Detik-detik Menegangkan KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali

6 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali  pada Rabu (2/7) malam.

Insiden nahas ini terjadi tak lama setelah saat kapal bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada pukul 22.56 WIB.

KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal. Selain itu, kapal juga mengangkut 22 kendaraan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berselang sekitar 25 menit setelah lepas jangkar, KMP Tunu Pratama Jaya menyampaikan panggilan darurat (distress call) ke Kantor Syahbanda Otoritas Pelabuhan (KSOP).

"Pada pukul 23.20 WIB KMP Tunu Pratama Jaya menyampaikan distress call ke KSOP," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii dalam konferensi pers, Kamis (3/7).

Kapal tenggelam dalam waktu singkat tak lama setelah KSOP menerima distress call.

"Pukul 23.35 WIB, KSOP menyatakan kapal tenggelam," imbuhnya.

Penumpang KMP Tunu Pratama yang selamat, Bejo, mengamini proses tenggelamnya kapal berlangsung cepat dan menegangkan.

Bejo mengaku meloncat ke laut bersama penumpang lain, lima menit setelah mengetahui kapalnya akan karam.

Setelah terjun ke laut, Bejo menyaksikan KMP Tunu Pratama tenggelam.

"Itu arus memang deras. 30 menit kemudian, ini tragedi inti kapal itu tenggelam, hanya enggak sampai 5 menit," kata Bejo saat ditemui, Kamis pagi.

Anak buah kapal (ABK) KMP Tunu Pratama, Richo (26) menduga peristiwa tenggelamnya kapal terjadi menjelang tengah malam. 

Dia tak bisa mengingat dengan detail. Sebab, menjelang tragedi, Richo mengaku sedang tidur menunggu giliran piket.

Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang sudah lima tahun menjadi ABK ini mengaku kaget ketika terbangun, posisi kapal sudah miring.

Peristiwa tersebut ditaksir Richo terjadi Rabu malam, sekitar 11.30 WIB, dini hari.

"Jam 01.00 harusnya saya jaga lagi. Tapi kapal mulai tenggelam sekitar jam setengah 12," kata dia pada wartawan, Kamis, di Jembrana.

Tahu kapalnya miring, Richo kemudian inisiatif mencari posisi paling tinggi. Saat itu, lampu di kapal sudah mati total.

Richo masih ingat, kapalnya miring ke kanan. Ia pun bergerak ke kiri mencari posisi lebih tinggi untuk menyelamatkan diri. 

Kondisi kapal yang sudah setengah tenggelam ditambah blackout alias mati lampu total, membuat orang-orang semakin panik. Richo yang juga merasa panik, akhirnya memutuskan lompat dari kapal bersama sejumlah penumpang lain untuk menyelamatkan diri. 

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengatakan Kantor SAR Surabaya mendapat laporan kapal tenggelam pukul 23.40 WIB.

Selanjutnya, Basarnas Command Center langsung menyebarkan informasi itu ke seluruh kapal yang ada di sekitar lokasis kejadian untuk melakukan operasi SAR.

Pada pukul 23.50. WIB, tim SAR dari Pos SAR Banyuwangi langsung bergerak menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) dan Rigid Bouyancy Boat (RBB) untuk melakukan proses pencarian.

Kemudian, pukul 00.20 WIB tim SAR dari Pos SAR Jembrana juga diberangkatkan dan tiba di lokasi pada pukul 00.55 WIB.

"Pukul 05.30 WIB, Basarnas memberangkatkan KN SAR Permadi dari Kantor SAR Surabaya dan KN SAR Arjuna dari Kantor SAR Denpasar ke lokasi kejadian," tutur Syafii.

Hingga saat ini, proses pencarian dan evakuasi terhadap korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.

Berdasarkan data Basarnas hingga Kamis pukul 11.00 WIB, sebanyak 31 orang ditemukan dalam kondisi selamat dan empat lainnya meninggal dunia. Selain itu, 30 orang masih dalam proses pencarian.

"Basarnas berkomitmen penuh untuk melanjutkan operasi SAR seoptimal mungkin dengan dibantu oleh seluruh potensi SAR yang ada, mohon doanya sehingga proses pencarian dan evakuasi korban dapat berjalan dengan aman dan lancar sesuai harapan kita semuanya," ucap Syafii.

(dis/kdf/thr/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial