Jakarta -
Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi guna menyukseskan jalannya program Sekolah Rakyat. Setelah menyambangi Universitas Boyolali, kali ini Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono datang ke Universitas PGRI Semarang, Jawa Tengah. Kunjungannya dalam rangka menyosialisasikan sekaligus mengajak berkolaborasi untuk mendukung Sekolah Rakyat.
"Jadi pada hari ini kita sosialisasi program Kemensos, kolaborasi pemberdayaan, juga karena di sini itu menghasilkan guru-guru, kita berharap nanti Universitas PGRI bisa memasok guru-guru yang hebat untuk mengajar di Sekolah Rakyat, yang sedang kita siapkan untuk dibuka di tahun ajaran baru," ujar Agus Jabo dalam keterangan tertulis, Rabu (28/5/2025).
Dalam Seminar "Deep Learning, Sekolah Rakyat, dan Pemberdayaan Masyarakat" di Gedung Balairung Universitas PGRI Semarang Selasa (27/5), dia menjelaskan saat ini proses rekrutmen guru yang akan mengajar di Sekolah Rakyat sudah dibuka dan telah masuk tahap asesmen oleh Kemendikdasmen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka yang melaksanakan perekrutan, untuk kepala sekolah (sekolah rakyat) sedang tes wawancara oleh Kemensos," ujarnya.
Dia menyebut guru sekolah rakyat akan diprioritaskan dari daerah asal, sebagaimana para muridnya. Harapannya para lulusan dari kampus-kampus di daerah dapat berkontribusi mengisi kebutuhan tenaga pengajar.
"Misalnya Kota Semarang, sekolahnya di Kota Semarang, guru dan muridnya pun berasal dari Kota Semarang," urainya.
Sementara untuk aspek kualifikasi, Agus Jabo menekankan guru sekolah rakyat harus mempunyai karakter dan empati tinggi terutama kepada masyarakat miskin.
"Karena ini sekolah untuk rakyat miskin, maka guru-gurunya harus punya empati terhadap murid-muridnya yang berasal dari keluarga miskin," katanya.
Secara nasional, sudah ada 65 titik Sekolah Rakyat yang siap dibuka untuk tahap pertama pada tahun ajaran baru Juli mendatang. Adapun target selanjutnya adalah membuka 100 titik sesuai amanat Presiden Prabowo Subianto dan secara bertahap tiap kabupaten dan kota minimal memiliki satu sekolah rakyat.
"Idealnya satu Sekolah Rakyat itu (menampung) 1.000 siswa dari SD, SMP, sampai SMA. Lahan yang dibutuhkan untuk membangun sarana prasarana Sekolah Rakyat itu sekitar 8,5 hektare, ada kelas, ada asrama, ada dapur, ada tempat makan, ada lab, ada tempat ibadah, ada lapangan, juga ada tempat untuk vokasi seperti peternakan, perikanan, dan lain-lain," terangnya.
Dia mengungkapkan output yang diharapkan dari program Sekolah Rakyat adalah menghasilkan anak-anak yang memiliki 3 hal, yaitu keilmuan, karakter (kebangsaan, keagamaan, dan sosial), dan mempunyai keterampilan.
"Jadi begitu mereka lulus SMA, mau bekerja, mereka sudah kita bekali keterampilan, supaya bisa bekerja, punya penghasilan, dan bisa membantu orangtuanya," tutur Agus Jabo.
Menutup acara, Agus Jabo mengutip pesan dari Bung Karno.
"Sebagai syarat untuk membangun Indonesia yang adil dan makmur, Indonesia harus memegang teguh Trisakti, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," tuturnya.
Pihaknya berharap hadirnya program Sekolah Rakyat mampu memotong transmisi kemiskinan antar generasi, membantu mengentaskan kemiskinan serta menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Ajakan sinergi Agus Jabo disambut respons positif oleh Wakil Rektor 1 Universitas PGRI Semarang, Muniroh Munawar. Pihaknya menyatakan siap membantu menyukseskan Sekolah Rakyat.
"Program Sekolah Rakyat yang dilaksanakan Kemensos menyasar anak dari keluarga miskin. Semoga Universitas PGRI Semarang bisa berkontribusi, salah satunya melalui program KKN mahasiswa," ujarnya.
Adapun Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bersama masyarakat. Melalui program ini, Universitas PGRI Semarang akan berkontribusi dengan menempatkan mahasiswa yang melaksanakan KKN di Sekolah Rakyat.
"Teman-teman mahasiswa mahasiswi harus siap ketika nanti diterjunkan (KKN) di Sekolah Rakyat, diharapkan dapat mengasah softskill, meningkatkan kemampuan beradaptasi," kata Muniroh Munawar.
(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini