Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, menghadiri upacara peluncuran kapal perusak multiperan baru bernama Choe Hyon di pelabuhan Nampo, Jumat (25/4/2025). Acara ini juga dihadiri oleh putrinya, Kim Ju Ae, yang kembali muncul di hadapan publik.
Kapal dengan bobot 5.000 ton ini merupakan yang terbesar dalam armada Angkatan Laut Korea Utara dan dilengkapi dengan sistem peluncur vertikal untuk rudal jelajah dan balistik yang berpotensi membawa hulu ledak nuklir.
Kim Jong Un menyatakan bahwa kapal ini adalah bagian dari strategi pembangunan armada laut bergaya "Kim Jong Un" yang bertujuan memperkuat kemampuan serangan pre-emptive dan pencegahan strategis terhadap Amerika Serikat dan sekutunya. Ia juga menekankan bahwa pembangunan kapal ini dilakukan sepenuhnya dengan sumber daya dan teknologi domestik dalam waktu sekitar 400 hari.
Kapal Choe Hyon dinamai sesuai dengan nama seorang pejuang anti-Jepang dan mantan Menteri Angkatan Bersenjata Rakyat Korea Utara, Choe Hyon. Peluncuran kapal ini bertepatan dengan peringatan 93 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea, menandai tonggak penting dalam modernisasi militer negara tersebut.
Kehadiran Kim Ju Ae dalam acara militer ini semakin memperkuat spekulasi bahwa ia sedang dipersiapkan sebagai penerus ayahnya. Sejak kemunculan publik pertamanya pada November 2022, Ju Ae telah beberapa kali tampil dalam acara-acara penting, termasuk peluncuran rudal balistik dan parade militer.
Para analis menilai bahwa penampilan Ju Ae dalam acara militer bertujuan untuk menunjukkan kesinambungan kepemimpinan dinasti Kim dan memperkuat legitimasi kekuasaan keluarga tersebut di mata publik. Penggunaan gelar "putri tercinta" dan "putri terhormat" oleh media resmi Korea Utara juga menandakan peningkatan statusnya dalam hierarki politik negara.
Peluncuran kapal perusak ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, terutama akibat latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan yang dianggap provokatif oleh Pyongyang. Kim Jong Un memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat memicu eskalasi konflik di kawasan.
Peluncuran kapal perusak Choe Hyon dan kehadiran Kim Ju Ae dalam acara tersebut menandai babak baru dalam strategi militer dan politik Korea Utara, dengan pesan yang jelas kepada dunia tentang ambisi dan arah masa depan negara tersebut.