Permohonan Suaka Gereja Jerman Naik, Perlindungan Menipis

4 hours ago 4

Jakarta -

Permintaan perlindungan ke gereja dari para pengungsi di Jerman semakin meningkat, terutama untuk menghindari deportasi, menurut laporan Gereja Protestan di Jerman (EKD) kepada kelompok media Funke dalam pernyataan yang dirilis, Minggu (27/04).

"Jumlah permintaan telah melonjak signifikan di banyak tempat akibat tekanan deportasi yang meningkat, dengan jumlah permintaan yang kadang lebih dari empat kali lipat," ujar seorang juru bicara EKD kepada kantor berita Jerman dpa, berdasarkan laporan dari gereja-gereja regional.

Namun, ia mengatakan bahwa banyak laporan juga menunjukkan permintaan tersebut tidak dapat dikabulkan karena tingginya permintaan, sehingga banyak pengungsi tetap tidak terlindungi dari tindakan otoritas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah baru di bawah kanselir terpilih Friedrich Merz dari partai konservatif CDU berencana untuk deportasi lebih banyak pencari suaka daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan angka deportasi yang sudah mulai meningkat kembali sejak pemerintahan sebelumnya, menyusul titik terendahnya pada tahun 2020.

Mengapa pencari suaka mencari perlindungan di gereja Jerman?

Dietlind Jochims, ketua Komite Ekumenis Jerman untuk Suaka Gereja, mencatat adanya "ketakutan dan ketidakpastian yang semakin besar di antara orang-orang dengan status tinggal yang tidak aman."

Karena rasa takut akan deportasi semakin meningkat, menyebabkan "lonjakan tajam pada jumlah permintaan perlindungan suaka gereja," kata Jochims kepada surat kabar Funke.

Menurut Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi Jerman (BAMF), sebanyak 617 pencari suaka mendapatkan perlindungan di gereja pada kuartal pertama 2025, sedikit lebih banyak dibandingkan 604 orang pada periode yang sama tahun lalu.

Gereja-gereja di Jerman sudah lama memberikan perlindungan sementara khusus bagi para pengungsi, meskipun tidak ada dasar hukum yang kuat mengenai itu, melainkan lebih berdasarkan tradisi Kristen dan kemanusiaan.

Pengungsi yang berlindung di gereja biasanya mendapat perlindungan sementara dari deportasi, saat kasus suaka mereka dievaluasi ulang dan dicari opsi hukum lainnya.

Sebagian besar kasus suaka gereja ini adalah kasus "Dublin", di mana orang yang mencari perlindungan sudah mengajukan suaka di negara Uni Eropa lain dan seharusnya akan dideportasi ke sana.

Kritik terhadap suaka gereja semakin keras

Namun, seiring dengan meningkatnya seruan politik untuk memperketat deportasi, hal itu membuat kondisi suaka gereja juga menjadi lebih sulit.

Komite Ekumenis Jerman untuk Suaka Gereja mencatat, para pengungsi yang berlindung di gereja kini semakin terancam pengusiran oleh polisi, dengan beberapa kasus yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Pejabat gereja juga menghadapi sanksi karena memberikan perlindungan suaka kepada para pengungsi tersebut. Namun, EKD tetap membela praktik ini.

Sebuah brosur yang diterbitkan oleh EKD pada Rabu (23/04) pekan lalu mengutip komisaris pengungsi Protestan, Christian Stäblein, yang mengatakan bahwa suaka gereja diberikan hanya setelah pertimbangan matang dan sebagai pilihan terakhir untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang mencari perlindungan agar nasib mereka bisa diakui.

Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi

Editor: Yuniman Farid

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial