Pertumbuhan Kredit Bank Melambat ke 7,7 Persen pada Juni 2025

6 hours ago 6

CNN Indonesia

Senin, 28 Jul 2025 20:03 WIB

OJK mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh 7,7 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp8.059,79 triliun pada Juni 2025, lebih rendal dari Mei lalu. OJK mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh 7,7 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp8.059,79 triliun pada Juni 2025, lebih rendal dari Mei lalu. (Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN)

Jakarta, CNN Indonesia --

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh 7,7 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp8.059,79 triliun pada Juni 2025. Pertumbuhan itu melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,43 persen.

"Kredit perbankan Juni 2025 tumbuh sebesar 7,77 persen menjadi Rp8.059,79 triliun," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (28/7).

Mahendra mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada Juni 2025 didorong oleh kredit investasi yang tumbuh 12,53 persen. Kemudian diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,49 persen dan kredit modal kerja yang tumbuh 4,5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh 4,45 persen. Sedangkan kredit UMKM 2,18 persen.

"Sementara kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,2 persen dan NPL net 0,84 persen," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mendorong perbankan menurunkan suku bunga seiring penurunan BI-rate. Penurunan suku bunga akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Mendorong perbankan agar lebih cepat menurunkan suku bunga yaitu dengan memperkuat publikasi assesment transparansi suku bunga dasar kredit dengan pendalaman pada berbagai suku bunga kredit berdasarkan sektor prioritas yang menjadi cakupan kebijakan insentif likuditas makroprudensial," katanya.

Sementara itu BI, sambung Perry, sudah menurunkan lelang instrumen operasi moneter BI, yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Perry mengatakan total outstanding SRBI per 23 Juli 2025 tersisa Rp754,1 triliun, dari posisi sebelumnya per Januari 2025 mencapai Rp923,5 triliun.

Turunnya lelang SRBI diharapkan akan bisa menjaga likuiditas di pasar uang Indonesia.

"Itu SRBI sudah turun Rp169,4 triliun. Dan itu menambah likuiditas pasar keuangan," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(fby/pta)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial