Rawajati Jaksel Terendam, Warga Berspekulasi Ini Siklus Banjir 5 Tahunan

3 hours ago 1

Jakarta -

Kampung Rawajati di Jakarta Selatan terendam banjir lagi. Warga merasakan kali ini banjir lebih parah ketimbang tahun kemarin. Mereka berspekulasi bahwa ini adalah siklus banjir lima tahunan.

Seorang ibu bernama Eva (43) merasakan banjir kali ini lebih parah ketimbang banjir tahun lalu. Dia membandingkan banjir yang datang saat sahur tadi dengan banjir 2012 atau 2007 silam.

"Ini kayak banjir kemarin 2012. Saya 2007 banjir bandang kena, yang Jakarta darurat. Kita sampai ngungsi di flyover, parah itu," kata Eva di pengungsian RT4/RW7, Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pemahaman umum, banjir besar akan datang setiap lima tahun sekali di Jakarta. Siklusnya bisa dihitung dari peristiwa banjir besar seperti yang disebutkan Eva, yakni banjir tahun 2007, banjir 2012, 2017, dan seterusnya. Tahun 2020, meski angkanya tidak pas dalam interval 5 tahunan, tapi banjir jelang pandemi COVID-19 Indonesia saat itu memang besar.

"2020 Juga, itu pas tahun baru," kata Eva.

Banjir di Rawajati, Jakarta Selatan, 4 Maret 2025. (Taufiq Syarifudin/detikcom)Eva di pengungsian banjir di Rawajati, Jakarta Selatan, 4 Maret 2025. (Taufiq Syarifudin/detikcom)

Dia merasa ini adalah siklus banjir besar yang rutin mengunjungi Jakarta. "Ini memang banjir 5 tahunan, harusnya tahun kemarin kan yang banjir 5 tahunan, cuma kemarin alhamdulillah nggak. Mungkin geser ke sekarang," kata Eva berspekulasi.

Dia kebanjiran saat sahur tadi. Dia berhasil melindungi anaknya yang masih berusia sangat belia agar tidak hanyut terbawa banjir. Air tadi datang setelah hujan deras selama malam sampai subuh.

Ada lagi Sarinten, ibu paruh baya usia 52 tahun. Warga RT2/RW7 ini mengatakan banjir sudah menjadi tamu setiap tahun di Rawajati, meski tidak selalu besar. Terakhir, dia merasakan banjir besar datang tahun 2020 lalu. Kali ini, banjir datang lagi setelah lima tahun tidak datang.

"Katanya ini emang lima tahunan. Cuma saya nggak mengira kalau bakal terjadi sekarang," kata Sarinten.

Istilah banjir lima tahunan kerap terucap saat banjir besar melanda Jakarta. Namun apakah pemahaman itu ilmiah, pseudosains, atau mitos?

Warga melintasi banjir di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025). Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta pada Selasa (4/3) sebanyak 59 RT dan empat ruas jalan terdampak banjir dengan ketinggian 30 - 300 cm akibat luapan sungai Ciliwung. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/agrcWarga melintasi banjir di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025). Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta pada Selasa (4/3) sebanyak 59 RT dan empat ruas jalan terdampak banjir dengan ketinggian 30 - 300 cm akibat luapan sungai Ciliwung. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/agrc Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tidak mengenak siklus banjir besar lima tahuna yang selalu menjadi kekhawatiran masyarakat. Hal ini disampaikan pihak BMKG pada 12 Januari 2012 silam. Saat itu, Jakarta dilanda banjir di awal tahun dan sebagaimana dipahami momen awal tahun memang musim hujan.

"Tidak ada istilah banjir lima tahunan, karena tiap tahun intensitas hujan ya sama saja. Itu cuma kebetulan," tegas Kasubid Informasi BMKG Hary Tirto Djatmiko kepada detikcom, 12 Januari 2012.

(dnu/dnu)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial