Jakarta -
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menegaskan pentingnya memanfaatkan kekayaan budaya Indonesia sebagai alat diplomasi budaya (cultural diplomacy) dalam membangun perdamaian global. Pidato yang disampaikan dalam acara ulang tahun ke-41 ISAFIS (The Indonesian Student Association for International Studies) dan kerja sama dengan World Peace Messenger Foundation ini menyoroti potensi besar Indonesia sebagai 'super power' budaya di tengah peradaban dunia.
"Kekayaan budaya kita ini belum dimaksimalkan sebagai soft power," ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Rabu (19/2/2025).
Fadli menyebut Indonesia sebagai negara dengan 'mega diversity' budaya, bukan sekadar diversitas biasa. Dari Aceh hingga Papua, Indonesia memiliki ekspresi budaya yang luar biasa beragam, mulai dari seni pertunjukan, teater, musik, tarian, hingga warisan budaya tak benda yang jumlahnya mencapai ribuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli menjelaskan konsep soft power, yaitu kekuatan lunak yang mampu mempengaruhi pikiran dan hati orang lain tanpa menggunakan kekerasan atau paksaan. Berbeda dengan hard power yang mengandalkan kekuatan fisik seperti senjata atau militer, soft power justru mengandalkan daya tarik budaya, nilai-nilai, dan ideologi.
Beberapa negara seperti Amerika Serikat (melalui Disney), Korea Selatan (melalui Korean Wave), India (melalui Bollywood), dan Jepang (melalui pop culture) telah lama memanfaatkan soft power ini untuk mempengaruhi dunia. Ia menegaskan Indonesia memiliki potensi yang jauh lebih besar.
"Kita bukan hanya kaya, tetapi juga memiliki peradaban yang sangat tua," tegas Fadli.
Fadli menyebutkan 60% penemuan fosil manusia purba (Homo erectus) ditemukan di Indonesia, dengan usia mencapai 1,8 juta tahun. Selain itu, lukisan gua purba di Sulawesi yang berusia 52.000 tahun menjadi bukti nyata betapa tua dan kaya peradaban Nusantara.
Fadli menekankan kekayaan budaya Indonesia harus dianggap sebagai aset nasional, sama pentingnya dengan sumber daya alam seperti batu bara, nikel, atau minyak dan gas. Menurut Fadli, budaya Indonesia adalah national treasure.
"Ini adalah kekuatan yang bisa membangun kebanggaan nasional (national pride)," ujar Fadli.
Saat ini, Kemenbud telah mendata 2.213 warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) dan 228 cagar budaya. Namun, Fadli mengakui bahwa masih banyak warisan budaya yang belum terdata.
"Kita baru mengenkripsikan 16 warisan budaya ke UNESCO, seperti batik, keris, wayang, dan pencak silat. Masih banyak yang harus kita lakukan," kata Fadli.
Fadli juga menegaskan bahwa budaya Indonesia memiliki peran penting dalam membangun perdamaian global. Ia mengatakan budaya Indonesia adalah budaya yang damai, ramah, dan toleran.
"Tidak ada negara lain yang memiliki toleransi sehebat Indonesia," ujar Fadli.
Fadli menyebutkan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara yang memberikan hari libur nasional untuk semua agama, mulai dari Idul Fitri, Natal, Waisak, hingga Nyepi. Fadli menyebut masyarakat harus memanfaatkan kekuatan budaya ini untuk berkontribusi pada perdamaian dunia.
"Budaya kita bisa menjadi jembatan dalam proses peace building," kata Fadli.
Fadli juga mengkritik konflik-konflik global yang masih terjadi, seperti genosida di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu korban, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Ia mengatakan itu adalah bukti manusia belum belajar dari sejarah.
"Kita harus mengedepankan diplomasi budaya sebagai solusi," tegas Fadli.
Fadli menegaskan Kemenbud berkomitmen untuk 'menemukan kembali identitas budaya Indonesia' (reinventing Indonesian identity). Menurutnya, identitas budaya yang kuat adalah pondasi penting dalam membangun karakter bangsa.
"Kita bukan bangsa yang baru merdeka. Kita memiliki sejarah perlawanan yang panjang dan peradaban yang tua," ujar Fadli.
"Ini yang harus kita banggakan," tambahnya.
Fadli juga mengajak generasi muda untuk lebih mencintai dan mempelajari budaya sendiri. Di samping itu, ia juga mengimbau agar mereka sampai terpengaruh oleh budaya asing.
"Tugas kita adalah memastikan bahwa orang Indonesia dirasuki oleh budayanya sendiri," ujar Fadli.
Meskipun potensi budaya Indonesia sangat besar, Fadli mengakui masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari masalah administrasi, pendataan, hingga minimnya anggaran untuk mempromosikan budaya Indonesia di kancah global.
"Kita harus bekerja lebih keras. Ini adalah tugas besar yang membutuhkan kolaborasi semua pihak," ujar Fadli.
Sebagai penutup, Menteri Fadli Zon mengajak semua pihak, terutama generasi muda, untuk turut serta dalam memajukan kebudayaan Indonesia. Ia menegaskan sebagai WNI, harus bangga dengan kekayaan budaya sendiri.
"Ini adalah warisan yang harus kita jaga dan terus kembangkan untuk kemajuan bangsa dan perdamaian dunia," kata Fadli.
Dengan pidato ini, Fadli Zon tidak hanya mengingatkan betapa pentingnya peran budaya dalam diplomasi global, tetapi juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam membangun perdamaian melalui kekuatan budaya.
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu