PDIP Dinilai Berat untuk Koalisi dengan Prabowo

1 month ago 21

Jakarta -

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan Ketum PDIP RI Megawati Soekarnoputri akan memperkuat pemerintahan tetapi posisinya tetap di luar koalisi. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno meyakini bagi PDIP, berada di luar koalisi merupakan pilihan paling ideal.

"Saya kira itu yang disebut dengan di luarnya oposisi, luarnya di luar kekuasaan, tapi secara prinsip PDIP sudah memberikan dukungan total kepada Pak Prabowo. Sepertinya itu adalah posisi politik yang dinilai ideal bagi PDIP saat ini," kata Adi kepada wartawan, Rabu (9/4/2025).

Untuk diketahui, pernyataan Muzani tersebut menjelaskan tentang pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati pada Senin (7/4) lalu. Muzani ikut serta mendampingi Prabowo dalam pertemuan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adi menilai PDIP berat jika harus berkoalisi dengan Prabowo. Menurutnya, keberatan itu terlihat dari rekam jejak PDIP yang memilih menjadi oposisi jika kalah kontestasi Pilpres.

"Sepertinya memang PDIP itu agak berat berkoalisi dengan Pak Prabowo dengan misalnya ada kadernya yang kemudian jadi menteri karena memang dalam sejarahnya PDIP itu adalah partai yang kalau kalah pilpres memilih berada di luar kekuasaan. Jadi pernyataan Pak Muzani dalam konteks itu saya kira terkonfirmasi" jelasnya.

Meski begitu, Adi memandang dukungan PDIP sudah terlihat dari program maupun kebijakan di era pemerintahan Prabowo. Ia mencontohkan peran kader PDIP di balik revisi UU TNI.

"Ketika ada revisi undang-undang TNI yang kemudian disahkan jadi undang-undang TNI, PDIP juga menjadi corong utama," jelasnya.

"Itu artinya apa, koalisi antara Megawati dengan Prabowo PDIP dengan Gerindra itu bukan koalisi formalis tapi ini adalah koalisi praktik substantif, di mana PDIP bekerja sama dan mendukung pikiran total program-program Prabowo Subianto," sambungnya.

Adi menyebut koalisi yang saat ini terbentuk sifatnya substantif. Ia lantas menyebut PDIP luarnya 'banteng' namun dalamnya 'garuda' seperti halnya logo Partai Gerindra.

"Kalau dengan istilah lain apa yang disampaikan oleh Pak Muzani ini luarnya merah, tapi dalamannya coklat, luarnya banteng, tapi dalamannya Garuda lambang Gerindra," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua MPR RI yang juga Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menjelaskan pertemuan antara Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Muzani menyebut Megawati menyampaikan akan memperkuat pemerintahan tetapi tetap dalam posisi di luar koalisi.

"Ibu Mega mengharapkan agar masa kepresidenan Pak Prabowo yang telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024 bisa efektif untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat, karena itu jika dianggap perlu silakan menggunakan PDI sebagai instrumen yang juga bisa digunakan untuk memperkuat pemerintahan, tetapi tidak dalam posisi dalam koalisi," kata Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2025).

Muzani mengatakan PDIP tetap berada di luar koalisi Indonesia Maju meski siap memperkuat pemerintahan Prabowo. Kendati demikian, Ketum PDIP itu disebut mendukung kebijakan yang berfokus pada rakyat.

"Ya kira-kira seperti itu, pokoknya begitu (tetap di luar). Jadi pada prinsipnya Ibu Mega tetap berharap, agar Ibu Mega juga berharap agar masa kepresidenan Pak Prabowo bisa efektif sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara menggunakan kekuatannya untuk kepentingan rakyat dan bangsa," ungkapnya.

(taa/aud)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial