lalu.

"Tetapi memang ada sekretariat karena saya belum mengambil SPPD di minggu lalu saya tidak sempat karena saya juga pimpinan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara yang saya juga harus bertugas di sana, maka ya saya tidak pernah ada pemikiran jelek, tidak pernah ada berpikir apapun. Saya menandatangani di sini dan saya terima SPPD saya di meja sini gitu, dengan batik baju kuning," ungkap Herman.

Herman melihat narasi yang ditampilkan di media sosial bahwa dirinya menerima amplop sogokan sebagai fitnah keji. Herman menyebut sudah mencoba untuk mengklarifikasi hal itu di laman media sosial X dan TikTok.

"Jadi kalau kemudian muncul tiba-tiba di medsos dibuatkan seolah-olah terjadi rapat dengan sesuatu hal yang disebutkan oleh mereka itu, menurut saya itu adalah fitnah yang keji. Itulah menurut saya perlawanan-perlawanan proxy terhadap kekuatan kita yang ingin memperbaiki bangsa dan negara, terutama Pertamina pada waktu kemarin kita rapat dengan mereka," ujar Herman.

"Tantangannya memang berat, tetapi menurut saya biarkanlah gitu ya. Saya juga membaca ya, saya klarifikasi juga baik di TikTok maupun di X saya juga klarifikasi bahwa itu nggak benar dan lain sebagainya. Tapi yang kadang-kadang medsos ini kejam," tambahnya.

Herman kemudian mengultimatum pengunggah video untuk menghapus narasi yang beredar di media sosial. Herman menyebut konten yang disebarkan fitnah dan siap untuk melawan.

"Oleh karena itu, bagi siapa pun pembuat video konten itu, harap Anda hapus dan karena itu adalah fitnah dan saya juga mempertimbangkan kalau ini, karena menyangkut persoalan Komisi VI, bukan hanya persoalan kejadian itu. Tetapi ini kan menyangkut masalah Komisi VI di situ, menyangkut masalah eksistensi dan martabat seluruh anggota dan institusi Komisi VI," ujar Herman.

"Oleh karena itu ya saya siap melawan gitu ya, karena tidak ada hal-hal yang seperti apa dituduhkan, itu adalah fitnah. Di bulan puasa ini fitnahnya berkali lipat, maka itu saya mendoakan semoga kembali ke jalan yang benar," imbuhnya.

Saksikan Live DetikSore :

(dwr/rfs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial